part 2 -Ospek-

7.4K 656 17
                                    

Ngasal aja ya gyus....
Jujur ngga tau gimana dunia perkuliahan karma gue juga masih SMA😁.....

"Cara takdir mempermainkan jalannya sungguh hebat. Sampai aku bertanya kenapa harus aku yang berada di posisi ini?"

Hari ini adalah hari pertama Aruna menjalankan ospek. Dan kegiatan pertama yang akan di lakukan oleh Maba seperti dirinya adalah Orientasi belajar mengajar baru saat agak siang akan di lanjutkan Orientasi kehidupan kampus.

"Gue bisa demi Azel!" seru Aruna di hati menyemangati dirinya sendiri.

Setelah satu jam lebih masa Orientasi belajar mengajar kini Aruna bersama dua teman barunya, Karin dan Sasa menuju kantin kampus.

Saat di perjalanan menuju kantin banyak tatapan yang melihat Aruna dengan tatapan memuja. Dari Maba seperti dirinya dan juga para senior. Tapi Aruna tidak memperdulikan tatapan mereka. Karna dia tau dia tidak sebebas dulu.

"Anjir! Jalan sama Runa berasa jadi artis gue," ujar Karin sambil menggeleng takjub.

"Yang di sorot Runa yang ke ge'eran lo! Situ sehat?" tanya Sasa dengan nada nyolot.

Aruna terkekeh melihat interaksi dua teman barunya. Menurut dia saat pertama kali berkenalan Aruna sudah menebak sifat mereka sangat freindly dan gampang berbaur membuat Aruna nyaman. Usut punya usut ternyata mereka dulu adalah sahabat saat SMA.

"Diem lo micin! Bacot lo kalo ngomong ngga pake bismillah dulu."

"Diim li micin! Halah bacot lo!" dengus Sasa dengan nada menye-menye.

"Lo....."

"Udah deh jangan kayak anak kecil. Ayok kita cari tempat duduk sebelum penuh," ujar Aruna yang berperan sebagai penengah keduanya.

Dan tepat saat ketiga gadis itu memasuki kantin mereka menjadi perbincangan.

"Wagelas! Tu Maba apa bidadari nyasar?"

"Anjir Viona ada saingannya sekarang!"

"Viona mah kalah. Liat aja dia cantik banget,"

"Paling pake skincare makanya glow up!"

"Anggap aja kita ngga punya kuping," ujar Karin yang jengah dengan perkataan perempuan di kantin yang mengatakan tidak-tidak pada Aruna.

Mereka tidak tau saja jika perempuan yang mereka puji sudah memiliki anak. Bicara soal anak, Aruna jadi merindukan anaknya itu.

"Ngga usah di dengerin Run,"

Aruna mengangguk lalu duduk di kursi yang kosong lalu Sasa yang menawarkan diri untuk membelikan pesanan mereka.

"Lo lahir di Bandung Run?" tanya Karin.

"Iya gue lahir di Bandung tapi, satu minggu yang lalu gue sekeluarga pindah ke Jakarta. Bokap mau pantau perusahaan disini,"

"Ouh gitu. Padahal di Bandung enak lho. Apalagi disana tempat syuting film Dilan," ujar Karin antusias.

"Lo pernah ke Bandung?"

"Pernah sekali sama bokap,"

"Pesanan datang!" seru Sasa lalu meletakan nampan di atas meja membuat percakapan mereka berdua berhenti.

Saat setelah mereka selesai makan kantin yang tadinya hening kembali ramai sesaat tiga senior laki-laki duduk di sebuah bangku di depan Aruna. Hanya berbeda meja.

Berbeda dengan Aruna yang mematung. Seakan aliran darah di tubuhnya berhenti mengalir. Dia kaget saat melihat seseorang yang begitu ia kenal.

"Presma kita ganteng banget! Ngga kuat adek," ujar Karin alay.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Young Papa || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang