B

15 4 0
                                    


Setelah percakapan yang sudah terjadi sekitar 3 hari yang lalu, dan kemarin adalah kepindahan Gea untuk memulai hidup barunya menjadi dewasa, ia kini sudah tinggal di apartemen milik ayahnya. Sendiri tentunya.

“Tahun ini, tahun ketiga di SMA. Dua bulan lagi udah mau ujian, terbilang sangat cepat..” monolog Gea setelah selesai beres-beres kamarnya. Dengan laptop di pangkuannya, dan segelas cokelat hangat yang menemaninya untuk mengerjakan tugas yang sudah ia terima dari ayahnya membantu memimpin kantor milik ayahnya. “Hmm…saham tahun ini sedikit menurun..?” gumamnya.

Ting..! suara dari HP nya memberhentikan sejenak kegiatan yang ia lakukan. “Ngapain dia kesini?” Setelah menerima pesan yang entah dari siapa, Gea beranjak dari duduknya dan membuka pintu apart nya.

“EYOO!!” sapa manusia yang gak ada sopan santunnya

“Chita!! Lu kalo mau masuk rumah orang permisi anjrot”

“Heleh.. orang ke apart ayah sendiri lebay banget lo kak!” jawab manusia yang ternyata adeknya (bungsu biasanya diem kan ya :v meski tidak semua, wkwk). kemudian duduk di sofa sang kakak “Lagi kerjain kerjaan kantor ya kak?”

“Hmm. Mau apa kesini?” jawab Gea dengan membawa minuman dari dapur dan duduk di samping adeknya.

“Tidak ada, hanya ingin. Kak…?” panggil Chitta. Sedangkan Gea sudah kembali berkutat dengan pekerjaan kantornya. “Apa?” jawab Gea tanpa berpaling dari pekerjaannya

“Emm…apa..kakak masih sering melakukannya? Obat kakak masih kakak minum? Kakak masih sering…?”

Helaan nafas terdengar dari mulut Gea setelah mendengar pertanyaan dari adiknya tersebut. “Apa kau datang hanya karna pertanyaan itu?” tanya Gea dengan menutup pelan laptopnya dan menatap adiknya.

“Tidak.. tadi bunda memintaku untuk membawakan makanan ini dan…aku hanya khawatir. Apakah tidak boleh??” sahut sang adik dengan menatap netra cokelat milik kakaknya.

Gea memejamkan matanya mendengar penuturan dari adiknya dan kembali menghela nafas panjang, “Kau tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja. Kau ikut akselerasi kan? Maka ujianmu sama denganku. Dua bulan lagi. Jadi, pikirkan saja itu. Tidak usah memikirkan hal lain.”

“Tapi, aku sungguh ingin tau kakak.. Kau tau kan? Hanya aku yang tau rahasiamu itu?”

Gea memejamkan matanya dan kemudian membukanya secara perlahan dengan punggung yang bersandar pada sofa “Entahlah, aku juga tidak bisa bilang aku sembuh sepenuhnya” setelahnya menegakkan badannya dan kembali menatap adiknya dengan tersenyum “Sudah ku katakan aku baik-baik saja. Tidak hanya kau yang tau, dokter Lee dan kedua sahabat biadab kakak juga tau. Jadi, kau tenang saja. Kakak akan bercerita dan mengatakan apa yang kakak rasakan padamu jika kakak butuh teman.”

Chitta yang mendengar penuturan keluar dari mulut kakaknya sangat sakit mendengar apa yang di katakan kakaknya. Setelahnya, ia menghamburkan dirinya pada kakaknya “Ku mohon..bertahanlah kakak” . Tangis Chitta pecah saat itu juga, dan Gea hanya mengangguk sambil memeluk adiknya, “Cup.. Berhentilah menangis, tentu.. Kakak akan baik-baik saja..”

Setelah beberapa menit menghabiskan waktu berdua, jam sudah menunjukkan pukul 7 malam

“Kakak, Chitta balik dulu. Ingat…jangan terlalu memaksakan diri, kau hidup sendiri”

“Aishh… bawel bener elah. Iya adik manisku, pulang sono.. ganggu mulu lu mah” Jawab Gea di selingi canda tawa yang biasa ia lakukan pada adik bungsunya

“Anjir lu” jawab chitta dengan raut wajah datar miliknya “Heh.. cocotnya”

Setelah perdebatan kecil yang ia lakukan, akhirnya Gea kembali sendiri. Ia mengunci pintu apartnya dan berjalan sambil menghela nafas kembali ke sofa, “aku juga tidak tau, aku ini kenapa..cih” monolognya dan kembali berkutat dengan pekerjaannya hingga larut malam.

“Sial, badan gua pegel banget hah..” Gea merapikan laptop dan berkas yang berserakan dan bergegas ke kamarnya.

“Berpura-pura memang selalu melelahkan” gumam Gea dan merebahkan badannya di atas kasur queen size miliknya.

<3

GEA POV

“Eh Gea? Mau ikut kita gak?” tanyanya

“Ke-kemana Ris?” jawabku sambil menaikkan kacamataku yang turun ke hidungku

“Yak elah.. Gausah takut” jawabnya sambil tersenyum yang sangat menyebalkan di mataku, bodohnya aku yang tidak bisa untuk mengeluarkan amarahku.

“Gu-gua ga ta-takut sama lu!” bentakku sambil berusaha untuk menatap matanya. “BERANI LO?” teriaknya, yang pada waktu yang bersamaan rasa sakit itu kembali yang ku rasakan.

END





























“HAH!! BUNDA!!!” mimpi itu lagi.. Ada apa ini? Kenapa datang lagi? Gea terbangun dari tidurnya dan jam masih menunjukkan pukul 3 pagi, baru sejam dia tidur. Setelah duduk termenung sebentar, Gea keluar dari kamar dan menuju dapur.

Kenapa lagi? Padahal sudah lama aku tidak memimpikan hal itu? Tanyanya dalam keheningan apart subuh itu.

Dengan langkah pelan, ia membuka balkon apartnya di temani secangkir susu vanilla hangat di tangannya. Tidak peduli angin yang berhembus menerpa kulitnya yang halus, kembali ia merenung disana.

Satu hal yang ia pikirkan, mimpi itu..terulang kembali. Dimana Gea yakin, bahwa akan terjadi sesuatu dalam waktu dekat ini.




Hallow!!!! Terima kasih buat yg votment, jangan lpa kasi vote yak.. Hehehehehehe.. Biar mangatss ni..!! Maaf gajelas, wkwk, bnrn lagi riweh sndiriiii sm RL.
Happy reading readers <3
Sehat terus yaaaa

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang