sekretaris baru

991 145 5
                                    

Mew mencoba untuk memulai hidupnya kembali, meski terkadang bayangan Gupi masih terlintas di matanya. Seperti sekarang, Mew sedang menatap Spot Favorit mereka dulu, sudut ruangan yang penuh dengan berbagai buku cerita kesukaan Gupi. Kadang saat Mew lelah akan pekerjaannya, Gupi selalu membawanya untuk duduk di spot itu, membacakan dongeng hingga Mew tertidur dalam pangkuannya.

Mew bangkit dari tempat tidurnya, menghela napasnya berharap semuanya akan segera membaik.

"Mew!" Ketok Asisten Rumah Tangga Mew.

"Iya bi, nanti Mew kebawah"

Bi Lina adalah asisten kepercayaan Mew, Bi Lina lah yang menjaga Mew dari ia belum mengenal dunia sampai sekarang tumbuh sedewasa ini. Jangan heran kenapa bibi Lina memanggil Mew tanpa tambahan yang lebih sopan, karna Mew menganggap bi Lina adalah ibunya sendiri, maka dari itu seharusnya Mew lah yang menghormatinya.

Mew turun dengan Jas hitam serta sepatu pantofel yang bersinar bersih.

"Ini makanannya Mew" bi Lina menghidangkan makanan kesukaan Mew.

"Makasih Bi"

"Mew... Tuan Tannapol minta kamu pulang ke rumah"

Mew menghentikan acara makannya.
"Bilang kalo aku sibuk bi"

Mew berdiri meninggalkan rumahnya dengan cepat.

Mew sejujurnya tidak membenci Ayahnya, tapi rasa sakit itu masih jelas terasa saat ada orang yang menyebutkan nama Ayahnya.

...

"Mew!" Panggil Tay yang membawa seorang Pria di sampingnya.

"Ini calon sekretaris mu"

"Selamat pagi pak! Saya New"
New menunduk hormat kepada Mew.

Mew mengangguk dengan senyuman.

"Kalo ga salah tadi Jane bilang ada dua orang deh, kok ini cuman satu" heran Tay.

Mew hanya menggidikan bahunya.

"Karna mahkluk yang satunya ga ada, jadi New kam-"

"Tunggu! Maaf pak saya terlambat" sergah seseorang.

Tay membelalakkan matanya tak percaya apa yang ia lihat, sedangkan Mew tersenyum senang.

"G-gupi?" Tanya Tay.

"Saya Kana, pak! Maaf atas keterlambatannya" hormat Kana pada Mew dan Tay.

"Aku pilih Kana!" Mew menarik tangan Kana.

"Mew!! Hey! Ya tuhan! Itu siapa! Mati suri apa gimana si ahhh!" Tay mengamuk tak karuan.

"Pak, saya gimana?" New menatap Tay.

"Ah yaudah lah New kalo gitu kamu jadi pacar saya aja, eh maksudnya sekretaris saya!" Tay merangkul pundak New, membawanya berjalan kelua.

"Okeyy! Sukur deh, dari pada jadi gembel. Btw pak, kepala saya kegencet ini mohon maaf"

...

Mew dan Kana berada dalam Lift yang sama.

"Engh.. hai! Udah lama gak ketemu" Mew memulai pembicaraan.

"I-iya pak" jawab Kana singkat, ia bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Canggung rasanya saat mengetahui bahwa Mew akan menjadi Boss nya.

"Mew!" Panggil Jane yang berada tepat di luar ruangan Mew.

Kana menunduk hormat yang dibalas Jane dengan senyuman.

"Ini?" Tanya Jane yang mendapat anggukan dari Mew.

"Yaudah kalo gitu ikut aku ya!" Pinta Jane.

"Gausah!" Sergah Mew menahan tangan Kana.
"Biar aku yang jelasin"

"Aahhh kalo gitu permisi dehh nanti ganggu!" Ledek Jane dengan smrik nya.

Mew membukakan pintu ruangannya.
Terlihat ruangan dengan kapasitas besar mewah nan elegan dengan harum vanila soft yang Semerbak.
Ukiran setiap sudutnya membuat ruang kerja Mew begitu berkelas.

"Woauuw!!" Kata pertama yang keluar dari mulut Kana saat melihat keindahan didepannya.

Mew tersenyum melihat tingkah Kana.

"Ah emh.. saya duduk dimana pak?" Tanya Kana yang tak melihat ada kursi maupun meja.

"Iini!" Mew menekan tombol yang terletak tak jauh dari pintu masuk.

Saat tombol di tekan, terlihat satu-persatu, seperti meja dan kursi yang keluar menyusun ruangan baru yang tak kalah mewahnya.

"Wahhh!!" Kana berjalan mendekat.

Selain megah, ruang kerja Mew di design dengan alat perabotan super canggih.

"Suka?" Tanya Mew.

"Heeh" Kana mengangguk kegirangan.

Kana berjalan menaiki tangga menuju meja kerjanya

'wahh!' mulutnya tak berhenti membentuk huruf O.

Tanpa sadar Mew tersenyum lebar melihat Kana yang meneliti setiap sudut ruang kerjanya.

"Kana, saya tinggal sebentar ya"

Diam, tak ada jawaban dari Kana

"Kana?"

"Eh, iya pak silahkan" jawab Kana dengan gelabakan

"Mew!" Jane mengejutkan Mew yang keluar dari ruangannya.

"JANE! CK! Kebiasaan!"

"Ahahaha sorry. Ehm? Jane mengalihkan pandangannya pada Kana yang asik berkutat dengan meja kerjanya.

Mew hanya menatap Jane, berlalu pergi diikuti Jane dibelakangnya.

"Mew are you sure?"

"Apa?" Tanya Mew tanpa menatap Jane.

"Ah ayolah pak CEO! Jangan belagak bodoh!"

"Kana?"

"Yash! Aku udah tau banyak hal kok tentang Kana. Dan sudut yang paling pentingnya adalah dari ujung kepala sampai ujung kaki Kana mirip Gupi"

Mew bingung harus menyatakan apa.

"Mew! Perlu kamu ingat, itu Kana bukan Gupi! Terserah selanjutnya apa. Tapi tolong jangan sakiti Kana! Dia gak sekuat yang kamu kira, oke? Aku duluan" ucap Jane menepuk pundak Mew.

.
.
.

..





...








....








.....

Jangan sedih-sedih mulu ah!
Oiya! Chapter ini gak panjang! Sorry ya hihi
Happy reading!
JANGAN LUPA VOTE!!
Love you my sunshine ❤️

Gupi or KanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang