Chapter 1

625 61 2
                                    

Air bergolak dari segala arah, membolak-balik tubuh gadis kecil itu seolah ingin mencabiknya. Berenang secara pararel menuju garis pantai, tapi pengetahuan tak banyak membantu karena ia tak tahu dimana letak pantai.

Yang ia pedulikan sekarang hanya bagaimana cara menemukan permukaan, karena air semakin melesak masuk ke dalam paru-parunya. Bahkan tangan dan kakinya hampir mati rasa karena dinginnya suhu air yang menusuk-nusuk kulitnya.

Ia menyerah, hanya ada kegelapan. Bersiap untuk mati. Sesuatu menariknya dari dasar, membawanya ke tempat cahaya terang yang menyilaukan matanya.

"Nak...nak… Bangun… Hei, hei, apa kau baik-baik saja?"

Suara penuh kepanikan. Sesuatu yang keras menekan dadanya, berusaha mengeluarkan air dari paru-parunya. Mikasa terbatuk dan kesadarannya mengambil alih.

"To-tolong aku…"


.


.

Di sebuah ruangan yang disinari cahaya temaram, dua orang pria berseragam tentara berwarna beige menempel di tubuh masing-masing. Tak lupa dengan bandana berwarna merah yang terikat di lengan kanan menandakan pangkat mereka yang tinggi di medan perang.

Yang satu duduk di kursi sambil bertopang dagu, dan yang satunya bersandar di sebelah pintu sambil merokok. Si pirang kemudian menghampiri pria yang duduk tadi, Eren Yeager namanya, lalu mengeluarkan rokok yang lain dari saku bajunya. Berniat menawarkan, yang kemudian diterima olehnya, menghimpitnya ke dalam mulut, lalu menyalurkan api yang sama dari rokok pemuda pirang tadi.

Aroma nikotin memenuhi ruangan. Selagi mulutnya kempang kempis mengeluarkan asap, matanya masih setia meneliti foto yang ada dalam genggamannya.

"Kau tahu siapa anak kecil dalam foto ini?"

Eren menatap lawan bicaranya. "Memangnya kenapa?"

"Dia sedang diincar Levi. Kau tahu kan Levi Ackerman?"

"Hn." Kembali ia meneliti wajah yang terlihat di foto hitam putih tersebut. "Apa yang diinginkannya dari rakyat Asia ini?"

"Dia adalah keturunan terakhir klan Shogun, ibunya adalah pemimpin klan Azumabito, dan memegang kekuasaan penting di Hizuru. Pada awalnya Paradis mengundang mereka untuk konferensi perdamaian dan kerja sama, tapi entah kenapa malah membunuh semua petinggi-petinggi Hizuru yang ada di kapal itu."

"Bukankah Hizuru adalah negara yang miskin?"

"Tidak, sebelum mereka kalah berperang. Sumber daya manusia mereka sangat unggul. Mereka punya teknisi hebat untuk membuat peralatan tempur. Sayangnya mereka kekurangan dana, mungkin untuk itu mereka ingin bekerja sama dengan Paradis."

"Seharusnya itu akan sangat menguntungkan Paradis."

Pria pirang di depannya mengangguk pelan, "Hanya Paradis yang tahu alasannya. Mungkin ada masalah internal yang terjadi. Atau mungkin mereka hanya ingin memonopoli Hizuru."

"Paradis…" Eren memejamkan matanya saat menghembuskan nafas pasrah. "Licik seperti biasa."

"Hmm. Tapi dari insiden itu, ada pihak Hizuru yang selamat."

"Siapa?"

"Gadis yang ada dalam foto itu. Yang baru-baru ini diketahui masih hidup."

Eren kembali menatap foto gadis kecil di tangannya, "Lalu apa tujuanmu memberitahukan ini kepadaku?"

"Kau adalah adikku, Eren. Orang yang sangat kupercayai. Bawa gadis itu ke Marley, sebelum Levi mendapatkannya."

"Kau yakin dia akan menguntungkan kita?"

Whisper Of CautionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang