***
Sudah setahun kamu hilang. Tapi aku masih pergi ke tempat favorit kita dulu. Aku masih datang ke Gaul Cafe, dekat rumahmu. Memesan satu es manis tanpa gula. Minum dari gelas langsung, padahal sedotan ada di dalamnya. Itu yang biasa kamu kesalkan biasanya, bukan?
Katamu dulu, "Itu ada sedotan kok minumnya gitu?".
"Biar diperhatiin aja, "kataku.
"Masih kurang? "Katamu.
"Selalu kurang"
Lalu kamu senyum merasa geli. Tapi jujur, gombalanku cukup dahsyat kan?. Percayalah aku punya lebih banyak lagi,ketika kamu pulang nanti.
Sudah setahun kamu hilang. Tapi aku masih mampir setiap minggu di ujung jalan rumahmu. Melihat awan, memandangi pagar rumahmu, berusaha berpegangan kepada penggalan cerita kita dulu. Yang semakin hari terasa semakin samar.
Hari ini di ujung jalan, aku mencoba menebak bentuk awan hari itu. Kadang seperti roti, kadang seperti kapas, tapi kenapa yang terlihat dikepalaku tidak pernah seperti kucing.
Sebuah suara lirih memecah lamunanku. "Meongg"
Di selokan dekat rumahmu aku melihat kucing kecil di dalamnya. Matanya tertutup, badannya ringkih. Dia sudah pasti akan mati jika aku tinggalkan.
"Eh kucing, kamu kenapa?" Kataku kepada kucing itu.
Aku juga tidak tahu kenapa aku bertanya dengan bahasa Indonesia ke kucing ini. Jika kucing ini bisa menjawab "Enggak apa-apa, cuy," pasti aku langsung bikin channel YouTube sendiri, minta kucing ajaib ini nge-vlog.
Si kucing ringkih gemetaran. Mencoba berjalan, seperti agar-agar di tengah siang hari bolong. Dia lalu tergeletak, lemah. Aku membawanya pulang, membungkusnya dengan baju ganti di dalam tas. Aku bilang kepada kucing itu.
"Mulai hari ini nama kamu Awan". Jujur, aku enggak suka kucing. Menurutku mereka makhluk egois yang terlihat sombong. Kata orang lucu, tapi menurutku pandangan mereka terlalu dingin. Seolah ada hal jahat yang mereka rencanakan setiap hari. Seolah mereka merasa lebih baik dari manusia.
Tapi aku belajar menyayangi Awan, karena aku yakin ada yang mengatur pertemuan kami hari itu.
Pelan-pelan, aku belajar soal kucing. Awan suka mendengkur keras ketika dielus. Awalnya aku bingung, sampai harus bertanya kepada teman yang memelihara kucing.
"Eh, ini kucing gue kok menggeram keras banget. Dia mau bunuh gue apa gimana?".
"Enggak". Kata temanku "kucing kalau mendengkur artinya dia sayang".
"Cara yang aneh untuk menunjukkan rasa sayang". Kataku
"Lah kalau ada kucing yang tiba-tiba bisa cium pipi pasti lebih aneh lagi". Kata temanku.
***
Sudah setahun kamu hilang. Tapi aku masih suka membaca history chat kita di handphone. Awan duduk di pangkuan, sambil melihat baris demi baris chat kita saling berbalas.Malam itu aku sedang membaca chatmu kepadaku, tentang kamu mengingatkanku agar aku jangan sering-sering makan mie instan malam-malam yang aku balas,
'oke', terus kamu nanya 'oke doang?', lalu aku teruskan 'oke sayang'. Dan kamu balas 'bagus', lalu aku balas 'bagus doang?' dan kamu jawab, 'bagus sayang.'
Betapa hal-hal remeh seperti ini bisa membuatku rindu sampai susah tidur.
Yakali bulan depan update nya awokawoka.
Terima kasih udah mau baca.
#sndystwn
