BAB 4

21 16 7
                                    

Seorang anak memang tidak pernah meminta untuk di lahirkan.Namun dia ada karena sebuah permintaan,perjuangan dan juga harapan.Tetapi mengapa ketika sudah dilahirkan malah seringkali diabaikan!
 

Disinilah sekarang Ica, setelah balik dari taman tempat dimana keluarga Kusumawardhani quality time. Ica menelusuri lorong rumah sakit, agar dia cepat menemukan ruang dimana mama nya di rawat. Pak danang supir keluarga Kusumawardhani lah yang membawa nya kesini.

Setelah dia sampai di ruangan ibu nya, tak sengaja mata nya menangkap disana ada papa dan abang nya yang sedang duduk di depan pintu, sedang menunggu dokter yang memeriksa keadaan Carrolline.

"Pa, gimana keadaan mama?" tanya Ica dengan kepala menunduk, ia takut kalo papa nya akan menampar dan membentak nya lagi. Jujur dia belum pernah dapat perlakuan seperti itu, hingga tadi pertama kali dia mendapatkan perlakuan itu dan ia sempat syok.

"Masih berani kamu menampakan diri kamu hah?! setelah apa yang kamu perbuat ke istri saya? "bentak Revan dengan nafas yang memburu, perasaan nya saat ini tengah di redam emosi, apalagi sejaki tadi dia menunggu dokter yang memeriksa istri nya tak kunjung keluar-keluar, dia benar-benar khawatir.

"Hiks...bukan Ica yang ngelakuin itu pa,Ica ga mungkin bohong pa hiks..."ucap ica dengan nada terisak-isak, dia sangat takut karna bentakan papa nya.

"Kamu masih kecil udah pintar bohong iya, siapa yang ngajarin kamu hah! jawab pertanyaan papa Ica jangan diam aja. Kamu mau jadi pembangkang hah?" bentak Revan dengan suara semakin meninggi, ntah ini udah bentakan yang ke berapa? sampai-sampai Ica sudah tidak tahan, Ica menangis dengan nada terisak-isak bahkan suara nya hampir melemah.

Kejadian itu pun tak luput dari banyak orang-orang yang melihat interaksi ayah dan anak itu.Banyak tatapan prihatin yang ica dapat,dari pengunjung,pasien, bahkan suster dan dokter rumah sakit, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa karena itu bukan urusan mereka.

"Jawab saya Ica! apa yang sudah kamu lakuin sama istri saya?" bentak Revan sekali lagi, bahkan dia sudah tidak pakai embel-embel papa lagi.

"Ica berani sumpah pa, Ica ga lakuin apa-apa, waktu Ica habis main Ica udah liat mama begitu, Ica ngeliat pisau di perut mama Ica coba ambil tiba-tiba papa...." belum sempet Ica melanjutkan perkataan nya, tiba-tiba dokter keluar dari ruangan carrolline.

"Dok, gimana keadaan istri saya?" tanya Revan dengan nada khawatir.
"Maaf pak kami para dokter dan tenaga medis, sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan berkehendak lain, istri bapak sudah tidak dapat terselamatkan."

Bagai di sambar petir, hati Revan saat ini hancur. Istri yang begitu ia cintai meninggalkan nya untuk selama-lamanya.
Revan menangis histeris, sampai semua mata menatap ia dengan tatapan prihatin.
Revan menerobos suster dan dokter berlalu memasuki ruangan di mana saat ini, istrinya tak berdaya lagi hanya kain putih yang menutupi seluruh tubuh nya.
Revan hancur, bahkan keadaan nya saat ini jauh dari kata baik-baik saja. Ntah kemana jiwa revan yang berwibawa itu, sekarang yang terlihat hanya revan yang lemah.

Dia menatap Ica tajam, Ica yang sedari tadi juga menangis melihat mama yang begitu Ica sayangi meninggalkan nya untuk selama-lamanya pun hanya bisa menunduk, saat papa nya menatap dia seperti itu.

"Ini semua gara-gara kamu, dasar pembunuh! apa salah istri saya ke kamu, sampai kamu tega melakukan ini hah?!"nbentak Revan dengan nada keras.
Revan yang saat ini di penuhi emosi pun, melampiaskan semua amarah nya ke putri kecil nya, putri yang dari kecil mati-matian Revan bahagiakan sampai Revan berjanji tidak akan yang ada berani menyakiti nya. Bahkan nyaris dia lupa dengan janji itu, hari ini Revan lah orang pertama yang menyakiti nya.

" Ica ga pernah lakuin itu ke mama pa, Ica sayang ke mama pa, bukan Ica yang ngelakuin itu," jawab Ica dengan nada yang terisak-isak. Bahkan ica sempat terkejut dengan bentakan papa nya, jujur ini pertama kali ica mendapatkan perlakuan itu dari papa nya.

"Pak, ini sudah bisa di urus pemakaman nya." ucap dokter yang sedari tadi diam. Menyaksikan pertengkaran ayah dan anak itu.
"Hm, baiklah dok saya akan segera mengurus pemakaman istri saya." jawab revan, sembari menarik pergelangan tangan putra nya ,untuk keluar dari ruangan bernuansa putih itu.
                               ............

  Disinilah sekarang, keluarga besar kusumawardhani tengah berkumpul, mereka ikut merasakan sedih atas kabar duka, yang menimpa keluarga kusumawardhani, tak di pungkiri banyakn saudara yang datang hanya sekedar memberi kata-kata penyemangat.

Bahkan banyak yang tidak sadar, dari tadi  ada yang menatap Revan dengan pandangan yang sulit diartikan.

HAYO,MENURUT KALIAN SIAPA SIH YANG GA SUKA SAMA KELUARGA KUSUMAWARDHANI?

SILAHKAN DI TEBAKK WKWK

EH..JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN IYAA
  KALO MASIH ABSURD MONMAAP MASIH PEMULA🥵😂

KALO ADA YANG SALAH DARI PENGETIKAN,TANDA BACA ATAU APALAH ITU SILAHKAN DI KOMEN AJA

VOTE DAN KOMEN KALIAN PENYEMANGAT AKU-!!<3

SALAM MANISS
LV U MORE-!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐖𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐢𝐞𝐬 𝐦𝐲 𝐡𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang