START

9 3 0
                                    

Hal baru telah dimulai kepada mereka yang baru saja memasuki dunia perkuliahan. Kini mereka tidak perlu lagi menggunakan setelan pakaian putih abu-abu ataupun seragam lain yang biasa dikenakan di tubuh secara rapi setiap paginya. Penggunaan kata 'siswa-siswi' kini telah berubah menjadi gelar 'mahasiswa-mahasiswi'. Namun sesuatu yang terjadi di tempat ini sangatlah jauh berbeda dengan apa yang dihadapi di tempat sebelumnya mereka menuntut ilmu.

Ospek di hari pertama begitu menakutkan bagi mereka yang tidak mengerti sedikitpun tentang hal baru ini. Terutama, ketakutan akan senior yang berkuasa dan semena-mena terhadap para maba. Namun mungkin berbeda nasib dengan mereka yang memiliki fisik bak dewa ataupun dewi. Mereka yang memiliki sebutan 'good looking' akan diperlakukan istimewa oleh para senior yang kegatelan kebanyakan.

Semua mahasiswa baru kini sedang berbaris rapi mendengarkan arahan dari para senior. Juga beberapa dari mereka yang berlalu lalang memperhatikan satu per satu mahasiswa baru. Tampak salah satu senior laki-laki memperhatikan mahasiswa perempuan yang bernama Keyra Putri Harana dengan seksama, lalu kembali melakukan aktivitas awalnya. Tak sedikit pula para mahasiswa perempuan yang terbilang cantik terlirik olehnya saat itu.

Di kantin…

"Kenapa sih mata mereka jelalatan sana sini," celetuk seorang yang kini berada di depan Keyra.

"Apa coba maksudnya ngeliatin lo kayak gitu, risih tau gak sih." Tambahnya.

"Harusnya gw yang risih, bukan lo. Lagipula, lo juga pasti jadi bahan perhatian senior-senior cewe, tadi." Tanggap Keyra.

Orang itu hanya menghela nafas dan memalingkan pandangannya terhadap Keyra dan kembali fokus kepada lemon tea yang tadi sempat terabaikan.

Ia adalah Rafa Azka Putra. Sahabat sekaligus tetangga sekomplek Keyra sejak mereka umur 4 tahun. Keakraban mereka berlanjut saat memasuki jenjang sekolah yang selalu sama, sampai saat ini. Orang tua mereka juga telah saling mengenal sejak saat itu.

Kedekatan mereka terlihat layaknya orang berpacaran. Teman-teman mereka juga setuju akan statement itu. Bagaimana tidak, jika setiap hari mereka terlihat selalu bersama. Namun tetap ada batasan di antara mereka yang menunjukan bahwa mereka memang pure hanya sahabat. Dan entah takdir apayang telah menyatukan mereka kembali di tempat menuntut ilmu yang sama lagi dan lagi.

Saat sedang dalam keadaan yang diselimuti keheningan di antara mereka, dua sepasang manusia datang menghampiri tempat duduk Key dan Rafa. Namun salah satunya merupakan orang asing di ingatan mereka.

"Weyys, lagi ngapain nih? Sepi amat," tanya perempuan itu yang diketahui sebagai bestienya Key yang bernama Bianca.

"Ehh Bi, siapa tuh?" tanya balik Key sambil memberi kode dengan dagunya, menunjuk sosok laki-laki yang terbawa oleh Bianca.

"Ohh ini? Ini tadi gw ngeliat dia sendirian di sana. Nolep dia. Yaudah gw ajak aja. Ehh, taunya temen SD gw dong," Jelas Bianca.

Key dan Rafa hanya dapat mengangguk mengerti. Sedangkan orang yang dikenalkannya hanya dapat tersenyum kikuk.

"Ohh ya, kenalin ini Arya. Arya, ini Keyra dan ini Rafa. Temen-temen gw semenjak SMP!" Bianca saling mengenalkan mereka dan merekapun saling berjabat tangan.

                              *♬*

Keesokan harinya…

Masih dengan suasana hari kemarin, para maba yang tercampur dengan mahasiswa lama sedang berlalu lalang memasuki kampus.

Saat sedang berjalan dengan santainya, tiba-tiba semua yang berada di daerah sekitar dihebohkan dengan satu mahasiswi yang baru turun dari mobil mewahnya. Keadaan seketika berubah menjadi ricuh dengan sosok perempuan yang begitu cantik sedang bergaya setelah keluar dari mobil. Memamerkan pesona kepada semua yang melihatnya di sana.

Tak sedikit orang yang memujinya saat itu. Teriakan, bisikan, dan juga pujian dapat terasa dalam atmosfer tempat itu sampai radius 10 meter.

Di balik itu, Key yang melihat hal tersebut juga tidak luput dari wajah terpesona akan kecantikan yang dipancarkan gadis dengan nama Laura tersebut. Itulah nama yang terdengar dari sorakan-sorakan di sekitarnya.

"Cantikk bangettt!! Cantik kan Raf!?" tanya Key kepada Rafa yang berada di sebelahnya itu.

Rafa lalu mengarah melihat Laura kemudian kembali melihat Keyra tanpa memberikan pendapat satupun, meski itu hanya sekedar kata 'iya' ataupun 'nggak'.

"Iyaa kan, Raf?" tanya Keyra lagi memastikan dengan menggoyangkan tubuh Rafa.

"Iya-iya terserah!" Singkatnya.

"Pasti dia cewek famous deh di kampus ini! Liat aja, gayanya aja keren banget gitu. Lo juga pasti nanti bakalan jadi cowok hits di kampus ini. Liat aja, lo kan ganteng banget gini." Lanjut Keyra.

"Nggak mau!" tolaknya singkat.

"Kenapa gak mau? Kan enak, banyak yang nyukain, terus lo juga bisa jadi pentolan di kampus ini."

"Gak suka! Nggak nyaman banget kalo harus dikerubutin kayak gitu. Mending gak banyak yang kenal aja sekalian."

"Ouhh, okay,"

"Lagipula, nanti gw susah buat ketemu dan ngabisin waktu sama lo kayak biasanya. Dan,,, gw takut aja nanti lo malah ngindar dari gw karna takut sama mereka semua, atauuu, cemburu mungkin." Lanjut Rafa lalu memalingkan pandangannya dari Keyra yang kini wajahnya malah blushing akibat kalimat yang baru saja diucapkan Rafa.

Di tengah-tengah kericuhan yang sedang berlangsung, Laura salah fokus dengan Rafa yang hanya diam tanpa ekspresi. Itu membuatnya penasaran. Dari sekian banyaknya orang yang terpesona maupun sirik dengannya, hanya laki-laki itu yang sama sekali tampak tak tertarik. Entah itu untuk memuji ataupun tidak suka dengan pesonanya.

Laura berjalan mendekati Rafa, berharap ada respon baik yang dapat membuatnya jatuh hati akan laki-laki itu.

Rafa menjadi pusat sorotan banyak mata saat ini. Bagaimana tidak, ia seolah menjadi peran utama dalam sebuah teater dengan follow spot light yang mengarah kepadanya.

Laura tersenyum dengan keyakinan penuh bahwa Rafa akan langsung klepek-klepek padanya. Namun, ia dibuat bingung dengan Rafa yang refleks menjauh saat Laura hendak ingin semakin dekat dengan Rafa. Rafa mengerutkan keningnya dan berbalik pergi dari hadapan Laura yang membuat semua yang berada di sana menganga kebingungan termasuk Laura sendiri.

Dalam hatinya, ia bersumpah serapah akan membuat laki-laki dingin itu cinta mati dengannya karena telah membuatnya malu di hadapan banyak orang seperti sekarang. Dengan bangganya ia tersenyum remeh melihat kepergian Rafa.

"Gila ya tuh orang. Dideketin seorang Laura malah pergi gitu. Kalo gw mah, behh, ayuk aja." Ucap seseorang di balik sana dengan diikuti tawa dari orang sekitarnya.

"Sok atuh, kalo bisa dapetin mah." Jawab yang lain juga dengan diikuti orang sekitarnya yang terkekeh.

                              *♬*

Keyra mengikuti Rafa dengan setengah berlari. Karena Rafa berjalan dengan langkah besar nan cepat akibat hal yang baru saja terjadi di depan banyak orang.

"Raf, Raf. Rafaaa," Panggil Keyra yang tanpa di dengarkan Rafa.

"Rafaaa, berenti dulu dong!"

Kemudian Rafa berhenti mendadak tanpa menghadap Keyra, "Apa?"

Key mengganti posisinya berada di depan Rafa. "Lo kenapa sih, kok marah-marah gitu?"

"Gw malu, Key!"

"Malu kenapa? Bukannya harusnya seneng ya bisa jadi orang yang dipilih sama kak Laura kayak tadi? Pasti jarang loh cowok yang jadi pilihannya kayak lo barusan."

Rafa menyeringai, "Seneng? Hanya orang-orang  norak tau gak, yang mau dipermalukan kayak tadi di tempat umum! Dia seolah-olah anggap gw kayak semua cowok yang terpesona sama dia, dan bisa dengan mudah dia permainin gitu aja. Dia sama aja ngeremehin gw kayak cowok rendahan tau gak, Key! Lo sendiri kan juga tau kalo gw paling gak suka jadi pusat perhatian,"

"Eumm, maaf. Gw gak tau, kalo lo mikirnya gitu."

Rafa menghela nafasnya lalu mengangguk kecil kepada Keyra seraya berkata, "Iya, gakpapa kok!"

Both of USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang