"Eh, kok calon istri pagi - pagi gini udah di dapur aja?" Seulgi berjalan sembari menggoda tetangga sekaligus teman dekatnya sejak 18 tahun terakhir ini.
Seulgi melihat di meja makan sudah ada beberapa lauk untuk menemani nasi hangatnya pagi ini.
Lalu Seulgi memberikan senyuman manis -yang katanya paling mematikan itu, pada gadis yang sekarang tengah memegang spatula.
Sepertinya gadis itu sedang memasak tumis kangkung terasi, makanan sederhana kesukaan Mama Seulgi, sekaligus makanan paling anti untuk Seulgi.
Sayuran bernama kangkung yang dipadukan dengan beberapa bumbu begitu, aduh apa enaknya? Pikir Seulgi.
"Diem deh kamu, jangan berisik!" Irene sedikit meninggikan nada bicaranya.
Irene berkata tanpa melihat ke arah Seulgi yang sekarang masih asik memperhatikan dirinya dari samping.
Tapi kalau memang harus dipaksa makan dengan masakan yang tengah di masak oleh Irene, Seulgi tak apa. Untuk Irene, demi Irene, apa sih yang gak dia lakukan.
Seulgi tersenyum geli melihat Irene pagi - pagi begini sudah kesal kepadanya. Memang sangat Irene sekali.
Seulgi lalu menyelipkan rambut yang terurai pada sela - sela telinga Irene di sisi yang sekarang tengah Seulgi pandangi.
Seulgi ingin melihat wajah Irene yang selalu cantik di pagi hari itu, wajah tanpa riasan yang pipinya terasa lembut dan lengkungan garis tipis di bawah matanya yang masih terlihat.
"Lagi masakin buat Mama, ya? Kalau buat aku, kamu mau masakin apa?"
Bola mata Seulgi sekarang mengikuti kemana Irene berjalan, gadis itu ternyata mengambil piring agar masakannya bisa segera disajikan.
Irene masih enggan menjawab. Dia sibuk menata masakannya itu di atas piring.
Seulgi lalu ikut berjalan di belakang Irene karena tak tahan melihat wajah Irene yang tiba - tiba menekuk ketika dia menyadari kehadiran Seulgi pagi itu.
Irene sekarang beralih membersihkan area dapur dan membuang beberapa sampah serta sisa - sisa bahan masakannya ke dalam tong sampah.
Saat ada kesempatan Seulgi mengendus kecil leher Irene dengan matanya yang tertutup.
"Wangi banget sih, rajin banget udah mandi," komentar Seulgi.
Irene langsung berbalik dan memberikan ekspresi garangnya, "Gak usah ngendus - ngendus!"
Irene bermaksud untuk berjalan melewati Seulgi. Namun, Seulgi dengan cepat menghalangi setiap langkahnya.
Irene ke kanan, Seulgi bergerak ke kanan. Irene ke kiri, Seulgi juga bergerak ke kiri. Dia melakukannya dengan cepat sampai - sampai Irene berdecak kesal dan menghentakkan kakinya sekali ke lantai.
Yang ditatap kesal malah tertawa.
Seulgi lalu memegang kedua bahu Irene dengan tangannya. Irene yang sudah pasrah, lebih memilih untuk diam saja memandang Seulgi dengan tatapan tajamnya.
Irene membiarkan Seulgi melakukan hal aneh nya lagi. Entah apa yang akan dia lakukan pagi ini.
Seulgi pertama menatap dahi Irene, lalu beralih ke kedua bola matanya, tak lupa dia juga terlebih dahulu memuji alis Irene yang sudah terbentuk sempurna tanpa harus ditambah atau dikurangi dengan alat bernama eyebrow.
Pandangannya bertemu dengan pandangan Irene. Seulgi selalu berusaha melemahkan tatapan tajam Irene itu dengan tatapan sayunya meski bentuk mata monolid-nya itu memang terkesan kadang menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
100% Bae Irene
Fanfiction"Cintaku? tentu 100% untuk Bae Irene." Kata Seulgi, si cewek yang kelewat laku sampe gonta - ganti pacarnya seminggu sekali. 100% Bae Irene cr 2021 saturnmoon_SR