dua puluh : ikatan batin

6.1K 1K 20
                                    

©harukyuperiodt, 2021.

Sejak minggu lalu Haruto selalu disibukkan oleh kegiatan Kuliah dan Pekerjaan. Terkadang tidak ada waktu untuk sekedar bermain bersama Aruna. Padahal Junkyu yakin anak itu pasti merindukan Ayahnya walaupun terlihat biasa saja.

Junkyu sudah berkali-kali bilang pada Haruto agar menjaga kesehatan karena padatnya jadwal si Watanabe. Namun balasan yang dia terima hanya anggukan kecil disertai senyum. Rasanya ingin Junkyu marah atau setidaknya memukul punggung Haruto sampai kesakitan.

Entah kenapa juga banyak sekali orang yang terjangkit penyakit akhir-akhir ini. Di sekitar rumahnya sudah ada sepuluh orang sakit dengan gejala sama, yaitu; menggigil, pusing, demam, pilek, dan batuk. Junkyu takut Haruto maupun Aruna terkena.

Makanya sudah seminggu kebelakang Junkyu selalu merawat Aruna penuh kasih sayang dan ketelatenan. Bahkan saat bukan jam kerja nya pun Junkyu secara suka rela merawat Aruna, bayarannya penambahan uang gaji.

Namun sepertinya penjagaan nya kurang efektif. Karena kini Aruna menunjukkan gejala yang tadi disebutkan. Sejujurnya ini pertama kali dalam hidupnya Junkyu merawat orang sakit, dia sedikit kebingungan harus bertindak bagaimana. Takut salah.

Temperatur tubuh anak itu sangat tinggi, mencapai tiga puluh sembilan derajat celcius. Dipeluknya tubuh kecil Aruna agar anak itu kembali tenang. Haruto tidak pernah memberitahu Junkyu kalau imunitas Aruna memang lemah. Junkyu sendiri sedikit menyesali karena tidak inisiatif bertanya.

Sore ini hujan turun begitu derasnya sama seperti sore kemarin-kemarin. Junkyu harus bersabar menunggu reda agar bisa membawa Aruna. Tangan si Kim mengelus dahi Aruna lalu diberi kecupan, "maaf ya sayang kita tunda dulu. Kakak takut kamu makin sakit."

Balasan atas kalimat penuh nada takutnya adalah rengekan. Ini sudah biasa, Junkyu tahu bayi akan menjadi rewel jika sedang sakit. Maka dari itu kakinya melangkah ke dapur. Mengambil segelas air hangat di dispenser, menuangkannya ke wadah plastik lalu mengadukannya menggunakan tangan. Tidak lupa mengambil selembar handuk kecil.

Junkyu memeras handuk setelah mencelupkannya di air hangat. Berharap tindakan ini berhasil menurunkan panas di tubuh bayi kecilnya. Dia memandang khawatir bayi asuhannya sambil menepuk-nepuk pantat si kecil

Haruto belum pulang dari kerja paruh waktu nya. Sedari pagi lelaki itu belum ketemu Aruna yang sakit sama sekali. Beruntung Junkyu memiliki waktu senggang hari ini. Semalam dosen nya sudah mengadakan kelas dadakan menggantikan kelas hari ini.

Aruna menggeliat dalam tidurnya. Wajah si kecil terlihat tak nyaman bersama rengekan. Maka dengan segera Junkyu mengangkat tubuh Aruna sebelum anak itu menangis.

Junkyu menepuk pelan punggung Aruna, bermaksud memberi rasa tenang. "Cuppp, sayang." Lalu dikecupnya puncak kepala Aruna.

Dalam hati si Kim meringis. Temperaturnya masih tinggi. Junkyu meletakkan kepala Aruna di dadanya supaya lebih gampang menepuk punggung bayi itu. Bibirnya menyandung kan lagu bernada ceria khas anak kecil.

Beberapa saat kemudian Aruna memuntahkan sesuatu di atas baju Junkyu. Bukannya marah lelaki itu mengulas senyum kecil, memaklumi kondisi yang di alami si kecil. Jemari Junkyu mengelus pipi Aruna. "Muntahin aja semuanya sayang."

Aruna berusaha menyingkirkan tangan Junkyu di pipinya. Dia mencari tempat aman lagi lalu mulai terlelap. Membuat Junkyu tertawa kecil karena hal itu.

Babysitter [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang