Bab 5

4 1 0
                                    

Jackson berpandangan dengan Rudy, ada tombak menancap di tengah mereka. Wanita di atas menarik garis lurus tombak, merobek atap mobil bagai membelah tahu. Membukanya dengan kasar hingga membuat lubang besar.

Jackson mempercepat laju mobil, berjalan menuju ke sebuah terowongan sempit di depan yang tak terlalu tinggi. Dia berniat menabrakkan wanita itu pada tembok atas terowongan.

"Jack! Cepat!" teriak Rudy sambil mencengkram pegangan di atas pintu mobil dengan erat hingga urat tangannya terlihat menonjol.

Jackson menginjak gas hingga meter kecepatan habis sampai ke ujung. Itu bahkan terasa masih belum cukup.  Rudy melihat ke atas, melihat sekeliling. Ada cukup banyak tombol di depan mereka, dalam kegilaan itu dia menekan semua tombol yang dia lihat termasuk tombol merah paling mencolok di antara semua yang ada, karena ada tanda petir di atasnya.

"Rud! Jangan macam-ma-"

Bom!

Sesuatu terdengar meledak di bagian belakang, tiba-tiba mobil menyala bagai di kelilingi aliran listrik yang menggeliat ke sana kemari dengan gila, itu bahkan mengeluarkan jejak asap berwarna biru dalam setiap jalan yang dilalui.

Kecepatan bertambah melebihi kecepatan angin, Rudy berteriak hingga suaranya serak. Mencengkram setir dengan erat, Jackson bahkan tidak bisa melihat jalan di depannya. Tiba-tiba saja pandangan mereka gelap, itu karena mereka sudah berada dalam terowongan tanpa ada yang sadar.

"Jack! Wanita itu hilang!"

Jackson menatap ke atas, tidak ada jejak keberadaanya, itu berarti wanita itu menabrak tembok terowongan sebelum sempat masuk ke mobil. Namun, Jackson tidak bisa merasa senang, karena sekarang mereka berada di tengah kematian yang sebenarnya. Beruntung jalanan di sana cukup lurus dan kosong tanpa ada orang lain.

Secercah cahaya terlihat di depan, menandakan mereka sudah sampai di ujung terowongan hanya dalam beberapa puluh detik, yang normalnya memerlukan waktu sekitar lima belas menit. Siapa sangka jika sebenarnya wanita itu justru lolos dengan melompat ke atas terowongan dan mengejar mereka lewat sana.

Mata Jackson terbuka lebar sedang Rudy di samping terlihat lemas tanpa bisa bereaksi apa pun lagi. Wajahnya mengatakan bahkan mungkin inilah akhir dari kehidupan, sebelum nemuntahkan semua isi perutnya yang sejak tadi ditahan untuk tak keluar. Jackson mengernyit, memikirkan bahwa hari ini adalah hari terburuk yang pernah ada.

Terlihat siluet seorang wanita berambut pendek, berdiri tegak tepat di depan terowongan dengan memegang palu besar yang melebihi ukuran tubuhnya sendiri.

Jackson meremas setir hampir melepaskannya dari tempat kemudi. Matanya menatap tajam dan dingin ke depan. Melalui kaca mobil yang telah pecah mereka saling menatap dengan pandangan bermusuhan.

Jackson tidak akan berhenti begitu pula wanita itu tidak akan memberi jalan. Mengangkat palunya tinggi-tinggi, wanita itu bersiap memukul ke depan sekeras mungkin, begitu pula dengan Jackson yang melaju tanpa mengurangi kecepatan, dia sudah memutuskan untuk menabraknya jika tak minggir saat itu juga.

Palu besar dan mobil beraliran listrik secepat kilat  tidak ada yang tau siapa yang akan menang pada akhirnya. Dalam detik menentukan itu, waktu seakan berjalan dengan lambat. Jackson bahkan melihat dengan jelas bagaimana palu itu berayun ke arahnya.

Brakkk!!

Palu dipukul keras ke tanah, jalan itu hancur seketika, membuat efek gelombang tinggi di sekitarnya sebelum jatuh ke tanah dalam bentuk serpihan kecil. Mobil Jackson terangkat, melambung tinggi ke atas sebelum ujung depannya menyentuh palu si wanita.

Teriakan putus asa Rudy terdengar dari dalam mobil. Mereka masih dalam terowongan, itu membuat kepala mereka terbentur ketika mobil melambung tinggi lalu guncangan kedua datang saat mobil mendarat dengan keras ke tanah.

Read OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang