PSK & Tetangga

29 11 6
                                    

Gang Xxx, begitu orang-orang menamai daerah itu. Gang kecil temaram, tidak ada yang menyangka jika itu tempat pelacuran terselubung yang kebal hukum. Aparat tentu sudah mengendus keberadaan tempat itu.

Pelacuran kelas buruh, orang-orang bilang. Kebanyakan para pekerja atau pun pria pendatang yang iseng ke tempat itu. Tentunya dikarenakan jarak yang memisahkan dengan istri-istri mereka.

Salila, pelacur kesayangan dan terpopuler di tempat itu, tinggal di rumah kos tidak jauh dari Vijata tinggal. Terkadang Salila menerima order di kosan juga. Double job.

Setiap pulang dari kerja atau ke Pura untuk berdoa, Vijata melewati rumah kos Salila. Wanita tuna susila yang molek itu. Sesekali mereka berpapasan di depan jalan atau di pengkolan rumah.

"Pagi... ", Salila menyapa Vijata. Mereka tidak saling kenal tentunya. Tetapi Vijata tahu kalau dia bernama Salila. Gunjingan di komplek cepat meluas.

Vijata pun membalas senyum Salila. Jantungnya berdebar berpapasan dengannya.

"Apa dia tidak penyakitan yah gonta-ganti pasangan begitu?", otaknya berkecamuk.
Kepo tentang Salila.

"Dosanya pasti segunung..."
"Belum lagi aahh... entahlah
Sulit aku membayangkan kehidupan PSK".

Vijata mencoba men-delete pikirannya. Tetapi setiap dia melewati kos Salila pikirannya berkecamuk membayangkan perbuatan mesum. Bahkan disaat Vijata ke pura, untuk sembahyang.

Hari itu dia tidak bisa membendung pikiran mesumnya. Ya dia sendiri punya pacar. Baginya berhubungan suami istri adalah hal biasa dengan pasangannya tentunya.

Di Banjar dekat pura dia pun curhat dengan Komang Nyana.
"Mang, Salila bohay banget ya"
Suka lu godain gak?

"Jangankan godain dia Jay,
colek pantatnya aja gue udah pernah hahahaa...,"
"ehmmm... padet,
"empuk kayak jelly",
sembari memejamkan matanya, Komang Nyana membayangkan rasa itu.

"Brekele lu, hampir semua cewek dah lu towel aja.
"Kok bisa-bisanya kamu kenal dia?.
"Heseghh urusan begitu sih aku ahlinya bro!"

"Eh ehh... ngapain lu nanya-nanya dia?.
"Bukannya kamu ahli ibadah. "Alim setia. Satu pacar ampe bunting hahaha...."

"Kapan lu nikahin anak orang?
"Jangan ampe brojol baru nikah. "Kasihan Ketutnya", Komang Nyana beringsut dari Vijata.

Sementara di gang Xxx Salila merasa kelelahan malam itu.
Dia pulang nebeng Komang Nyana. Karena gojek malam itu tidak ada satu pun yang datang secara online atau pun offline.

Hanya Komang Nyana yang menyelamatkan malamnya Salila.

"Malem bener jam segini baru kelar", ujar Komang Nyana.
"Untung aku masih minum-minum di pos gardu, pas kamu telepon tadi.

Ah begitu lah duniaku Bli.
Semuanya absurd tidak jelas jam kerjanya.
Banyak orang yang bilang gampang jadi pelacur.
Modal ngangkang maka uang akan datang.
"Bodohnya mereka!"
"Kata siapa cuma ngangkang uang datang?".

Komang Nyana mendengarkan curhatan Salila dengan serius.
Raut wajah Komang Nyana agak lelah karena kebanyakan arak madu racikan temannya di pos gardu.

Salila masih terus melanjutkan suka dukanya menjadi PSK.
Komang belum menyetarter motornya. Rupanya menunggu perintah Salila saja.

Buktinya aku harus mematikan hati dan perasaan dulu.
Menyibukkan otak, baru bisa ngangkang.

Hatiku pilu
Lidahku kelu
Kumenjerit menyebut Tuhan setiap aku meladeni pria-pria cecunguk itu

Tiap langkahku ke gang setan ini. Hati dan pikiranku hanya menyebut dan mengingat Tuhan. Karena aku begitu rindu dan ingin damai dalam dekapNya.

Motorpun melaju menuju kos Salila. Dia mendekap Komang Nyana.

"Hanya orang bodoh yang bilang jadi pelacur itu gampang!",
rupanya Salila belum tuntas dengan jeritan hatinya.

Aku harus cantik seperti imajinasi para pelanggan.
Apalagi sekarang persaingan semakin ketat.

Kalau wajahku biasa-biasa saja, bisa-bisa aku nggak dapat pelanggan.

Badan juga harus bohay dengan lekukan pada bagian dada dan pantat.

Sedikit gendut saja, para pelanggan akan mengeluh. Katanya terlalu berlemak lah, terlalu beratlah.
Mereka mungkin tidak punya kaca.
Macem mereka punya bodi bagus aja. Bah!! Setan alaas...

Komang Nyana tertegun dan tidak bisa berkata-kata lagi dengan luapan hati Salila.

Nuraninya memahami rasa sakit yang dialami Salila saat ini.

"Itu tidak mudah",
Komang Nyana menyahut lirih.

Dimatikan mesin motor.
Salila sudah sampai kos dan mengucapkan terima kasih telah mengantarnya.

Dia merogoh kantong mencari uang kembalian nasi goreng, untuk diberikan Komang.

Tetapi ditolak dengan keras.
Tidak...tidakk...
Tidak usahh

Aku mengantarmu sebagai teman. Anggap saja begitu.

Ah...terima kasih,
Salila tersenyum dan masuk ke gerbang kos.

Keesokan harinya, ada acara melukat di Sebatu pemandian untuk penyucian diri. Vijata dan Komang Nyana bertemu di tempat itu.

Vijata memulai obrolannya, "kalau melukat begini bro, aku rasanya suci kembali.
Tapi ntar keluar dari genah melukat ini,
otakku berkecamuk lagi".

Oh Salila
Salilaaa...

Komang Nyana tertegun.
Kamu kenapa Jay?. Panggilan karib Vijata.

Ini tempat suci bro!
Di air pemandian
Di pura
Di tempat kerja

Utek lu bener-bener ngeres dah.
Masih mending Salila tahu gak lu!
Badannya aja dia lacurin.
Tapi hati dan pikirannya hanya mengingat Tuhan.
Tidak ada yang lain!

Dia mungkin pelacur Jay di mata kita semua.
Tapi dimataku - kamu lah yang sejatinya pelacur !

#30daywritingchallenge
#day-8

Sekar Gendhis
****



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 17, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PSK & Tetangga Where stories live. Discover now