Without Renjun 2 ; Chaos!

773 155 18
                                    





|SWEET CHAOS|






"Aku mau main keluar!"

Junkai berdehem pelan, melirik sekilas Hyunjin yang berlari dengan semangat menuju pintu utama rumah.

Adiknya yang menyebalkan itu akhirnya sembuh setelah Junkai menjejalinya berbagai makanan hingga kembung dan memaksanya minum obat.

Bahkan Hyunjin sampai pura-pura menangis, mengatakan bahwa Junkai sengaja membuatnya overdosis agar bisa memiliki Renjun seorang diri.

Dan seperti yang sudah-sudah, kepalanya akan benjol karena mendapat pukulan sayang dari si sulung.

Kembali ke masa kini, lelaki berbibir tebal itu sudah sehat. Sudah bisa mengacau lagi jika mau. Dan tentu saja tenaganya sudah penuh jika ingin bertengkar dengan Haruto.

Tapi untuk kali ini Hyunjin tidak akan mengacau dirumah. Ia akan memberi Junkai waktu libur karena sudah merawatnya yang sakit dengan sepenuh hati.

Meski Hyunjin nyaris mati tersedak karena Junkai menyuapinya dengan cara menyodokkan sendok berisi makanan ke dalam mulutnya.

"Jangan membuat onar, aku malas menolongmu."

Pesan Junkai hanya dibalas lambaian tangan oleh Hyunjin. Lelaki itu sudah berdiri diatas skateboardnya, melaju pergi dengan suara tawanya yang menggelegar.

Junkai menggelengkan kepalanya, mungkin saran teman-temannya untuk membawa Hyunjin ke psikiater perlu ia pertimbangkan. Bisa saja adiknya itu mulai gila karena ditinggal Renjun.

Mahasiswa kedokteran itu memutuskan tak peduli, melanjutkan kegiatan membaca jurnal medis ditangannya yang sangat menarik untuk diikuti.

Suara ribut-ribut permainan membuat fokus Junkai pecah, ia menoleh dan melihat Haruto yang berjalan sambil menunduk menatap layar ponselnya.

Bocah SMA itu langsung duduk dilantai, bermain game dengan suara yang berisik. Bahkan sesekali terdengar umpatan pelan.

Junkai menghela nafasnya, memutuskan menghentikan kegiatan membacanya yang sudah tak kondusif lagi.

Ia bangkit dari sofa, hendak membuat secangkir kopi hitam pekat untuk dirinya sendiri. Namun suara tangis anak kecil yang memekakkan telinga membuatnya urung. Terlebih saat suara tangis itu makin keras dan kemudian pintu rumah terbanting keras hingga terbuka lebar.

Hyunjin masuk dengan panik, menggendong sesosok bocah perempuan yang menangis kencang. Pelipis adiknya itu robek dan mengeluarkan darah, namun ia malah lebih mengkhawatirkan bocah di gendongannya.

"Kak Junkai! Tolong periksa dia, dia jatuh dan membentur aspal tadi!"

Junkai mengambil alih gadis kecil yang masih menangis itu, ia menatap wajah Hyunjin yang kotor dan berdarah.

"Aku sudah bilang jangan membuat ulah."
Desis Junkai dengan mata berkilat tajam.

Hyunjin berdecak
"Marahnya nanti saja, demi semua uang jajanku kak! Aku takut dia kenapa-napa!"

Junkai menghela nafasnya, mendudukkan si gadis kecil si sofa. Tangisnya belum juga reda, malah makin keras saat melihat banyak wajah asing disekitarnya.

"Bersihkan wajahmu, kau kotor dan bau air got."
Junkai melirik Hyunjin yang masih berdiri didekatnya.

"Itu karena aku memang jatuh ke got!"
Teriak Hyunjin sambil berlari menuju kamarnya guna membersihkan diri.

Junkai yang ditinggal bersama si gadis kecil yang masih menangis lagi-lagi menghela nafasnya lelah. Mengusap pelan rambut yang tergerai halus itu.

"Sudah jangan menangis, mana yang sakit?"

Sweet ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang