"Jadi besok kalian sama - sama hari terakhir UAS, ya?" tanya Mama Seulgi sembari menatap satu anak tunggal dan satu anak yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri.
Seulgi mengangguk tanpa bersuara, dia sedang menguyah makan malamnya.
"Iya, Ma," jawab Irene.
"Nanti mau liburan gak? Yuk, katanya kalian mau ke Bali," ujar Mama Seulgi.
"Di rumah aja, Ma. Lagian Irene juga sibuk, libur kuliah bukan berarti libur kegiatan yang lain," ucap Seulgi.
"Kamu sibuk emangnya, Rene?"
Irene mengerjapkan matanya, dia melirik sekilas pada Seulgi. Namun, pandangan Seulgi hanya tertuju pada nasi goreng di bawahnya.
"Um...gak tau si, Ma. Aku ada course, rencananya mau ikut volenteer juga."
Mama Seulgi mengangguk - angguk.
"Tumben banget, biasanya diajak liburan excited. Papa juga ntar 'kan pulang, Gi."
"Iya gapapa di rumah aja, Ma," jawab Seulgi sekali lagi.
Bukan tanpa alasan sebenarnya Seulgi menjawab dengan lemah lesu seperti itu.
Dihitung beberapa minggu setelah kejadian terakhir ketika terjadi perdebatan di antara dirinya dan Irene. Juga setelah confess menyedihkannya di Instagram, dia memilih untuk biasa saja menghadapi Irene.
Irene pun sama, dia bahkan dari yang rajin, jadi semakin rajin. Jarang mampir ke rumah tetangganya itu jika tidak dipaksa oleh Mama Seulgi untuk sekadar sarapan atau makan malam bersama.
Mereka jadi jarang bertegur sapa, bahkan di kampus pun jarang sekali berpapasan, entah mungkin semesta yang mendukung mereka untuk bisa menjaga jarak.
"Atau kamu mau ke UK nyusulin Daddy kamu, Rene?" tanya Mama Seulgi.
Irene menggeleng, "katanya Daddy yang mau ke sini."
"Ooh..."
"Seulgi ke atas dulu, ya, Ma. Mau belajar," ujar Seulgi sembari beranjak dari duduknya dan menyimpan piring kotor di wastafel.
Seulgi berjalan ke atas dengan langkah pelan, kepala yang menunduk, dan ekspresi yang datar.
"Mama mau tanya deh sama kamu, Rene," ucap Mama tiba - tiba ketika sejenak ada keheningan setelah kepergian Seulgi.
"Iya, Ma?"
"Masalah kamu sama Seulgi belum selesai?"
Irene hampir saja tersedak mendengarnya. Masalahnya, dia juga tak mengerti apa yang sudah terjadi antara dia dan Seulgi.
"Seulgi jadi kayak gitu karena marahan sama kamu, 'kan?"
"Terakhir kali Mama tanya sama Seulgi lagi ada masalah apa sama kamu, Seulgi bilang masalah hati."
"Mama udah bilang sih sama Seulgi, dia gak boleh labil kalo beneran suka sama kamu. Mama nyuruh dia bener - bener berjuang buat dapetin kamu."
"Jadi kayaknya Seulgi udah nembak kamu, ya?"
"Dan kamu tolak, gitu?"
Irene hanya bisa terdiam dihujani berbagai perkataan dan pertanyaan dari Mama Seulgi.
"Maaf, Ma..." hanya itu yang bisa diucapkan oleh Irene.
Mama Seulgi tersenyum, "loh, kenapa minta maaf? Kalo perasaan kamu sama perasaan Seulgi gak sama, ya kamu gak perlu minta maaf, Rene," ucapannya begitu terdengar lembut.
"Lagian Mama juga takut, Seulgi gak serius sama kamu."
Irene menggeleng, lalu menatap sendu ke arah Mama Seulgi.
KAMU SEDANG MEMBACA
100% Bae Irene
Fiksi Penggemar"Cintaku? tentu 100% untuk Bae Irene." Kata Seulgi, si cewek yang kelewat laku sampe gonta - ganti pacarnya seminggu sekali. 100% Bae Irene cr 2021 saturnmoon_SR