I'm Still With You

129 21 0
                                    

"Soobin.. tolong aku.. s-sakit"

Pemuda berambut biru itu terbangun dari tidurnya, napasnya tersenggal senggal, perlahan air matanya turun. Ia menangis ditengah malam itu, ia menangis bersama langit yang juga menangis. Isak tangis yang memenuhi apartemen itu tertutupi dengan suara hujan.

Ia kembali memimpikan mimpi buruk yang berusaha ia lupakan, kecelakaan kekasihnya. Dimana di hari yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan dan perasaan cinta harus berakhir dengan tragis, dimana wahana roller coaster yang seharusnya memberikan tawa tanpa sengaja melepas 2 buah gerbong depan dan melemparkannya kebawah. Diantara 2 gerbong itu, Soobin bersama Yeonjun ada disana, menggunakan alat pengaman yang lengkap tidak selamanya menjamin keamanan. Ketika Soobin terkunci didalam gerbong itu dan terjatuh dengan aman, kekasihnya-Choi Yeonjun terlempar dari kursinya dan terjatuh menghantam daratan lebih dulu.

Soobin tidak bisa melupakan erangan sakit kekasihnya di hari itu, dimana ia sangat ingin menuntut pemilik taman hiburan itu tapi ia bukan siapa siapa, karena uang adalah penutup mata hukum yang gelap gulita. Ia bahkan tidak mendapatkan santunan dari kematian kekasihnya itu, manusia keji memang.

Ia memutuskan untuk berdiri, membuat secangkir kopi untuknya dan memutuskan untuk terjaga sampai esok pagi di kamar yang gelap itu. Soobin takut gelap, namun ia seperti menyakiti dirinya sendiri, melawan ketakutannya. Ia duduk di ujung ruangan itu ditemani dengan suara lembut AC yang membuat ruangan itu semakin dingin. Soobin seharusnya tidak seperti ini, tragedi itu sudah 2 tahun yang lalu. Namun cintanya pada yeonjun lebih besar dari apapun, lebih besar dari cintanya pada dirinya sendiri.

Di pojok itu, soobin mulai mengilas balik kenangannya bersama Yeonjun yang mengisi hatinya. Soobin ingat ketika mereka tertawa bersama oleh video kucing berguling yang diberikan yeonjun padanya, soobin ingat ketika mereka menangis bersama saat soobin sedang banyak masalah, yeonjun merangkulnya dengan penuh cinta dan mengusap air matanya. Lembutnya tangan yeonjun hari itu masih terasa jelas di pipinya, kemudian setitik air mata kembali turun disana, seakan merasakan usapan itu kembali. Soobin kira perasaan perasaan itulah yang melengkapi hidupnya, tetapi perasaan duka masuk tanpa permisi dan menghancurkan segalanya.

Ia menoleh ke arah balkon, bulan tampak terang disana meski hari sedang hujan, seakan sengaja untuk mengejeknya yang sedang menangis ini. Purnama itu tampak kesepian, dan hujan seakan membuat gambaran bahwa ia menangis, seperti soobin. Pikiran kacaunya memetaforakan Yeonjunnya adalah bulan itu, kemudian ia kembali menangis, ia ingin menetap dilangit yang basah itu, untuk menjadi bintang yang menemani sang purnama, seperti yeonjun yang selalu menemaninya ketika ia menangis.

Tanpa ia sadari, kakinya membawanya turun, kemudian keluar dari apartemen itu tengah malam. Di kota yang masih ramai itu, dengan sweater putih dan celana hitamnya, ia mulai berdiri di tengah hujan itu. Ia menangis disana, agar air matanya menyatu dengan air hujan. Kenangan indah itu seakan menghunus dadanya, ketika suara yeonjun yang memanggilnya kembali terdengar samar di telinganya. Dadanya terasa perih tak terkira, andai ia tau pada hari itu dan momen itu akan terjadi, ia tak akan mengajak yeonjunnya menaiki wahana itu, andai saja ia tau bahwa itulah momen terakhirnya bersama sang kekasih, ia akan menyimpan momen indah mereka lebih lama, ia akan mengingat kenangan itu selamanya, bukan kenangan menyakitkan ini.

Kenangan kenangan indah berputar dalam kepalanya bagaikan kaset rusak, kenangan indah maupun sedihnya, ia menangis dan menari ditengah hujan yang mengguyur kota itu, ia ingin ketika hujan ini berhenti yeonjun muncul dihadapannya. Ia ingin berlari, memeluk yeonjunnya dan tidak dilepasnya lagi. Ia ingin menatap matanya dalam dalam dan berkata "aku merindukanmu". Kemudian kedinginan menyelimutinya, dan ia pingsan di tengah hujan itu.






















Saat ia terbangun, ia telah berada kembali di apartemennya. Ia tak ingat apa yang dilakukannya semalam, karena sebenarnya ia setengah sadar dan setengah gila dibuat kenangan kenangan itu. Tetapi ketika ia terduduk di kasurnya, ia melihat Yeonjunnya duduk di sofa kamarnya itu. Dengan cepat ia terbangun kemudian memeluk kekasihnya seperti yang ia inginkan, terus ia peluk arwah samar itu seakan tak ingin dilepasnya. Ia tangkup wajah mungil yeonjun dan menatapnya,

"Yeonjunku, aku sangat merindukanmu, aku sangat benar benar merindukanmu. Hatiku sakit setiap hari mengingatmu, kembalilah ke dalam dekapanku.."

Yeonjunnya tersenyum, kemudian memeluk Soobin kembali. Dengan manis ia menjawab

"kalau begitu biarkan aku hidup di alamku, karena meski dimensi membentang diantara kita, langkah kaki kita akan tetap beriringan selamanya, bersama menyusuri jalan setapak kehidupan ini. aku masih bersamamu Soobin, aku akan tetap bersamamu."

Kemudian dikecupnya pipi kanan pemuda itu sebelum mengucapkan salam

"Aku juga merindukanmu, Soobin."

Dan bersamaan dengan dentingan jarum jam, arwah samar itu sepenuhnya menghilang, menyisakan hangat yang masih terasa di hati Soobin.

"Selamat jalan kasih, mulai sekarang dan sampai keabadian menelanku, aku akan tetap bersamamu."









Still With You
-End

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Still With You [1/1] ✔Soobjun/YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang