Benar, jika bukan diri sendiri siapa lagi yang bisa memahami diri sendiri?
Tapi mengapa? aku selalu bisa memahami orang lain, tetapi untuk memahami diri sendiri sangat sulit. Sayatan demi sayatan di tanganku yang sudah telalu banyak dan menimbulkan bekas yang sangat tidak nyaman untuk dipandang, adalah bentuk ketidak tahuan ku tentang diriku sendiri.
Apa aku tidak bisa menyayangi diriku sendiri? Stop berkorban terlalu banyak demi orang lain, mengucap maaf pada diri sendiri pada saat gagal dan percaya bahwa aku bisa melakukannya, apakah sesusah itu?
Kembali aku membuka buku yang berisi kenangan masa lalu yang kelam.
Kenapa?
Kenapa se-sulit itu memahami diri sendiri?
Lantas jika bukan aku? lalu siapa?
Tidak pernah terbayangkan, kenapa bisa terfikirkan untuk mengakhiri diri sendiri.
Dunia ini akan fana pada waktunya, siap atau tidak akan kembali kepada-Nya.
Tapi jika belum waktunya, kenapa harus terburu buru?
Lalu sebenarnya aku siapa?
Apa ini benar benar diriku sendiri ataukah hanya sekumpulan diksi yang belum ku mengerti.
Entah apa yang ku pikirkan pada saat itu.
Benar kata orang orang, aku hanya ingin menghilangkan masalahnya, bukan ingin mengasingkan diri ku dari bumi.
Sakit rasanya, melihat orang orang sekitar yang ternyata sampai saat ini masih membutuhkan ku, menangis pada saat aku kembali diberikan izin oleh Tuhan untuk kembali ke bumi.
Kenapa pada saat itu aku terlalu bodoh dan berfikir mengakhirinya, padahal banyak orang di bumi yang tidak ingin melihat ku pergi.