Sesaat, perjuangan adalah hal yang sangat menyenangkan.
Rabu, 14 Oktober. Pagi yang diperkirakan cerah oleh BMKG, ternyata hujan deras dari pagi hingga pukul 02.12 saat ini.Sekar keluar dari kelasnya, dan segera memasangkan mantel tas. Berniat untuk menerobos hujan dengan mengenakan baju olahraga. "Toh, besok nggak ku pakai", batinnya.
"Tunggu bentaran lah Kar, jam tiga'an gitu?" Kata seorang siswa yang menarik tali tas Sekar.
Ia kemudian menarik tasnya kembali, dan berjalan ke lorong menuju tempat parkir. Menemui beberapa teman perempuannya yang sedang mengobrol dengan semangat.
"Buset. Ho'oh, tadi guru bindo ku marah abis-abisan. Bajuku baru pagi udah kotor. Hahahah. Ya, aku langsung disuruh ganti pake olahraga. Untung aja si kebawa. Klo ketinggal pasti gaboleh duduk tuh."
"Keras. Makanya kalo dateng jangan terlambat mulu. Ngapain? Mandiin kecoa?" Sahut siswi lainya.
"Eh, aku udah dijemput belum?", tanya Sekar pada dirinya sendiri, yang memecah pembicaraan.
"Gatau. Dikira aku mantau bapakmu?", jawab siswa yang suka bercerita tadi dengan senyum ceria.
Tanpa pikir panjang lagi, Sekar berjalan keluar sekolah dan berjalan tanpa perlindungan tubuh yang lengkap. Topi mungkin cukup menahan beberapa air yang ingin menonjok wajahnya.
"Kakk!! Kak Sekarr??" Suara itu membuat Sekar berbalik badan dan tersenyum. "Iya?", jawabnya.
"Lewat sana yuk. Anterin aku bentar, rumahku gajauh kok dari sini. Temenin yaa, yaa??"
"Iya deh." Ia mengiyakan permintaan adik kelasnya, dan berjalan menuju gang bersama. Tidak masalah, gang itu juga bisa dilewatinya ketika berangkat ataupun pulang dari sekolah, namun sedikit lebih jauh dibandingkan jalan umum.
"Aku Indri, siswa tahun pertama kelas E, aku punya kakak tahun ketiga, namanya Fera," dia memperkenalkan diri.
"Jadi kenal aku, dari?"
"Kak Fera, dia OSIS. Tapi aku ga deket-deket amat sih. Aku baru tinggal disini, yaa sekitaran setengahan tahun. Kata kak Fera, dia punya adik kelas yang rumahnya hampir tetanggaan. Mwehehe, hampir yak."
"Owalahhhhh, iya. Kak Fera ya, oh iya iya, aku aja baru tahu rumahnya sekitaran sini huhuu."
Sekar dan Indri bercerita banyak disepanjang perjalanan. Hujan belum sepenuhnya berhenti, sedikit gerimis namun suara geluduk masih banyak terdrngar.