Vote dan komen jika berkenan
Happy reading..______
"Atas nama Tifany___" teriak seorang gadis berapron barista dengan suara lantang.
Ia mengedarkan netranya kepenjuru sudut kafe untuk mencari sosok pelanggan yang tadi dipanggilnya.
"Caramel Macchiatto with extra pump vanilla syrup and extra caramel. Atas nama Tifany__benar?" Ucap gadis itu ketika netranya sudah menemukan seorang pelanggan yang dimaksud. Ia lalu menyodorkan minuman milik customer-nya, tak lupa dengan senyuman manis mengembang apik di sana.
"Benar" jawab seorang pelanggan bernama Tifany sambil menerima sodoran minuman tersebut.
"Terima kasih, have a good day!" ucapnya dengan senyum manis yang masih terpatri di wajah cantiknya.
*****
Jam sudah menunjukan pergantian shift karyawan.
Gadis itu melepaskan apron yang melekat di tubuhnya, lalu melipatnya untuk dimasukkan ke dalam tote bag putih miliknya.
Sejenak___terlihat gadis itu Menghela napas. Ia tiba-tiba memikirkan keadaan adik lelakinya yang berada di rumah. Ia ingin segera pulang.
Dengan tergesa, gadis itu mengabari teman kerjanya, memberitahukan bahwa ia akan segera pulang karena shift kerja dirinya sudah berakhir.
"Rio, gue pulang duluan ya." Ujar gadis itu kepada teman kerjanya.
Merasa terpanggil, lelaki bernama Rio menolehkan kepalanya lalu menjawab "Oh iya lun, hati-hati di jalan"
Gadis bernama Aluna Kim Miyuka, atau biasa dipanggil Luna, kemudian melangkahkan kakinya keluar meninggalkan bangunan kafe tempat ia bekerja.
Gadis itu berjalan menyusuri trotoar dengan pikiran dan hati yang tidak tenang.
Matanya mengedar ke kanan ke kiri, memastikan bahwa sudah tidak ada kendaraan yang melintas dan ia segera menyebrangi jalan raya dengan langkah kaki yang ringan.
Namun, sangat tidak diduga. Baru setengah menyebrangi zebra cross, tiba-tiba melaju sebuah mobil tesla berwarna hitam dengan kecepatan tinggi dari arah barat.
Luna terkejut dan seketika blank, tidak mampu untuk menggerakkan kakinya barang sedikit pun.
Gadis itu tidak mau pasrah. Namun, di kondisi seperti ini tubuhnya sulit untuk dikendalikan. Alhasil ia hanya menutup mata dan menulikan telinganya.
Hening beberapa saat, Luna mengira dirinya sudah berada di Dimensi lain.
Namun tidak berlarut lama. Tiba-tiba satu tangan besar menepuk pundaknya. Ia berjengit kaget, lalu membuka mata dan menemukan bahwa dirinya masih selamat. Gadis itu mengucap syukur dalam hati.
Luna menengok ke kanan dan mendapati obsidian tangan seorang lelaki yang terbalut lilitan perban di pergelangan tangannya. Ia kemudian mendongak dan menemukan paras seorang lelaki tampan. Matanya berwarna hazel, dengan tatapan setajam Elang. Luna sedikit terpana.
Luna menggelengkan kepalanya, lalu dengan cepat menjauhkan tubuhnya satu langkah kebelakang untuk membuat jarak dengan lelaki si pemilik mobil.
"gue tadi lagi buru-buru, sorry atas kejadian ini, semoga lo gak permasalahin ini lebih lanjut, how much money do you want?" ucap lelaki bermata hazel itu tanpa melihat lawan bicaranya, dan dengan santai mengeluarkan dompet dari saku miliknya.
Luna yang melihat itu langsung tersulut emosi, dengan kesadaran penuh ia menampar lelaki itu sampai sang empu terhuyung ke belakang. Lalu Luna berkata dengan suara gemetar setengah berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's heal together | ON GOING
Teen FictionOrang tua yang bercerai. Ibu yang meninggalkan keluarga demi menikah dengan selingkuhannya. Ayah yang seorang pemabuk, temprament, dan pengangguran. Dan adiknya yang sangat dia sayang menderita penyakit mematikan. Sial, Bagaimana tuhan sangat tega m...