Aku pernah sampai berdarah-darah demi bertahan sampai sekarang. Aku telah berperang dengan berbagai macam hal di kepalaku.
Memori yang tak diinginkan menyerangku kapan saja, membuka lagi luka yang belum sembuh sepenuhnya.
Aku pernah seterpuruk itu tanpa ada yang mengerti dan menyemangati. Aku berjalan sendiri demi ke stabilanku, tapi semudah itu kamu menjatuhkanku kembali.
Kamu menutup mata dan seolah tuli, memilih pergi dan mengamankan diri sendiri. Lupa, bahwa aku masih tertinggal dan akhirnya menanggung semua memori kelam itu.
Semua teriakan, umpatan kasar, dan semua suara itu yang seakan menjadi backsound dalam kehidupanku kini.
Kamu lebih dewasa secara umur, namun kamu tak pantas di sebut dewasa.
Jum, 11 Juni 2021
01.39