"SENJAAAA!!!""Sudah siang nih. Cepat ke bawah, Sayang. Papa sudah nunggu buat sarapan!" teriak Tante Tari—Mamanya Senja—dari lantai bawah.
"Iya, Ma... sebentar lagi!" sahut Senja tak kalah melengkingnya dengan Mamanya.
Senja Swastamita, gadis berusia kurang dari tujuh belas tahun itu kali ini berdandan cantik dengan mengenakan seragam hitam-putih yang terlihat lebih rapi.
*AN: "Sebenarnya putih abu-abu, tapi aku nyesuai in gambarnya;)"
Senja selalu memakai jepit, kini jepit rambut berbentuk bunga berwarna orange mendarat di bagian kanan kepalanya. Ia juga memakai jam tangan rolex berwarna putih yang dipadu warna orange cerah di bagian tangan kiri. Ia menyapukan bedak di wajahnya yang mulus, kulitnya terlihat semakin cerah. Agar penampilannya lebih mantap, Senja menambahkan lipgloss transparan di bibirnya yang mungil. Sehingga bibirnya yang berwarna merah muda terlihat lebih segar.
Dan yang terakhir ini adalah ciri khas seorang gadis yang bernama Senja Swastamita yaitu memandangi penampilan dirinya di depan cermin dengan senyuman.
Setelah merasa puas dengan penampilannya, Senja bergegas menuruni tangga hendak menyantap sarapan bersama Mama dan Papanya.
Sesampai di meja makan Mama dan Papa Senja sudah menghabiskan setengah piring.
"Ups... hemmmm," Senja hanya bisa nyengir lebar dengan menutup mulut melihat Papa Mamanya yang tidak sabaran menunggu anaknya ini.
Senja pun segera breakfast.
"Jangan buru-buru, habisin dulu sarapannya. Susunya diminum tuh," Papa Senja berkata sambil menunjuk susu cokelat kesukaan Senja.
"Pa, udah jam-" belum selesai bicara Papa langsung berkomentar.
"Minum dulu walaupun sedikit." Papa tak berkata lagi Senja pun mengiyakan ucapannya.
Tante Tari hanya tertawa melihat Putri tercintanya kini tergopoh-gopoh meminum susu yang bisa dibilang-masih panas-alias anget kuku tingkat tinggi.
Setelah itu Senja segera memakai sepatu catt yang diberi Hari—Papa Senja— sewaktu di Paris beberapa bulan yang lalu.
"Ma, Senja berangkat dulu ya. Daaah..." setelah berjabat tangan Senja melambaikan tangan ke Mama dan menuju ke dalam mobil bersama Papanya.
Mama membalas lambaian tangan Senja hingga mobil yang ia kendarai bersama Papanya tak terlihat.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beauty Sunset [On Going]
Teen FictionBerbicara mengenai CINTA. Siapa, sih, yang tidak mengenal cinta? Cinta adalah sebuah rasa, rasa yang membuat hati berdebar-debar karenanya. Rasa nyaman tanpa adanya beban untuk ke duanya. Terkadang rasa itu juga pahit. Karena pada dasarnya cinta aka...