Sebelum membaca harap followTerima kasih :))
Hujan malam ini tak mampu menghilangkan bau anyir yang menguar di sekitar semak-semak itu. Jeon Jungkook menyeka keningnya yang basah karena air hujan, napasnya terengah kala ia mencoba untuk duduk bersandar pada tembok yang ada di dekatnya.
Tangannya nampak mencoba menutupi sebuah luka yang menganga di lengan kirinya. Ia merintih pelan kala luka itu kembali terasa perih, sudah jelas itu adalah luka sayatan yang cukup lebar dan dalam.
Jungkook menggeram kesal kala mengingat kembali mengapa ia bisa seperti ini, kewaspadaannya menurun akhir-akhir ini. Bisa-bisanya ia tertipu oleh wanita brengsek itu, Jungkook tak menyadari bahwa wanita itu berniat merampoknya bahkan wanita itu hampir membunuhnya jika saja ia tak melemparkan diri keluar dari mobil.
Jungkook menyentuh kepalanya yang terasa pusing, pengarnya masih belum hilang karena pengaruh minuman yang ia nikmati bersama wanita itu beberapa jam yang lalu.
Samar-samar Jungkook bisa mendengar suara langkah kaki mendekat kearahnya. Ia mulai waspada dan matanya mulai mencari sesuatu yang bisa di jadikan senjata. Namun naasnya tidak ada apapun di sana, hanya ada sebuah batu seukuran genggaman tangan di dekatnya. Tak punya pilihan lain, akhirnya Jungkook meraih sebongkah batu itu dan mulai meningkatkan kewaspadaannya, akan datang dari arah mana orang itu?
Langkah kaki itu berhenti, tepat di hadapannya. Jungkook tak sempat bersembunyi di balik semak-semak ia menahan napas sejenak berharap orang itu tak merasakan kehadirannya disini.
"Aishh...."
Jungkook bisa mendengar suara seorang gadis mengumpat kesal disana. Dalam keadaan seperti ini, Jeon Jungkook tak bisa melawan, tubuhnya benar-benar terasa remuk setelah melompat tadi Jungkook masih bisa merasakan bahu kanannya sakit dan luka di ujung bibirnya masih meneteskan darah.
Akan tetapi jika terus bersembunyi seperti ini seseorang tidak akan bisa menemukannya, ia bahkan tak bisa memanggil sekretaris-nya. Ponsel dan dompetnya sudah ada di tangan wanita itu.
Akhirnya Jungkook bisa bernapas lega saat langkah kaki itu mulai menjauh, Jungkook berdiri dan mulai berjalan tertatih mencoba keluar dari semak-semak itu guna meminta pertolong pada siapapun di luar sana. Saat ini ia hanya berharap agar ia tak bertemu dengan wanita itu lagi, jika ia kembali di temukan olehnya mungkin ia bisa mendapat luka yang lebih parah.
Akan tetapi setelah pulih nanti, Jungkook bersumpah akan kembali mencari wanita itu. Ia akan membalas perbuatan wanita itu dengan sesuatu yang lebih menyakitkan.
Karena kakinya sudah tak kuat untuk melangkah lagi, tubuhnya terhuyung dan dalam hitungan menit dia jatuh ke tanah menimbulkan suara yang membuat orang yang tadi melintas kembali menoleh ke belakang dengan ketakutan yang kontans ia rasakan.
Gadis itu semakin erat memegang payungnya, matanya membulat dengan sempurna ketika mendapati seorang pria pingsan di belakang sana.
Sinbi, begitulah wanita itu menyebut dirinya. Dia baru pulang kerja malam ini, setelah di buat kesal di tempat kerjanya beberapa jam yang lalu Sinbi memutuskan untuk berhenti bekerja di tempat itu, walau tahu mencari pekerjaan itu sulit Sinbi tetap memutuskan untuk berhenti dan lebih memilih mencari pekerjaan lain ketimbang bekerja bersama boss nya yang kurang ajar itu.
Sejenak Sinbi menyayangkan hal itu, padahal tempat kerjanya cukup dekat dari tempat tinggalnya. Ia hanya perlu berjalan sepuluh menit dari apartemen sederhananya menuju tempa kerja, keuntungan bekerja disana itu Sinbi bisa menghemat waktu dan juga uang. Ia bisa berangkat dengan berjalan kaki lalu untuk uang trasnfortasi-nya bisa ia simpan untuk membeli keperluan yang lain lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero Centimeters
FanfictionDiawal pertemuan, Jeon Jungkook dan Hwang Sinbi memang terlihat akrab, seperti seseorang yang sudah lama saling kenal, seperti sahabat lama yang kembali bertemu, dan sekilas mereka terlihat seperti seseorang yang tengah menjalani pendekatan. Namun s...