Part 3

17 3 1
                                    

Hayyy guys !!!
Apa kabar kalean semua ?!
Sebelumnya gue Mon maap ya udah lama ngak up 😕
Jadi hari ini gue up lagi !!
Gue mau nanyak nih , kalian pada nunggu gak sih gue up lagi ?
Soalny gue niat mau unpublis nih cerita 🥺 dan gue mau buat cerita yang baru kira" bakal ad yang baca gak ya ?

Oke! Selamat membaca wahay kaum rebahan !!!

------

"Arrggggh!!!"

Bugh

Brakk

Prangg

Tok...tok...tok

" Sam!! Kamu kenapa Sam ?! Kamu baik-baik aja kan nak ?!" Dini panik saat mendengar suara pecahan kaca dari dalam kamar Samudra saat ia tidak sengaja lewat didepan kamar sang anakpun khawatir terjadi sesuatu pada Samudra.

" Sam!! Jawab mommy Sam ! Don't worry mommy son!!" Dini terus berteriak saat tidak mendengar sahutan dari Samudra.

    Karena masih belum kunjung mendapat sahutan dari Samudra Dini berinisiatif membuka pintu kamar Samudra , dan ...

Ceklek ...

Untungnya pintu tersebut tidak terkunci , Dini yang langsung masuk kedalampun dibuat terkejut melihat keadaan kamar Samudra yang sudah seperti kapal pecah tetsebut . Mulai dari buku-buku yang berceceran dilantai , pecahan lampu tidur , bantal-bantal yang tergeletak dilantai . Namun dia tidak melihat sosok Samudra disana . Namun sesaat kemudian Dini mengerutkan keningnya saat mendengar suara yang tidak asing ditelinganya .

"Hikss ... Yin maafin gue." Lirihan suara tanggis tersebut berasal dari arah kamar mandi Samudra. Dini bergegas berjalan kearah kamar mandi tersebut , dan betapa terkejutnya dia saat melihat keadaan Samudra.

"Astagaa Sam!!! Apa yang kamu lakuin hah?!!!" Tanya Dini dengan nada cemas. Bagaimana ia tidak cemas saat melihat keadaan Samudra yang benar-benar kacau tersebut. Ia tidak tau apa penyebab sang putra bisa sekacau ini . Dengan keadaan tangan yang sudah berdarah dan juga ada banyak pecahan kaca yang bertebaran disekelilingnya.

" Mom... Sam bener-bener bodoh mom...hikss" ujar Samudra dengan suara lirihnya .

"Ssstt!jangan bicara seperti itu ... Ini lagi kenapa sampai bisa kayak gini sayang ya ampun Sam , liat udah berdarah semua tangan kamu sayang !"

" Ayok bangun kita obatin dulu lukanya , habis itu baru nantik  kamu mommy introgasi." Samudra hanya diam dan tidak berniat menjawab Omelan sang mommy , dengan pasrah ia bangun mengikuti arahan mommynya .

-----

Setelah selesai mengobati luka Samudra , Dini mengajak Samudra duduk disofa ruang tamu rumahnya untuk memulai sesi introgasi yang ia katakan tadi , entah apa yang membuat sang putra bisa sekacau tadi .

" Jadi bilang sama mommy kenapa kamu bisa gini hmm?"

" Sam bodoh mi ." Lirihnya .

"Why?why can you talk like that? Cerita sama mommy."

Bukannya menjawab pertanyaan dari sang mommy Samudra justru kembali meneteskan air matanya , hal itu membuat Dini semakin penasaran apa penyebab sang putra seperti ini .

" Heyy! Ayolah Sam , kamu kenapa sayang , sini cerita sama mommy pelan-pelan , lepasin semua masalah kamu sayang." Ujar Dini dengan tangan kanannya mengelus rambut Samudra sedangkan tangan kirinya untuk menggenggam tangan Samudra .

Inilah yang Samudra suka dari sang mommy , selalu bisa membuatnya merasa memiliki teman dan ibu dalam suatu waktu .

" Sam bodoh mi ... Karna udah nuduh dia , padahal itu bukan dia! Sam bodoh karena udah percaya sama orang yang bahkan Sam sendiri kurang percaya sama dia . Sam bodoh! Bodoh karena Sam sendiri yang ngebuat cinta Sam pergi mi!!!!Sam bodoh!!bodoh!bodoh!!!.... Hikss."

" Hey, listen to me ." Ujar Dini. Namun Samudra masih setia menunduk dengan jarinya meremas kuat rambutnya .

" Apa ini ada hubungannya sama Rindu hm?" Tanya Dini yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Samudra .

Dini menghela nafas. Jadi Rindu lah yang membuat sang putra sampai sekacau ini? Tapi Dini heran bukankah Rindu sudah menghilang sejak beberapa bulan yang lalu? Dan bahkan saat itu Samudra fine-fine saja , ya meskipun dia sedikit melihat raut kekecewaan yang mendalam Dimata sang putra diwaktu itu . Lalu kenapa justru bukannya raut kekecewaan yang ia lihat , justru ia melihat tatapan penyesalan lah yang ia dapatkan dari mata sang putra .

" Bisa Sam cerita kenapa Sam bisa bilang kayak gitu?" Tanya Dini .

" Samudra ngeliat Rindu ngebunuh zio mom." Jawab Samudra.

"Hahhh?!!!" Dini berteriak saat mendengar jawaban Samudra karena ia terkejut mendengar pengakuan Samudra .

"Jadi yang ngebunuh zio Ri---."

" Tapi, tadi siang ....." Samudra segera memotong omongan sang mommy Karena ia tidak ingin mendengar kalimat itu lagi. Sudah cukup, cukup dia yang mengatakan omong kosong tersebut . Samudra mulai menceritakan semua masalah yang ia alami mulai dari hari  kematian zio sampai tadi siang saat dia bertemu dengan 2 satpam dicaffe tadi .

" Samudra datang bukan diawal mom , tapi Samudra datang disaat semuanya selesai , dan dengan kondisi yang tidak tepat ditambah lagi Sam yang syok dan emosi . Ditambah dengan pengakuan dua orang satpam itu membuat Sam bener-bener bodoh mom!" Ujar Samudra setelah menjelaskan semuanya kepada Dini. 

"Sssttt udah, jangan kayak gini ya. Kalau mommy ada diposisi kamu pasti mommy bakal ngelakuin hal yang sama . Ini udah takdir sayang." Ujar Dini sembari memeluk tubuh Samudra yang bergetar sebab ia kembali menangis.

"Gimana sama perasaan Sam mom?! Dia udah pergi , dan Sam ngak tau dia kemana."

"Sekarang kamu istirahat ya, nantik kita cari Ayinmu kalau bisa. Kamu masih ada seminggu lagi kan liburnya ?" Tanya Dini . Samudra mengangguk karena memang waktu libur mereka hanya tersisa satu Minggu lagi .

" Ya udah gih istrihat dikamar tamu dulu. Nantik mommy bilang sama Daddy buat bantu." Ujar Dini. Samudra tidak menjawab namun dia tetap berdiri dan berjalan menuju kamar tamu yang ada dirumahnya karena memang tidak mungkin ia tidur di kamarnya yang sudah seperti kapal pecah tersebut .

                       
                                -----

Segini dulu ya !😁
Jangan lupa vote and komen guys!
Walaupun kecil tapi sangat berarti buat gue ☹️
Ayok tinggalkan jejak kalian dilapak gue ya !

  Makasiiiii buat yang udah baca dan yang udah bantu support gue 😘

Next gak ???

Samudra RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang