Pitutur Kakek

21 9 7
                                    

Ada rasa rindu yang membentuk butir air pada pelupuk mata Arumi.  Setiap Ia membayangkan sosok kakeknya. Segala yang ada padanya seolah menyatu dengan dirinya, bening mata, lengkung senyum, caranya berjalan, bahkan aroma tubuhnya, seolah mengalir dalam setiap kisah yang coba Arumi kenang tentang kakeknya.

Tujuh tahun yang lalu, bukanlah waktu yang singkat.
"Aku masih ingin bersamamu Kek!" Isaknya.

Tapi kakek bisa muncul kapan saja. Jika Arumi sedang gundah gulana. Memikirkan suatu jawaban akan seribu tanya.

Malam itu Arumi merasa ketakutan karena desa sebelah tergerus longsor dan beberapa daerah lainnya dilanda banjir.

Mengapa Nusantara diserang banyak bahaya alam?.
"Kakek, apa yang terjadi sebenarnya Kek.
"Aku takut....
Arumi bangkit dari duduknya dan memandang cerminnya.
Saat itu muncul kepulan asap sebagai pertanda kemunculan kakeknya.

"Kakek!! Aku tahu kakek pasti datang.
"Aku takut Kek!,
sembari tangannya merangkul kakek.
Memeluk kerinduan.

Tangan tua berkerut itu balas memeluk erat cucu kesayangannya.
Lalu mengusek rambut Arumi.

"Sini duduk samping Kakek.
"Kamu bukan satu-satunya yang ketakutan dengan kondisi ini", kakeknya menenangkan.

Bencana di tahun 2021 nampak sangat mengerikan. Mengapa bisa demikian Kek?

Sebenarnya apa yang terjadi di nusantara Kakek?,
Arumi merengek penjelasan kakeknya.

"Tenang Arumi".
"Tenang.... kamu hidup di akhir jaman. Dimana semuanya akan di daur ulang".

"Dari bencana alamnya yang diserang dari segala elemen.
Api; gunung meletus,
air; banjir,
angin; puting beliung dan
tanah; tanah longsor.
Juga manusia-manusianya".

Huh... daur ulang?
Apakah kita semua akan mati melalui bencana-bencana itu Kek?

Tidak semuanya.
Masih disisakan yang berkualitas baik. Supaya bisa melanjutkan tatanan kehidupan yang semestinya.

"Apakah itu artinya yang jahat yang akan mati ?," Arumi menambahkan.

"Ya, kurang lebihnya begitu",
Kakek mengeluarkan rokok lintingnya. Dimain-mainkannya rokok itu di sela-sela jarinya.

Mengapa Indonesia terus-menerus dihantam bencana berurutan dari semenjak pandemi?.

"Pertanyaan direct to the point. Cerdas kamu Arumi",
Kali ini Kakek tersenyum menatap wajah cucunya.
Dan mengeluarkan korek apinya, menikmati kepulan asap rokok itu.

"Setelah masa runtuhnya Majapahit, maka Nusantara akan terus dilanda kekacauan dan bencana alam.

"Disitulah Sabdo Palon akan muncul kembali untuk membangkitkan kembali budaya dan jati diri Nusantara",
Kakek melanjutkan kisahnya.

Kepulan rokok linting menyembul di ruang tidur Arumi.

Dia bangkit membuka jendela kamarnya supaya ada udara segar mengganti kepulan asap itu.

Kakek mau kopi juga?
Arumi buatkan ya.

Tentu mau.
Kopi buatan cucuku selalu kurindu.

Lalu Kakek kembali memberikan pitutur atau wejangannya,
"Arti kata Nusantara tidak hanya sebatas Nusa (pulau) dan antara, melainkan Nuswantara.

'Nu' berarti makhluk.
'Sua' berarti Mandiri.
'Anta' berarti menuju.
Dan 'Ra' (Tuhan).
Jika digabung berarti "Makhluk Mandiri Menuju Tuhan"

"Maka sudah seharusnya Indonesia dikembalikan kepada fitrahnya sebagai bangsa Nusantara, yang kembali
kepada Kesadaran Tuhan, mandiri/ berdikari dan bisa memukau seluruh dunia.
Melalui potensi dan sumber daya alam yang melimpah".

Ini Kek kopinya.
Arumi meletakkan satu gelas mungil yang diberi tatakan dibawahnya.

Sekalian rengginangnya Kek. Arumi juga sampai detik ini penggemar rengginang.

Ha ha....
Nggak kakek .....
Nggak cucu....
Sama saja kegemarannya.
Ya sudah tidak apa-apa.
Kamu sendiri minum apa?

"Arumi minum jahe saja".
"Ah wedang!!".
"Itu baik", Kakek mengangguk-anggukan kepalanya.

Sampai mana tadi?
Kakek lupa
Ha ha....

Sampai...  Arti kata Nuswantara Kek.

Arumi menjawab dengan cepat.
Yang artinya dia masih antusias mendengarkan pitutur kakeknya itu.

Kakek melanjutkan kisahnya,
"Ajaran spiritual Budi sendiri yang menjadi ajaran leluhur Nusantara. Mengajarkan manusia untuk mencapai level kesadaran Tuhan.

Di mana bila manusia telah mencapai level Pencerahan Spiritual seperti ini maka manusia akan menjadi penuh daya guna, sangat cerdas dan sangat bijaksana dan juga menjadi Waskita (sakti).

Bayangkan jika nusantara diisi oleh orang-orang waskita.

Amat disayangkan ajaran marifat banyak dikatakan sebagai ajaran sesat sehingga banyak orang yang takut untuk mempelajarinya.

Padahal ada banyak manfaat jika manusia mencapai Kesadaran Murni.

Itulah kondisi saat ini yang terjadi di Nuswantara. Banyak yang melupakan ajaran leluhur bangsa.

Manusia tidak akan bisa mencapai kesadaran murni/Kesadaran Tuhan/MARIFAT jika tidak membersihkan jiwa raganya dahulu dari segala ego/napsu.

Manusia bisa pasrah kembali kepada Tuhan maka disitulah diri sejati manusia akan aktif. 

"Maka dari itu berpasrah dan terus berdoa untuk keselamatanmu dan saudara-saudara di seluruh tanah air. Serta semua makhluk".

Baik Kakek.
Jika Arumi merasa ketakutan lagi. Arumi akan berdoa dan akan selalu ingat pitutur kakek.
Arumi janji.

Rupanya rokok linting kakek sudah habis. Sisa satu linting.

Diseruputnya kopi pahit itu. Sebelum ia menyulut rokok terakhirnya.

Kakek nampak sangat serius dan geram dengan pitutur selanjutnya.

Diri sejati itulah yang menjadi penyampai pesan dan energi Tuhan.

Sumber dari kecerdasan, kebijaksanaan dan kewaskitaan manusia.

Selama ratusan tahun diri sejati kita telah terlupakan , tapi tidak paham spiritualitas. Akhirnya mereka terjebak semua dalam napsu dan ego. 

Banyak yang ingin mendapat kesuksesan dan pahala instan tetapi malah terjebak dalam kejatuhan mental dan spiritual berulang-ulang.

Makanya sejak dulu bangsa ini selalu mudah diadu domba. Banyak sesama anak bangsa saling bermusuhan karena perkara SARA.

Banyak anak muda yang ikut-ikutan bangsa lain dsb. Ketika kita sibuk berantem sendiri, disaat itulah bangsa lain mengambil keuntungan.

Jati diri sebagai makhluk Tuhan yang berkesadaran telah terlupakan. 

Arumi nampak berkaca-kaca . Betapa semua wejangan kakeknya malam itu begitu menyentuh hatinya.

Menjawab semua tanya di benak.
Dia pun mendekati kakeknya. Dan memeluknya sebelum berpisah kembali.

Rokok linting terakhir sudah digeruskan ke asbak menjadi tegesan.
Arumi sedih kakeknya harus kembali ke alamnya.

Jangan sedih Arumi,
kakek selalu menjagamu meski dari dimensi yang berbeda.
Ingat selalu pitutur kakek.

Kembalilah ke akar budaya bangsa , kembali ke jati diri Nuswantara.

Semoga masih ada kesempatan untuk memperbaiki semuanya

Asap pun mengepul ke udara.
Pelukan itu kosong.
Kakek sudah pergi....

#30daywritingchallenge
#day-10

                   Sekar Gendhis
                             ***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 15, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pitutur KakekWhere stories live. Discover now