p r o l o g u e

918 84 2
                                    

Hai, ini aku.

Percaya atau tidak, aku sungguh melakukan perjalanan ke alam semesta lain secara tidak sengaja. Disana aku bertemu dengan anak laki-laki manis bernama Yeonjun dan Ayahnya yang seorang mantan narapidana. Namanya, Vehan Kim.

Aku tidak mengatakan ini pada siapapun, termasuk Ayah, Ibu, Kak Jean, dan Sunghoon. Mereka pasti akan menganggapku sudah gila.

Akan tetapi, aku akan menceritakan ini pada kalian. Tentang aku dan Vehan yang sama-sama menikmati permainan dari semesta.

tertanda,

Journey Park.

###

Mobil pengangkut sampai.

Titik dimana transportasi yang dikhususkan untuk mengangkut barang-barang pindahan tersebut berhenti adalah titik awal keluarga Park memulai kehidupan baru.

Putra sulung keluarga itu, bernama Jean Park menyetujui keputusan Ayah. Tuan Park merubah pola hidup keluarganya menjadi setara layaknya kebanyakan keluarga diseluruh dunia.

"Tidak terlalu buruk ternyata. Sepertinya aku akan betah tinggal disini." si bungsu, Sunghoon Park berceletuk memecahkan keheningan di dalam mobil.

Jean menoleh ke belakang, menyaksikan kedua Adiknya yang berekspresi berbeda. Sunghoon dengan wajah sumringah, sementara Journey Park yang tampak muram.

"Tentu saja," kata Jean, "Aku pernah menginap disini selama seminggu bersama Nenek. Menyenangkan."

"Kapan?"

"Sudah lama sekali." Jean tertawa begitu mengingat masa kecilnya bersama sang Nenek, "Journey masih berumur 10 tahun."

Sementara lanjut bertanya pada Jean mengenai rumah yang akan mereka tinggali, Journey mendengus menyesali keputusan Ayahnya.

Journey satu-satunya yang menentang akomodasi ini. Menurutnya, itu tidak masuk akal. Maksudnya, orang bodoh mana yang mau meninggalkan kemewahan yang dimiliki demi hidup layaknya orang berekomoni menengah.

Tentu saja, itu adalah Ayahnya.

"Kuharap tidak ada yang mengolok-olokku setelah ini."

"Kenapa harus?"

"Kau tidak mengerti, Kak." Journey frustasi, "Aku terbiasa hidup serba ada, serba cepat, dan aku tidak suka menunggu. Sekarang Ayah mengajak kita ke tempat terpencil ini. Untuk bisa ke kantor tepat waktu, aku harus berjalan kaki dulu ke halte yang ada di depan sana."

Jean mengerti mengapa Journey menolak. Gadis itu adalah permaisuri keluarga. Ayah sangat menyayangi anak perempuannya yang kini sudah tumbuh dewasa.

Dan, Ibu masih sering memanjakan Journey dalam hal remeh sekalipun. Jean memang anak sulung dan Sunghoon anak bungsu, tetapi Journey diperlakukan istimewa oleh kedua orang tua mereka.

"Aku bisa mengantarmu."

Journey tertawa jengkel, "Kak, kau tahu kan, Ayah bilang tidak ada yang boleh membantuku termasuk kau, Sunghoon, bahkan Ibu. Bersyukur Ayah tidak mencabut jabatanmu di perusahaan Ayah. Kalau Ayah tahu kau membantuku, pekerjaanmu bisa terancam."

Itu adalah ultimatum yang Ayah mereka sampaikan sebelum mereka tiba disini. Sebenarnya, ada alasan lain mengapa Tuan Park melakukan keputusan sepihak tersebut.

Ayah hanya mengatakan ini pada Jean, bahwa apa yang dia lakukan agar Journey dapat mengatur diri terutama dalam hal keuangan.

Journey termasuk satu dari banyaknya gadis dermawan yang terlampau bodoh. Gadis itu tak ragu-ragu membelikan satu mobil mahal untuk calon pacarnya.

10 Days Journey into the UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang