3. Forever Us (End)

2.8K 208 24
                                    

Luffy sama sekali tidak menyangka jika reuni SMA-nya tahun ini akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Meskipun sebagai lelaki dewasa yang tergolong cukup senang bersosialisasi, tetap ada kalanya ia merasa jenuh dan kurang bersemangat mendatangi acara kumpul tahunan seperti sekarang.

Semua menjadi berbeda ketika seseorang yang dulu pernah menarik perhatiannya secara tak terduga menghadiri acara sosialisasi yang Luffy pikir tidak mungkin lelaki itu sukai, mengingat sifat penyendirinya semasa sekolah dulu.

Trafalgar D Water Law, lelaki beraura suram tersebut pada akhirnya muncul setelah dasawarsa sudah berlalu.

Rasa percaya diri yang selama ini amat Luffy banggakan mendadak menguap bak embun terserap terik matahari siang. Ia pun hanya diam di tempatnya sembari sesekali melirik kearah di mana Law tampak meneguk lusinan gelas wine. Seorang lelaki dengan tubuh kurus tampak beberapa kali menghentikan pergerakan tangan Law yang hendak menuangkan gelas lainnya, sayangnya pria itu tak mengindahkan. Alih-alih itu ia malah meneguk langsung dari botolnya, kemudian sedikit mendekatkan kepalanya ke telinga si kurus tadi, lantas bangkit berjalan sempoyongan menjauhi hiruk pikuk ruangan.

Tidak sebentar pun Luffy mengalihkan perhatiannya. Serta-merta ia ikut bangkit tergesa meninggalkan beberapa teman-temannya yang kemudian terdengar meneriakkan beberapa pertanyaan, seperti mau kemana dia, kenapa tergesa-gesa, dan beberapa pertanyaan serupa lainnya yang terdengar saling tumpang tindih.

Sesampainya di luar gedung tempat reuni SMA-nya diadakan, pemuda kecil itu memindai ke segala arah hanya untuk menemukan Trafalgar Law yang tengah membungkuk di depan tong sampah.

Kedua sudut bibir Luffy terangkat membentuk senyum tipis. Ia seakan merasa lega lelaki itu belum pergi terlalu jauh. Ia lantas berlari kecil menghampiri Law, dan secara reflek menepuk punggung pria tersebut.

Bau alcohol bercampur dengan anyir muntahan menyeruak di udara begitu Law menumpahkan seluruh isi perutnya. Dan dengan sabar Luffy menepuk serta menggosok punggung lebar pria lebih besar di dekatnya____sampai akhirnya cengkraman kuat Law menghentikan pergerakan tangan Luffy.

Pupil mata Law melebar mendapati keberadaan Luffy.

"Luffy-ya?"

Dipanggil dengan suara deep nyaris berbisik seperti itu bagaimana jantung Luffy tidak berdetak lebih giat? Ia mengerjab memperhatikan pergelangan kurusnya yang terkunci oleh tangan kokoh pria besar di dekatnya.

"Aku senang kau masih mengenaliku setelah sepuluh tahun berlalu, tapi bisakah kau lepaskan dulu tanganku? Itu....cukup menyakitiku.." ucap Luffy sambil memaksakan senyum canggung.

Law tampak terhenyak, reflek melepaskan tangannya. "Ma-maaf, aku tadi reflek."

Kepalanya terasa sangat pusing karena terlalu banyak meneguk alcohol, tapi suasana saat ini masih lebih membuatnya enggan menyerah pada ketidaksadaran. Saat ini, dimana untuk pertama kalinya setelah sepuluh tahun ia bisa berada cukup dekat dengan lelaki yang tak pernah absen muncul dalam mimpinya. Lelaki yang selalu ia damba, lelaki yang berhasil menjadikannya tetap perjaka di usiannya yang sudah terlampau matang, dimana kebanyakan orang seusianya tidak mungkin bisa mempertahankannya.

Bukan lantaran Law tidak populer. Dengan rupa dan postur tubuh yang ia miliki, mana mungkin lelaki itu tidak digilai oleh banyak orang. Ia bahkan sering mendapat serentetan sumpah serapah dari kawan-kawannya lantaran kecemburuan mereka terhadap kepopuleran Law. Tapi toh pria tersebut tidak pernah bisa membuka hatinya untuk orang lain. Sejak sepuluh tahun yang lalu, saat dimana semua orang mengabaikannya lantaran kasus korupsi yang menimpa keluarganya, hanya pemuda kecil di dekatnya ini yang mau berbicara dan bertingkah normal padanya. Hanya Luffy seorang, siswa di sekolahnya yang memperlakukannya seperti manusia. Pemuda riang itulah yang membuat hati dingin Law perlahan menghangat, hingga saat tersadar ia sudah terjatuh ke dalam pesona si marga D.

After Ten Years - LawLu 🔞 ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang