Kedai Ice Cream

4 2 0
                                    

'panggilan kepada Alesya Putri pacar kesayangan Dean, ditunggu di parkiran kampus, ayok cepatt abang kepanasan neng' suara dari radio kampus memembuat semua mata di ruang serba guna ini tertuju kepadaku. Jika aku bisa menghilang ingin rasanya menghilang sejenak. Ini sungguh memalukan. Sudah bisa dipastikan siapa yang menyabotase radio kampus, siapa lagi jika bukan si pemilik suara indah itu, Deandra Athala.

"Ekhemmm aduhh neng Esyaa babang Dean udah nungguin noh," ucap Olivia mengejekku. Hobby Oliv memang mengejek atau membuatku kesal. Bersahabat dnengannya sejak mengenakan seragam putih biru membuatku hafal akan kepribadiannya yang menyebalkan itu. Oliv memang suka sekali menggodaku terkait hal hal yang berhubungan Dean. Oliv bilang kalau Dean sekarang adalah duniaku, jadi itu membuatnya senang saat menggodaku. Aku masih tidak mengerti kenapa Oliv bisa berfikir sejauh itu. Tapi yaa Oliv selalu berhasil membuatku kesal saat dia menggodaku.

"Bentar lagi deh nanggung nih! Nanti juga kesini anaknya, cuekin aja," ucapku santai dan Kembali fokus pada laptop dihadapanku.

"Esyaaa, cek hp lu buruan!" ucap Oliv kepadaku.

"Syaa buruan deh lu keparkiran, ganggu banget nih laki lu ngechatin gua terus," ucap salah satu temanku. Aku masih enggan untuk jalan ke parkiran, sungguh sebentar lagi tugasku selesai

"Siapapun yang namanya Alesya mending lu ke parkiran dulu deh, cowo lu nyepam digrup Angkatan cewe gua nih," ucap salah satu kaka tingkatku. Demi apapun ingin rasanya aku benar benar menghilang. Entah apa yang ada dipikiran laki laki menyebalkan itu. Dean memang cukup aktif di kampus, bahkan Dean juga menjabat sebagai ketua angkatan kami. Kalau sudah sejauh ini aku harus mengalah, jika tidak, aku rasa bahkan dekanpun akan turun tangan jika bisa. Huh menyebalkan.

Aku bergegas merapihkan barang barangku dan berpamitan dengan Olivia. Sepanjang perjalanan menuju parkiran aku sudah Menyusun kalimat yang ingin aku sampaikan kepadanya. Kesal? Tentu saja, ini benar benar menyebalkan.

Aku melambatkan Langkah kaki ku, saat melihat Dean sedang tersenyum manis kearah ku. Aku harus menyiapkan hati, gaboleh kalah hanya karna senyumannya itu.

"Hallo tuan putri, gimana kegiatan kamu hari ini? Capek?" ucapnya lembut seraya berjalan mendekat kepadaku setibanya aku di depan parkiran kampus kami. Dean sedikit merunduk, menyamakan tingginya denganku. Dean memang jauh lebih tinggi dariku. Aku selalu suka diperlakukan seperti ini, karena saat seperti ini aku merasa Dean menjagaku,

"Kenapa Cemberut? Ko diem aja, kenapa Alesya?" ucapnya dengan menatapku dalam. tangannya menyentuh kepalaku dengan lembut dan mengacak acak rambutku.

"ishhh berantakan Dean. Bisa diem ga? Aku lagi marah tau!" ucapku merajuk. Aku berusaha menghindari menatap wajahnya. Ga lucu bukan kalo belum apa apa saja aku luluh dengan tatapan dan senyumannya.

"oke oke, aku salah, maaf ya Alesya," dia melapaskan tangannya dari kepalaku. Dean berjalan kearah motornya yang terpakir tepat dibawah pepohonan yang rindang. Aku berjalan mengikutinya dari belakang.

Tanpa berkata apapun Dean memakaikan helm kepadaku. Aku heran, bukankah saat ini aku yang seharusnya marah dan mendiamkannya. Mengapa keadaannya jadi seperti ini. Biasanya Dean akan membuatku memarahinya sampai akhirnya amarahku hilang. Ada apa dengannya hari ini.

Sepanjang perjalanan, kami tidak mengeluarkan suara satu sma lain. Dean fokus mengendarai motor dan aku fokus dengan pikiranku yang dipenuhi pertanyaan ada apa dengannya hari ini.

"Dean ini bukan arah kerumahku," aku memutuskan untuk bicara lebih dulu. Jalan yang kami lewati bukan jalan menuju rumahku ataupun rumahnya.

"Memang bukan," ucapnya santai. Aku semakin bingung, apa mau laki laki dihadapanku ini. Aku menatap tajam kearahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang