03. Flashback

10 2 0
                                    

~HAPPY READING~

"BUBAR BARISAN! JALAN!" Titahku membubarkan barisan.

Semua para junior putri telah bubar dari barisannya dan berhamburan begitu saja. Ada yang melepas topi buat kipas-kipas, ada yang ngobrol santai sambil jalan, ada juga yang lari kepanasan menuju ke kelas mereka masing-masing.

Aku mendapat tugas memimpin PBB bagian junior putri setiap pagi sebelum bel berbunyi selama tiga hari.

Tugas memimpin PBB telah selesai aku segera menuju ruang OSIS untuk menemui Kak Laras yang akan membahas acara inagurasi. Ah, ralat, lebih tepatnya untuk menemukan informasi mengenai cowok asing itu.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Masuk," sahut seseorang dari dalam.

Senja membuka pintu dengan pelan lalu masuk dengan sopan tak lupa dengan mengucapkan salam.

"Eh, Senja. Selamat pagi." sapa Kak Laras ramah.

"Pagi, Kak. Lagi sibuk apa nih, kayaknya happy banget," aku mendekati Kak Laras dan mengambil salah satu proposal yang masih berantakan di mejanya lalu membacanya.

"I-ini...?" Tanyaku terjeda ketika melihat tulisan "SURVIVAL" di sub keterangan lalu menghadap Kak Laras dengan raut bingung.

"Sebentar lagi kita akan mengadakan survival dan semoga pihak sekolah mengizinkan." Kak Laras berucap penuh harap.

"OH MAY GOD!!! DEMI APA AKU SENENG BANGET!!!" Semburku melompat kegirangan seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru.

Kak Laras juga ikut senang karena ini kali pertama mengadakan "Survival" selama masa jabatannya sebagai Ketua OSIS.

"Tolong jangan disebar luasin dulu ya, Nja. Soalnya masih tahap perijinan."

"Siap dong Kak! Kalo sama akumah aman," sahutku menaik turunkan kedua alis membuat Kak Laras tertawa.

"Kalo gitu kamu bisa bantu aku nggak?" Dengan sigap aku mengikuti arah Kak Laras yang mulai mengotak-atik laptopnya.

"Nah, tolong selesaiin makalah aku dong. Pleaseeeee mau ya, Nja?" Pintanya memohon-mohon. Tuhkan selalu saja aku yang kena sasaran.

"Kalo butuh sesuatu kamu tinggal hubungi nomor ini," lagi-lagi Kak Laras menunjuk laptopnya yang menyala dan memberi tau nomor yang dimaksud.

"Maaf banget ya ngerepotin, aku harus urus ini biar cepat kelar. Do'ain ya." Tukasnya lalu pergi meninggalkanku seorang diri.

"Kurang baik apa aku coba?!" Teriakku mulai kesal yang tidak akan mendapatkan jawaban.

Aku yang mempunyai tugas jaga ruang OSIS di jam pertama hanya mendesah pelan. Aku rasa ini waktu yang tepat buat ngulik informasi cowok asing itu. Akan tetapi keadaan sangat tidak mendukung. Hufft...

Ahaa! Tiba-tiba ide cemerlangku muncul.

Mendengarkan musik sambil ngerjain makalah kayaknya pilihan yang tepat. Dengan semangat aku mencari file musik yang ada di laptop Kak Laras. Setelah beberapa menit mencari aku malah menemukan sebuah foto bertuliskan S. Karena rasa penasaranku lebih besar jadi aku klik saja foto itu.

 Karena rasa penasaranku lebih besar jadi aku klik saja foto itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Beauty Sunset [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang