Seperti biasa aku terbangun di pagi hari diiringi dengan suara alarm yang memekakkan telinga, dengan mata yang masih agak tertutup, aku mencoba meraih handphone ku untuk mematikan alarm nya, saat ku lihat tanggal di layar HP, disitu menunjukkan tanggal 6 Januari, tepatnya hari Senin.
Sebelumnya perkenalkan, namaku Ren, aku hanya siswa SMA biasa yang tak punya kelebihan apapun, tinggi ku sekitar 170 cm, rambutku hitam pendek dan banyak yang bilang kalau aku manusia apatis karena aku selalu memberi ekspresi dingin dan jarang tersenyum sehingga kesannya aku tak pernah peduli dengan orang lain, padahal tidak seperti itu, beberapa orang juga bilang kalau aku punya wajah yang lumayan tampan, entah apa itu benar atau mereka hanya sekedar melemparkan satire kepadaku? Aku juga seorang nerd, ya kalian bisa searching di internet apa itu nerd karena aku terlalu malas menjelaskannya.
Aku langsung berpindah posisi dari tiduran ke posisi duduk sembari “mengumpulkan nyawa” terlebih dahulu. Dari lantai bawah, aku mendengar suara kakak ku memanggil.
“Ren, bangun! Kakak sudah siapkan sarapan untukmu nih”
Mendengar teriakan kakak ku, aku bergegas turun ke lantai bawah dan menuju ke dapur. Ya, di rumah ku dapur dan ruang makan menjadi satu, jadi disaat aku makan, aku bisa mencium aroma masakan kakak ku yang sedang di olah.
Langsung saja aku duduk di kursi meja makan, nampak di depan ku sudah tersedia omelet, ya ini adalah menu kesukaan ku, kakak ku selalu memasakkan ini untuk sarapan, tapi karena terlalu sering, lama2 aku jadi bosan juga.“ada apa Ren? Kenapa bengong?” ucap kakak ku
Mendengar ucapannya aku tersadar dari lamunan ku, mungkin karena aku masih agak mengantuk akibat semalam aku tidur terlalu larut.
“ah tidak ada kak, aku hanya bosan saja setiap hari sarapan omelet”
“loohh, ini kan makanan kesukaanmu, kok bisa bosan?”“ya jangan tiap hari juga atuh kakak, sesekali yang lain lah”
“ya udah deh, besok kakak masak menu lain untuk sarapan mu, tapi untuk hari ini, kamu makan itu dulu ya”
Tanpa merespon perkataan kakak ku, aku langsung melahap omelet itu, hmmm enak seperti biasanya sih, kakak ku memang ahlinya memasak.
Di tengah santapan ku, tiba2 kakak ku berkata“oh iya Ren, selamat ulang tahun yaa, omedetto”
Mendengar ucapannya, aku langsung tersedak
“UHUUKK UHUUK”
Kakak ku yang melihat ku tersedak seketika panik dan bergegas mengambil kan air minum untukku
“ini ini, minum dulu” ucapnya sambil memberikan segelas air putih kepadaku
Aku meminumnya sampai habis
“Ehmm, aku tidak menyangka kalau kakak ingat dengan ulang tahun ku”
“heehh, ya pasti ingat dong, aku kan kakak yang baik”
Haah, padahal dulu dia pernah dua kali lupa dengan hari ulang tahun ku, dasar.
“nee, jadi kamu mau hadiah apa untuk ultah mu kali ini?”
“ah tidak usah kak, aku tak perlu hadiah apa2, masih bisa tinggal dengan kakak itu sudah hadiah terbaik dalam hidupku”
“aahhh kamu ini Ren, bisa saja hehe. Kakak jadi makin sayang deh” ucapnya sambil mencubit pipi ku
“aduuhh, sakit tau!”
Kakak ku hanya tertawa kecil
Aku lupa memberi tau, sejak SMP aku sudah tinggal berdua dengan kakak ku, nama kakak ku adalah Rin, orang tua kami sudah meninggal dunia karena kecelakaan. Ya, kami adalah yatim piatu sekarang, tapi aku bersyukur masih mempunyai kakak, meski kadang dia agak menyebalkan, tapi dia sudah berjuang keras semenjak ortu kami sudah tiada, seharusnya kakak ku melanjutkan pendidikannya di universitas, tapi dia lebih memilih bekerja sebagai pelayan restauran untuk memenuhi kebutuhan kami berdua. Dan sekarang aku sudah menginjak kelas 2 SMA, dialah yang membiayai sekolah ku sampai sekarang. Kakak ku sudah seperti sosok ibu sekaligus ayah untuk diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day a Week
Teen FictionTentang seorang anak muda yang mengalami fenomena aneh dimana ia harus mengulangi hari ulang tahunnya selama 7 kali, atau lebih tepatnya satu minggu.