Warna Jingga

16 3 3
                                    

Semburat Jingga memasuki celah celah ruangan berukuran 4x5 meter itu dan menambah kesan hangat karena memantulkan cahaya pada Photo yang berukuran 10 R itu. Terkesan mewah ketika sang Jingga menghampiri. Pemilik ruangan itu membuka mata seketika merasakan kehadiran Jingga. Lalu membuka Jendela dan menghirup udara luar yang penuh dengan polusi dan hiruk pikuk perkotaan. Mata itu hanya tertuju pada sang Jingga yang kian meredup dan berjanji akan kembali.
Ansel sudah terbiasa dengan itu karena hanya ada dua kemungkinan dengan salam perpisahan, terganti atau kembali.

Waktu sudah menunjukkan pukul 20:00 WIB. Ansel masih belum beranjak dari kasur. Ia masih nyaman dengan menatap langit-langit kamarnya.
Ansel menoleh kearah pintu dan ia melihat seragam sekolahnya yang sudah di setrika rapi oleh ibunya. Ia memperhatikan seragam baru miliknya dan fokus pada rok kotak kotak dan juga Jaz yang berwarna abu-abu itu.

"Huffff besok hari pertama ku menggunakan seragam itu, rasanya aku masih nyaman dengan rok lamaku yang berwarna biru. 3 tahun memang terasa sangat sebentar" ucap Ansel dalam hati.

Ansel kembali menatap langit langit kamarnya dan membayangkan hari esok hari dimana untuk pertama kalinya ia mengenakan seragam barunya itu. Dan membayangkan di sekolah barunya Apakah menyenangkan atau tidak, apakah mendapatkan teman baru atau tidak.
Yang pasti Ansel hanya ingin disekolah barunya mempunyai perpustakaan yang merupakan tempat ternyaman baginya disekolah.

Sebelum matahari terbit Ansel sudah sudah siap dengan seragam barunya dan bergegas keluar dari kamarnya dan turun menuju dapur. Ansel melihat ibunya sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk dirinya. Ansel lalu duduk di meja makan menunggu sarapan sambil tersenyum melihat ibunya yang cekatan menyiapkan sarapan.

"Ibu semangat sekali hari ini" Ansel memulai pembicaraan

Ibu berbalik badan dan mendapati Ansel yang duduk manis di meja makan. Ibu tersenyum melihat Ansel yang juga tersenyum sambil memangku dagu menggunakan tangan kanannya.

"Hari ini kan hari pertama kamu sebagai seorang siswa SMA, jadi ibu juga harus semangat karena anak ibu akan masuk sekolah favorit" ucap ibu dengan penuh senyum.

"Ini juga berkat do'a ibu Ansel bisa diterima di sekolah itu"

"Nanti jangan lupa ceritakan kepada ibu bagaimana hari pertama sekolah kamu"

"Sip Ibuuu" ucap Ansel sambil mengacungkan jempol nya.

Ibu kembali berkutat di dapur dan menyiapkan sarapan untuk Ansel.

"Ibu, Hari ini Ansel bawa bekal saja yaa, soalnya hari pertama sekolah biasanya Ansel tidak pergi ke kantin karena Ansel masih malu kalau ke kantin"

"Iyaa, ini ibu juga masak banyak jadi kamu bisa bawa bekal ke sekolah".

Ansel kembali memeriksa semua perlengkapan Alat tulis lalu berangkat kesekolah. Ansel duduk di Halte sambil menunggu Bus untuk menuju kesekolahnya. Hari itu didalam Bus di penuhi dengan Anak sekolah dan Ansel tidak kebagian tempat duduk.
30 menit di perjalanan akhirnya bus itu berhenti di halte SMA Nusantara. Ansel dan juga murid yang lainnya bergegas menuju sekolah.

Ansel lalu mencari cari kelas X Fisika 2 karena berdasarkan hasil pengumuman kelulusan masuk SMA Nusantara namanya tertulis di pembagian kelas Itu.

Setelah berkeliling akhirnya Ansel menemukan kelasnya yang berada di lantai 3. Ansel lalu memilih tempat duduk di bagian dekat dengan jendela. Karena kebiasaan Ansel suka menatap keluar melihat langit.

"Aku duduk disini yaa" Ucap seorang siswi sambil menunjuk bangku di depan Ansel
"Iyaa duduk aja. Sepertinya tempat itu belum ada orangnya"

"Gak boleh, dari awal bangku ini udah aku tandain kalau ini bangku aku" ucap seorang laki laki yang baru saja datang dengan memakai Topi dan Hoodie berwarna hitam.

"Tapi kan, aku datang lebih awal dari kamu. Jadi aku yang lebih berhak untuk duduk di sini" ucap siswi itu

"Gak. Aku yang berhak untuk duduk disini. Dan kamu silahkan cari tempat duduk yang lain." ucap laki laki itu

Karena tak ingin memperpanjang masalah Ansel menyuruh siswi itu untuk duduk dibelakang Ansel. Dan siswi itu mengangguk, karena ia tak kau memperkeruh suasana.

"Kenalin, Aku Maureen Anastasia, panggil aja Maureen" ucap siswi itu dengan senyum manisnya sambil mengulurkan Tangan kanannya.

Ansel menyambut uluran tangan itu sambil tersenyum simpul " nama ku Ansel"

Hari itu tak terlalu buruk bagi Ansel untuk hari pertamanya di sekolah barunya itu. Hanya saja pagi itu dimulai dengan perebutan bangku antara Maureen dengan laki laki yang duduk di depannya. Hari itu hanya diisi dengan Perkenalan dan pembagian jadwal Mata pelajaran. Seusai bel pulang Ansel tak langsung pulang ia memilih untuk berkeliling di sekolah barunya. Karena Ansel belum menemukan di mana letak perpustakaan sekolahnya itu.

"Ngapain disini. Kok belum pulang" ucap seorang laki laki yang muncul tiba tiba di depan Ansel

" Hah.. ini aku mau cari tau di mana perpustakaan sekolah ini" jawab Ansel

"Jam segini udah tutup kali perpustakaan. Emang mau ngapain?"

"Hmm. Cuma mau tau aja dimana letak perpustakaannya". Jawab Ansel santai

"Ohhh. Perpustakaan nya ada di samping lapangan Basket. Kamu tinggal lurus terus belok kiri"

"Okaayy makasih yaa. Oiya By the way kamu yang duduk di depan aku kan?"

" Iyaa. Kenapa? Aku Fikri. Nama lengkap ku Muhammad Fikri Dirgantara."

"Ooo Iyaa. Aku Anselia Adelyn Putri. Panggil aja Ansel. Oiya by the way kamu kenapa belum pulang?"

"Aku ikut daftar Tim Futsal sekolah. Dan hari ini penyeleksiannya."

"Ooo gitu yaudah semangat. Aku mau pulang dulu takut kemalaman nanti sampai rumah"

"Yaudah Hati hati"

Percakapan singkat itu awal dari kedekatan Ansel dan Fikiri. Ansel yang mengira kalau Fikri adalah anak yang dingin dan anti sosial ternyata dugaan itu salah besar. Ternyata Fikri punya sifat ramah dan humble kepada teman teman yang lain. Dan satu hal yang tak bisa di pungkiri ternyata Fikri adalah siswa yang jago dalam pelajaran Fisika dan hal itu membuat Ansel selalu minta penjelasan dari Fikri ketika Ansel kurang mengerti dari Penjelasn guru.

8 November.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rintik Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang