⌂ 01. Rencana Awal •́

10 3 56
                                    


°HAPPY READING°

Pov Isty

Malam itu sekitar pukul tujuh lebih, seperti biasa aku selalu berada di dalam kamar seorang diri dengan pintu kamar yang sengaja memang aku buka, walaupun tak terlalu lebar. Tapi terkadang adik perempuan ku─Nindy sering mampir ke kamarku hanya sekedar menjadikan tempat untuk ia bermain.

Biasalah anak kecil, walaupun tak terlalu kecil-kecil amat karena usianya sudah menginjak tujuh tahun.

Kalian menanyakan kemana orang tuaku? Pasti kalian juga ada yang mengira kalau aku adalah anak dari kesekian banyaknya anak yang ditinggal kedua orang tuanya bekerja sampai larut bukan? Ah─atau mungkin tidak ada yang berpikiran seperti itu sama sekali?

Tidak kok, aku bukan anak bagian dari mereka. Ya walaupun pernah? Ah sepertinya sering deh haha...

Jadi? Apakah aku terlihat seperti mereka? Karena menurutku tidak, sebab hanya bapak ku saja yang sering keluar malam untuk nongkrong bersama temannya.

Jangan berpikiran negatif dulu tentang bapak ku ya. Dia baik kok, walaupun terkadang kalau sedang emosi sangat menakutkan bagiku, beliau orang nya pekerja keras, suka melawak juga, ya walaupun lawakannya terdengar garing. Haha, aku jadi teringat oleh oknum bernama Lee Jeno dari NCT.

Dia keluar malam begitu untuk nongkrong biasa, minum kopi mungkin? Tidak mabuk-mabukan seperti sebagian yang kalian kira. Aku tahu itu, karena aku anaknya sering begadang.

Sst─kalian jangan bilang ke orang tuaku ya hehe. Bandel memang.

Semenjak pandemi covid 19, aku jadi sering begadang dan sampai sekarang pun masih tetap begadang. Kalian para readers jangan ditiru tindakan ini ya, karena begadang juga hal yang tak baik untuk dilakukan. Meskipun aku tahu itu, tapi tetap saja kulakukan ya? Haha bandel sekali.

Tetapi hari ini bapak ku berada di rumah, tak sedang keluar. Beliau sedang menonton televisi, sedangkan ibu ku pergi sholat isya di musholla, yang mungkin sebentar lagi akan pulang.

Criett...

Nah kan, benar yang aku katakan. Ibu ku sudah pulang. "Assalamu'alaikum", salam ibu ku dengan mimik wajah yang terlihat jutek. Tenang, aku sudah terbiasa dengan mimik wajah ibu ku yang seperti itu. Tapi kalau kita dekat, ibu ku orangnya cukup friendly kok.

"Waalaikumsalam", jawabku dalam hati.

Aku yang awalnya bermain ponsel di kamar beranjak bangun, berniat keluar untuk yah─biasalah duduk-duduk doang di teras ruang tamu. Di kursi sofa terlihat adikku─Nindy yang sedang sibuk dengan permainan bonekanya.

Lalu ibuku datang yang langsung mendaratkan pantatnya ke sofa panjang samping dekat televisi. "Oiyo, kesok dolan  ning Pasrujambe dijak budhe Yati mbek paklik Namo", kata ibuku setelah mengganti-ganti channel televisi.

*(Oiya, besok main ke Pasrujambe diajak budhe Yati sama paklik Namo)

"Numpak opo mrono e? Sepedaan a?" Tanya bapak ku yang sekarang berada di sofa panjang samping tembok. Karena sofa yang berada didekat televisi adalah favoritnya ibuku. Jadi diusir lah bapak ku dari sofa tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unexpected Event [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang