LLTFR - LIMA

311 28 10
                                    

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐿𝒾𝓀𝑒 𝓉𝒽𝑒 𝐹𝒶𝓁𝓁𝒾𝓃 𝑅𝒶𝒾𝓃

~~~

~~~

~~~




Suara alarm dari ponsel diatas meja samping tempat tidur terdengar. Tapi pemilik kamar itu tidak bergerak sedikitpun dari balik selimut tebalnya. Hingga seseorang masuk ke dalam kamarnya menepuk bokongnya dengan keras.

"Sayang bangun!!!! Telat ke sekolah kamu."

Dia yang berada di dalam selimut hanya bergerak sedikit mengganti posisi tidurnya.

"Haru!" panggil sang Mommy yang masih menepuk-nepuk bokong Haruto untuk membangunkannya. "Ini udah jam setengah tujuh. Kamu mau berangkat jam berapa kalo jam segini belum bangun?"

Haruto kembali bergerak menggeliat dengan mengeluarkan suara aneh seperti racauan tak jelas.




"Mommy Jen, Ruto mana?" terdengar suara lain di sana. Jeongwoo masuk begitu saja di rumah keluarga Arkananta.

"Kamar Haru, Woo."

Jeongwoo berjalan cepat kini masuk ke kamar Haruto. Melihat sahabatnya masih melingkar tertutupi selimut. Padahal dia sudah siap dengan seragam lengkap. "Ya udah Mom, Uwo bareng Junghwan aja ke sekolahnya."

"Iya, biarin ini anak dihukum karena telat."

Mendengar obrolan itu seketika Haruto beranjak dari tidurnya. Dia sudah duduk tapi matanya masih terpejam. "Sama gue aja." katanya dengan suara beratnya.

"Ya mandi buruan!" perintah sang Mommy yang kemudian memilih pergi menyiapkan sarapan untuk suaminya.





"Nyet buruan." Jeongwoo mendudukan diri dikasur Haruto menepuk paha Haruto yang hanya menggunakan celana kolornya.

"Iya-iya otw."










Setelah penantian panjang akhirnya Haruto siap berangkat sekolah. Dia memakai helmnya dan keluar mengeluarkan motor sportnya.

Jeongwoo sudah menunggu di depan gerbang.

Kunci motor yang Haruto genggam dia lempar pada Jeongwoo yang menunggunya. "Lo aja yang bawa motor Woo, sumpah gue ngantuk banget."

Jeongwoo menerima kunci motornya. Mulutnya mendecak malas dan matanya sedikit menyipit menyindir Haruto.

"Sekali-kali yaelah Woo." tanpa dosa Haruto sudah duduk di jok boncengan motornya.

"Turun dulu lo, berat." perintah Jeongwoo dan Haruto menurut dia turun menunggu Jeongwoo naik terlebih dahulu dan menyalakan mesin motornya. "Yok."

Dengan cepat Haruto naik kebelakang. Dia memeluk erat perut Jeongwoo yang sontak membuat Jeongwoo mendecak marah. "Tangannya Mas." elak Jeongwoo pada Haruto. Tak dipungkiri Jeongwoo kaget dan jantungnya berdegup kencang. Skinship dengan Haruto memang sudah biasa. Tapi pelukan? Jeongwoo manusia biasa apalagi dia juga menyukai Haruto walau tak bisa dia ungkapkan.

Haruto enggan melepaskan pelukannya. Dia malah menyenderkan kepalanya dibahu Jeongwoo. "Buruan ntar telat."

Jeongwoo mendecak frustasi. Daripada dia kena hukuman mending jalan sekarang. Bodoamat dengan pelukan Haruto. Dia harus bisa tahan sampai sekolah nanti.

Love Like the Falling Rain [TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang