1| Rhion

11 1 0
                                    

T I M E O U T
_____________

     COWOK dengan badan kurus dan mungil itu terisak pelan. Air mata mengaburkan penglihatannya yang terbatas karena tidak bisa melihat objek jauh. Sementara itu, seorang cowok berbadan sedikit gempal, tersenyum mengejek ke arahnya.

“Kok enggak ngelawan? Sini, katanya lo berani sama gue?" Aldo, cowok yang tersenyum mengejek itu berjongkok, ia menarik wajah Rizki hingga mendongak. “Ayo, jangan bilang lo takut sama gue, idiot."

Rizky menepis tangan Aldo dan menatapnya benci, tapi cowok itu langsung memalingkan wajah, meraba-raba lantai di sekitarnya. Berusaha menemukan kacamata miliknya yang telah dipatahkan Aldo.

Orang-orang di kantin itu hanya menonton. Ingin membantu Rizky, tapi dilain pihak mereka takut melihat tampang sangar Aldo. Apalagi, dari yang mereka tahu, kalau ada satu orang saja yang menahannya, maka tamat riwayat orang tersebut.

Aldo berdiri, ia menunduk, memandang Rizky sinis, ujung sepatunya kemudian terangkat dan ia menginjak kaki anak laki-laki itu hingga ia berteriak kesakitan.

“Lepasin!" lolongnya.

Aldo menginjak lebih keras. “Apa?" tanyanya sambil sedikit membungkuk.

“Lepasin." Gigi Rizky saling bergemeletuk, rahangnya mengeras.

“Bilang apa?" ulang Aldo. Ia tersenyum puas, tapi senyum itu luntur dan bibirnya terbuka lebar saat seseorang tiba-tiba saja menarik kerahnya lalu tanpa aba-aba menendang tulang kering cowok itu sampai tersungkur dan mengerang kesakitan di lantai kantin.

“Bangun!"

Suara itu menggema, memenuhi kantin dengan aura mengerikan. Semua orang yang ada di sana bersumpah, kalau mereka bisa melihat dengan jelas, asap kehitaman membalut tubuh orang itu.

Aldo mendongak, tatapan matanya menajam saat mendapati seorang cewek dengan gaya rambut laki-laki itu berdiri congkak di hadapannya.
“Sialan lu, Rhion!"

Cewek bernama Rhion itu terkekeh. “Lo bilang gue apa?"

Rhion membungkuk, wajahnya hanya beberapa sentimeter dari Aldo, dan seringai lebar terbit di kedua sudut bibir. “Coba ulangi," tekannya.

“Sialan lu!"

Bugh!

Rhion memukul wajah Aldo, mendorongnya kembali hingga terlentang di lantai.  Darah mengucur dari kedua lubang hidung setelah terkena bogeman keras.

“Bangun!” pekik cewek itu.

Kerumunan siswa yang ada di sana membisu, tapi sebagian dari mereka merasa puas melihat bagaimana Aldo dipukuli hingga hampir KO. Cowok itu pantas mendapatkan balasannya. Apalagi, yang menghajar Aldo itu, Rhion. Mereka tidak berani melerai sama sekali.

Sambil bertumpu pada kedua tangan, Aldo bangkit berdiri. Walaupun kedua kakinya dalam keadaan goyah, tetapi cowok itu menatap Rhion nyalang.

“Lo!" tunjuk Aldo.

“Kenapa?" balas Rhion garang.

“Berani sama gue?"

Rhion berkacak pinggang. “Beranilah! Apalagi cowok pengecut kayak lo!"

“Siapa yang pengecut?"

Time OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang