Mature Content
.
.
.
Law merasakan pening di kepala ketika terbangun di sebuah ranjang king size yang tidak ia kenal. Ada aroma citrus tertinggal di bantal yang ia tiduri, dan ini adalah wangi nostalgia baginya. Menggerakkan kepalanya untuk memindai sekeliling, ia pun bertambah heran karena merasa sungguh tidak familiar dengan ruangan ini.
Law tertatih bangkit meninggalkan empuknya ranjang tanpa mengindahkan bagaimana kondisi tubuhnya saat ini benar-benar tak terbalut sehelai pun benang.
Sebenarnya ia memang belum sepenuhnya sadar. Otaknya masih setengah terkuasai alkohol sisa minum-minum tadi ketika dirinya yang begitu tertutup pada akhirnya bersedia diajak karibnya___satu-satunya kawan yang dia punya, yaitu Eustass Kid untuk menghadiri reuni SMA-nya.
Ah iya, alasan ia mau diajak Kid ke reuni sebenarnya gara-gara katanya cinta pertama Law yang sudah lama tinggal di Perancis, akhirnya datang juga ke acara tahunan tersebut.
Mungkin sudah sekitar sepuluh tahun Law tak berjumpa dengan cinta pertamanya itu, tepatnya sejak kelulusan SMA. Waktu yang tidak sebentar mengingat hingga kini, ia belum bisa melupakan pemuda ceria dengan senyum secerah matahari musim panas tersebut
Saat bertemu setelah sekian lama, sosoknya belum banyak berubah. Masih manis, imut, cantik, dan menawan seperti dulu. Bahkan garis kecantikannya semakin tampak kentara dengan bertambahnya usia.
Sayangnya Trafalgar Law terlalu pengecut. Sejak dulu sampai sepuluh tahun kemudian, dirinya tetaplah sosok pecundang yang hanya berani menatap si manis pujaannya tersebut secara diam-diam, begitu pun saat reuni tadi, Law yang masih saja takut memulai pembicaraan malah sibuk menegak wine hingga tak terhitung jumlah gelasnya, dan tubuhnya yang memang kurang memiliki toleransi terhadap alkohol, berakhir dengan tak sadarkan diri.
Ia seenaknya menebak bahwa dirinya masih di alam mimpi, makanya dalam jangkauan penglihatannya tersuguh pemandangan sosok sang pujaan hati tengah mandi___tentu saja namanya orang mandi sudah pasti telanjang.
Law mengucak matanya, pemandangan tubuh mulus dan telanjang si manis tetap berada di depannya, lebih tepatnya membelakangi dirinya yang kini di ambang pintu kamar mandi.
Law menarik napas, begitu merasakan adik kecilnya di bawah sana bereaksi-perlahan mengembang, hingga mengacung tegak berurat, dan siap untuk digunakan.
"Luffy-ya, terima kasih sudah selalu datang ke mimpiku." Gumamnya, mulai melangkah menghampiri sosok yang ia panggil Luffy itu.
Seratus persen Law masih menganggap bahwa dirinya saat ini memang tengah bermimpi. Mimpi basah lebih tepatnya.
Ia mendekat, lalu tanpa sedikit pun keraguan memeluk Luffy dari belakang, membuat pria mungil itu terkejut, sehingga kran shower yang tadinya digunakan untuk mengguyur tubuhnya reflek terjatuh.
"Tubuhmu sangat kecil, sehingga pas untuk kudekap seperti ini."
Sembari mendekap lebih dalam, Law menyaruk-nyarukkan kejantanannya pada belahan pantat Luffy, sementara hidungnya giat mengendus punggung leher pemuda mungil itu.
"Wangi memabukkan yang begitu nyata." Ujar Law tepat di belakang telinga memerah Luffy.
Tentu saja pria mungil itu merasakan bulu romanya meremang. Terlebih Law tak ragu menjilat telinganya, lalu tangan besarnya mulai bergerak mendatangi daerah-daerah sensitif Luffy,
"Nghh!"
Lenguhan pertama lolos kala Luffy merasakan kemaluannya ditangkup untuk diurut perlahan. Tanpa sengaja saat melenguh karena terkejut tadi, ia menggerakkan pantatnya, sehingga memicu milik Law yang sudah terhimpit belahannya jadi ngilu. Bukan ngilu sakit, melainkan ngilu nikmat yang membuat pria itu menggila karena terbuai rangsang.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Ten Years - LawLu 🔞 ☑️
FanfictionLaw terbangun di dalam sebuah ruangan asing dalam keadaan tak berbalut sehelai benang pun. Dan yang lebih membuatnya terkejut ada sosok manis yang sudah sepuluh tahun tidak pernah ia jumpai tengah terlelap di sampingnya dalam keadaan telanjang seper...