Puisi Soe Hok Hie " Sebuah Tanya "

1.1K 13 0
                                    

“akhirnya semua akan tiba

pada suatu hari yang biasa

pada suatu ketika yang telah lama kita

ketahui

apakah kau masih berbicara selembut

dahulu?

memintaku minum susu dan tidur yang

lelap?

sambil membenarkan letak leher

kemejaku”

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di

lembah kasih, lembah mendala wangi

kau dan aku tegak berdiri, melihat

hutan-hutan yang menjadi suram

meresapi belaian angin yang menjadi

dingin)

“apakah kau masih membelaiku

semesra dahulu

ketika ku dekap kau, dekaplah lebih

mesra, lebih dekat”

(lampu-lampu berkelipan di jakarta

yang sepi, kota kita berdua, yang tua

dan terlena dalam mimpinya. kau dan

aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara

ketika malam yang basah menyelimuti

jakarta kita)

“apakah kau masih akan berkata,

kudengar derap jantungmu. kita begitu

berbeda dalam semua

kecuali dalam cinta?”

(haripun menjadi malam, kulihat

semuanya menjadi muram. wajah2 yang

tidak kita kenal berbicara dalam

bahasa yang tidak kita mengerti.

seperti kabut pagi itu)

“manisku, aku akan jalan terus

membawa kenangan-kenangan dan

harapan-harapan

bersama hidup yang begitu biru”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puisi Soe Hok Gie " Sebuah Tanya "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang