Rencana

17 3 0
                                    

"jadi siapa yang ingin ikut dengan ku" kata Fera dengan santai sambil melihat ke arah depan nya yang terdapat sekitar 8 orang laki laki sambil mengelus kepala laki laki manis di paha nya

"Aku" kata seorang laki laki dengan semangat

"Bagus kau memang harus ikut Excel"kata Fera

"Ken boleh ikut gak ?"tanya seorang laki laki manis yang terlihat kecil karena ia di apit oleh laki laki lain yang badan nya lebih besar dari dia

"Ken boleh ikut juga kok tapi kelihatannya Ken lebih baik tidak ikut karena Ken aku ingin kau kepusat dan cari semua informasi yang ku butuh nanti "kata Fera dengan lembut

"Yah padahal ken pengen ikut jalan jalan" kata laki laki tersebut dengan sedih

"Kemana akuma?" Tanya Fera

"Eum akuma kan masih di tugaskan di las Vegas "kata laki laki yang menidurkan kepalanya di paha Fera tapi badan nya masih duduk

"Ah ku lupa kalo dia ku suruh melakukan transaksi"kata Fera

"Quen aku dan geo ikut" kata seorang laki laki lagi yang bernama deren

"Kalian berdua sudah pasti ikut karena kalian berdua adalah pion ku untuk maju pertama kali"kata Fera acuh tak acuh sambil mengelus pipi laki laki di sebelah nya

"Quen masa aku yang di jadiin umpan lagi sih "gerutu deren cemberut karena atasan nya ini selalu menggunakan mereka berdua sebagai umpan

Srrtt

"Heum kau tak setuju dengan keputusan ku? " Tanya Fera bangun dari kursi nya membuat laki laki yang menaruh kepala nya di paha Fera ikut menegak kan badan nya

"Bu...bukan begitu Quen "kata deren takut bahkan membuat ia gerogi untuk bicara karena tangan fera telah menyentuh rahang nya

"Haaah karena deren tak ingin menjadi pion ku lagi maka ku persilahkan di antara kalian yang ingin menjadi pion ku dan mengganti posisi deren" kata Fera dengan santai kembali duduk di kursi nya lagi sedangkan deren ia buru buru meminta maaf kepada Fera

"Quen bukan seperti itu maksud ku aku aku masih ingin menjadi bidak pertama yang maju ku mohon jangan cabut bidak ku " kata deren berlutut di depan Fera

"Quen saya ingin ikut dan saya tak ke beratan untuk menjadi pionmu dan saya bersedia mengganti posisi deren " kata seorang laki laki di belakang deren

Dengan begini renca tuan sama akan mudah ku lakukan batin laki laki tersebut

"Ah bagus aku suka dengan ucapan mu Justin baiklah kau bisa ikut dan Lio seperti nya kau akan ku kirim ke akuma " kata Fera dengan senang lalu menatap ke arah laki laki yang masih duduk di lantai dan kembali menaruh kepalanya di paha Fera

"Kenapa ke sana?" Tanya Lio sambil mengelus kan pipinya ke paha Fera tanda ia meminta di elus

"Akuma butuh bantuan mu jadi kau harus kesana " jelas Fera kembali mengelus rambut Lio membuat Lio bahagia

"Heum baiklah karena Quen yang bilang maka aku akan ke las Vegas "kata Lio dengan ceria

"Itu baru pet ku "kata Fera menglitik bawah dagu Lio

"Quen ini cake yang anda pinta"kata seorang berjalan sambil membawa nampan

"Terimakasih geo "kata Fera mengambil piring cake nya

"Quen apa tugas ku ?"tanya geo berdiri di samping Fera dengan penasaran

"Tak ada "kata Fera dengan santai

"Hah maksudnya?"tanya geo mulai gelisah tanda iya taku sambil menatap ke deren yang masih tetap berlutut

"Iya tak ada kau dan dia tidak ada lagi dalam bidak permainan ku"kata Fera dengan dingin

Prangg
Bunyi nampan  jatuh

"Quen tidak tidak geo mohon jangan keluarkan geo Quen "kata geo langsung bersujud kepada Fera

"Geo akan memperbaiki kesalahan yang geo buat Quen geo mohon" rancau an geo sambil menangis ia tak pernah merasa setakut ini

"Uhh Chup chup Kitty baiklah baiklah kau tak ku keluarkan tapi kau harus berhasil menjalankan misi kali ini mengerti"kata Fera langsung bangun dan mengangkat kedua bahu geo untuk bangun

"Hiks... Jangan buang aku hiks..." Lirih geo sambil menunduk kan kepala nya tak berani menatap Fera

"Hahaha tak akan jika kau tidak ber khianat pada ku dan kau masih ku butuh kan jika sudah tidak ku butuhkan sudah pasti ku buang ke pasar gelap"kata Fera tertawa kecil membuat yang mendengar takut setengah mati

"Terimakasih atas kebaikan Quen geo akan berusaha dengan keras untuk menjalankan tugas agar berhasil"kata geo

"Quen "panggil deren lirih lalu ia mulai bicara lagi

"Hm deren tau kesalahan deren, Quen dapat membunuh deren karena ke tidak taatan deren atas perintah Quen berikan barusan" kata deren dengan lirih sambil menyodorkan senapan nya serta jarum suntik yang berisi racun dan belati kecil

"Buka pakaian mu"kata Fera dengan dingin Tampa belas kasih lalu ia mengeluarkan jarum suntik dari balik baju nya lalu berjalan ke arah deran

"Kau memang harus di hukum" kata Fera memeluk deren dari belakang dan tangan nya Tampa sadar sudah bertengger di leher deren

"Quen"kata deren pelan sambil menutup mata nya siap menerima apapun yang di lakukan Fera pada tubuh nya

Ahk

Hahaha selamat tinggal pecundang satu di satu orang kepercayaan mu mati Quen maka tak lama lagi kau pun akan mati batin laki laki di belakang deren

"Geo bawa dia pergi dan surih anak buah mu untuk mengangkat nya"kata Fera dengan tenang saat melihat tubuh deren yang sudah terbujur kaku dan tak bernafas

"Baik Quen "kata geo dengan pelan lalu berjalan dan sudah ada 2 anak buah yang mengangkat tubuh deren dan mereka pun pergi dari ruangan tersebut

"Baik Quen "kata geo dengan pelan lalu berjalan dan sudah ada 2 anak buah yang mengangkat tubuh deren dan mereka pun pergi dari ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian dapat pergi semua dan mulai renca kita " kata Fera dengan dingin sambil menatap ke luar jendela

"Baik Quen " kata mereka semua selain Lio

"Quen "panggil Lio

"Hn" gumam Fera masih membelakangi Lio

"Aku melihat sesuatu yang mencurigakan dari Justin " kata Lio mengutarakan pendapat nya walaupun ia tak terlalu banyak bicara dan hanya menaruh kepalanya di paha Fera tapi ia sangat lah teliti membaca raut wajah setiap orang

"Biarkan saja lio dia tak tau bermain dengan siapa" kata Fera dengan dingin lansung menatap ke arah Lio sambil menyeringai seram

Wush

Bruk

"Urus dia untuk ku" kata Fera dengan dingin setelah membunuh seseorang penguntit di balik korden menggunakan pisau buah dengan cara melempar kan nya dan tepat di jantung

"Baik Quen"kata Lio dengan pelan karena ia masih kaget dengan yang terjadi barusan walaupun bisa di kategorikan bahwa ia selalu melihat pembunuhan tapi setiap kali Quen nya membunuh ia selalu bergidik takut

"Lio kau adalah peliharaan ku dan kau telah di didik oleh kakek ku dan kau selalu ikut dengan ku untuk membunuh maka hilangkan sifat mu itu atau kau bernasib sama dengan pet ku yang lain" kata Fera dengan dingin lalu berjalan pergi meninggalkan Lio sendirian

"Baik master" kata Lio dengan tegas sambil menundukkan kepalanya

TBC.....



Carrdoul🎲⏳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang