"Tentang keinginanmu....itu sesuatu yang tak biasa ya" Kata Sinbi setelah mereka berdua terdiam cukup lama.
Jungkook hanya bungkam dan sesekali ia akan melirik ponsel Sinb, ia tengah menunggu balasan dari asistennya.
"Ya, itu semacam hobi bagiku" Sahut Jungkook.
Sinb sempat terkejut selama beberapa saat, maksudnya dia tak percaya akan hal itu. Di saat orang lain tengah sibuk mencari pekerjaan atau kesulitan akan pekerjaan, pria ini malah pergi ke bar satu dan ke bar yang lainnya, Sinb pikir mungkin orang ini memiliki pekerjaan yang bagus sampai-sampai dia bisa melakukan hal itu tanpa memikirkan kekayaannya akan habis.
"Sunghoon sebentar lagi datang, terima kasih makanannya"
"Mm...ya sama-sama" Sinb hanya mengangguk sambil mengusap belakang lehernya. "Jangan lupa, lukamu perlu di jahit, itu luka yang berat aku tidak bisa menangani itu" Sinb meringis begitu kembali mengingat luka sayatan yang tanpa sengaja ia lihat di tubuh Jungkook.
Jungkook yang sudah melangkah keluar dari apartemen Sinbi lantas kembali berbalik dan menatap Sinbi yang masih berdiri di ambang pintu. "Tentu, pertolonganmu sudah lebih dari cukup"
Mulutnya terbuka hendak mengatakan sesuatu, namun tak ada satupun kalimat yang keluar dari mulutnya. Sementara itu Sinbi masih menunggu di tempatnya, namun pada detik berikutnya Sinb melangkah cepat menuju Jungkook sesaat setelah matanya menangkap sesuatu yang mengkilap di dekat rak sepatu.
Sinb tidak terlalu memperhatikan kartu tersebut akan tetapi matanya bisa menangkap nama Jungkook tertulis dengan jelas di sana. Sepertinya itu sebuah kartu nama.
Belum sempat Sinb berucap tiba-tiba seseorang berteriak, membuat sepasang manusia ini kaget dan lantas segera menoleh kearah orang yang tadi berteriak.
"HYEONGNIM!!!"
Sinb terdorong ke belakang sesaat setelah pria itu berteriak, ia hampir saja terjatuh saat pria asing itu mendorongnya. Namun, untungnya hal itu tak terjadi. Sinbi mengamati Jungkook dan pria asing itu selama beberapa saat dan sesuatu yang pertama kali terlintas di pikirannya adalah mengenai Jungkook yang sepertinya bukan orang biasa.
Dan tentang pria asing itu, sepertinya pria itu adalah asisten yang sempat Jungkook sebutkan tadi.
"Dia pelakunya?" Sunghoon melempar tatapan tajam pada Sinbi dan seperkian detik berikutnya kesadaran Sinbi tertarik kembali setelah ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia benar-benar terhipnotis oleh wajah pria yang tengah melempar tatapan tajam itu padanya.
Sunghoon mengeluarkan ponsel dan mencoba menghubungi seseorang. Belum sempat Jungkook menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, mengapa ia berakhir disini dan siapa Sinbi. Orang yang tadi Sunghoon hubungi mulai berdatangan satu persatu. Jumlahnya ada empat orang dan kedatangan mereka sepertinya bukan sesuatu yang baik bagi Sinbi.
"Kau harus jelaskan pada mereka apa yang sebenarnya terjadi Jeon Jungkook-ssi? Kenapa kau malah membawaku?"
Sinbi sempat panik saat dua di antara mereka mengunci kedua lengannya dan ia dipaksa untuk ikut dengan mereka.
Jungkook menghela napas pelan
"Maaf sepertinya kau harus ikut mereka dulu, mereka orang-orang suruhan ayahku. Jangan khawatir, tidak akan terjadi apa-apa padamu, mereka hanya ingin memastikan bahwa kau memang bukan pelakunya."Bicara memang mudah, seseorang harus merasakannya sendiri agar mereka mengerti. Sinbi tahu pasti, Jungkook tak mengerti tentang hal itu karena pria itu belum pernah mengalaminya..
Ohh ayolah, hidupnya sudah cukup pelik dan Sinb tidak ingin membuat hidupnya semakin rumit dengan terlibat dengan urusan Jungkook dan orang-orangnya. Hanya dalam waktu beberapa jam hidupnya benar-benar tak terduga, namun mengapa ia merasa cemas? Dirinya tak bersalah disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero Centimeters
FanfictionDiawal pertemuan, Jeon Jungkook dan Hwang Sinbi memang terlihat akrab, seperti seseorang yang sudah lama saling kenal, seperti sahabat lama yang kembali bertemu, dan sekilas mereka terlihat seperti seseorang yang tengah menjalani pendekatan. Namun s...