BAB 1 CINTA DAN LUKANYA

2 0 0
                                    

“Kalian ada yang tau Revan di mana?” tanya Ilona kepada teman-teman setongkrongan Revan

Kemudian ada yang mendekat ke arah Ilona sehingga membuat Ilona memundurkan langkahnya.

“Hubungan kalian itu udah ditolak mentah-mentah sama ibu lo, kenapa lo tetep nyariin Revan. Lo gak mau putus dari dia atau jangan-jangan…” laki-laki yang Ilona kenal itu bernama Aldo menggantungkan kalimatnya.

“Jangan-jangan apa?” tanya Ilona tegas

“Lo udah dicoblos ya? Hahahahaha” ucap Aldo dengan tawa nyaring

Refleks Ilona melayangkan tamparan kepada Aldo dan tak lama ia mendapatkan balasan dari Aldo.

“Dasar Jalang” ucap Aldo sambil menarik rambut panjang Ilona.

Teman-teman lainnya melerai Aldo, mereka takut, Revan akan mengamuk jika tahu gadisnya diperlakukan tidak sopan oleh Aldo

“Udah do udah. Revan bisa marah”

Aldo yang sadar akhirnya melepaskan rambut Ilona yang sempat ia tarik

“Lona, maaf” Aldo mengucapkan kata maaf dengan bergetar, ia bodoh kenapa ia hilang kendali.

Ilona pergi dengan mata yang berkaca-kaca, ia melewati lapangan basket dan berusaha untuk menyembunyikan tangisnya. Karena tak memperhatikan jalan, tanpa sengaja Ilona menabrak tubuh seseorang

“Maaf” Ilona segera berlalu tanpa menatap orang tersebut.

“Hei sayang” sapa seseorang yang sangat Ilona kenal suaranya.

Ilona mendongak menatap laki-laki dihadapannya dengan raut muka yang berantakan dan rambut yang kusut.

Revan terbelalak melihat penampilan kekasihnya yang berantakan. Amarahnya memuncak kala melihat gadisnya menangis. “Bilang sama aku siapa yang lakuin ini ke kamu”.

Bukannya menjawab, Ilona malah menangis dan memeluk Revan erat. Revan mengusap punggung gadis itu untuk memberikan ketenangan kepadanya.

Setelah merasa tenang, Ilona menceritakan segalanya dan membuat Revan benar-benar marah namun ia masih bisa mengontrol emosinya. Revan tidak mau Ilona melihat amarahnya.

“Ya sudah jangan nangis lagi ya” ucap Revan mengusap air mata Ilona dan menata rambutnya yang berantakan.

“Senyum dulu dong, biar cantik. Masa pacar Revan cemberut gini” Revan berusaha menghibur Ilona agar gadisnya ini kembali tersenyum.

Dengan terpaksa Ilona tersenyum, ia tak mau membuat Revan semakin khawatir dengan dirinya.

“Nah gitu kan cantik. Aku antar ke kelas ya” ucap Revan

Ilona mengangguk dan mereka berjalan bersama menuju ke kelas Ilona.

Setelah memastikan Ilona baik-baik saja di kelasnya. Amarah Revan kembali muncul, ia berjalan dengan tegas menuju ke markas tongkrongannya. Sorot matanya mencari Aldo yang sedang tertawa bersama teman-teman lainnya.

Bugh

Satu pukulan mendarat dengan sempurna di pipi Aldo “Berani-beraninya lo bikin Ilona nangis” ucap Revan dengan penuh amarah

“Gue bisa jelasin Van, gue gak sengaja”

Tanpa memperdulikan Aldo, ribuan pukulan dilayangkan ke muka Aldo, serangan bertubi-tubi itu membuat Aldo tak bisa melawan

“Udah Van, udah, dia bisa meninggal” ucap Bara berusaha menyadarkan Revan yang seperti orang kesetanan.

Revan bangkit, meninggalkan Aldo yang terkapar penuh luka.
Berita Revan memukuli Aldo menyebar hingga diketahui oleh pihak sekolah. Ilona juga mendengar dan merasa sedikit kecewa dengan perlakuan Revan.

BADAI DAN PELANGINYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang