2. apa itu benar ?

1 1 0
                                    

Rena's pov

Apa mereka benar - benar menginginkan aku kembali ? Mengapa ? Bukan kah aku selama ini hanya pembawa sial? Hahaha lucunya semestaku.

Tuhan, mengapa Kau tidak menjemputku saja, aku tidak tahan hidup berdampingan dengan para iblis yang perlahan membunuhku.

Tuhan, mengapa saat aku kembali kesini pandangan ku tetap saja tak berubah, mengapa tetap berwarna hitam dan putih? Tuhan, aku ingin melihat warna layaknya manusia normal.

---

14 hari sejak Rena terbangun dari tidur lamanya akhirnya ia bisa meninggalkan rumah sakit.

Terlihat wajah cantik dengan bibir merah yang berjalan dengan ceria meninggalkan tempat yang membuatnya pulih.

"Kamu tau ngga Ren?", tanya pria paruh baya kepada anak kesayangannya.

"Apa yah?", Rena yang terlihat penasaran.

"Selama kamu dalam tidur panjang mu, kak Rey selalu menemani mu, hampir setiap malam dia menangis memanggil namamu, agar kamu segera bangun", pria itu bercerita.

Rena yang mendengar langsung terdiam, satu persatu air mata mulai membasahi pipinya. Ia tidak menyangka jika ia memang benar benar dibutuhkan kembali di dalam dunia ini.

"Loh yah kok Rena nangis", tanya kakak kesayangan Rena tersebut. Pria paruh baya itu hanya menunjukkan senyuman.

"KAK REYYYYY", Rena yang berlari dan memeluk erat tubuh kakak satu - satunya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAK REYYYYY", Rena yang berlari dan memeluk erat tubuh kakak satu - satunya itu.

"Maafin Rena ya kak.. hiks... Rena baru bisa bangun... hiks...", Rena yang masih memeluk erat tubuh kakaknya itu.

"Iya Renaa.. inget ya kamu itu Manusia paling spesialll di dunia inii buat kakak", Rey masih memeluk erat Rena.

Tanpa sadar, semakin banyak air mata yang mengalir di pipi Rena yang membuat kemeja Rey basah.

Mereka pun masuk ke dalam mobil untuk kembali pulang ke rumah.

---

Rena's pov

Tak ku sangka, aku lah manusia yang sangat dicintai oleh kak Rey. Membuatnya menangis adalah sesuatu yang paling ku benci.

Kenapa pada saat itu aku egois. Kenapa? Kenapa aku hanya memikirkan diriku sendiri. Kenapa pada saat itu aku tidak memikirkan orang orang di sekitarku?

Apa mereka akan senang dengan kepergianku, atau aku malah membuat mereka hancur. Bodohnya diriku.

"Ren, mikirin apasih?", Kak Rey yang tiba tiba memecahkan keheningan dalam mobil.

"Gaada kok kak hehe, cuman ngeliatin jalan, banyak yang jualan ya sekarang", mudahnya lidahku berbohong.

MonokromTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang