Author's Point of View
Notifikasi dari line menginterupsi chit chat Yeri dan Nancy di malam hari.
Hanbin added you as friend
Hanbin
Yer
Read 20.34Ha?
Read 20.35Sogokan lo
Read 20.37Sogokan?
Read 20.37Iya yang dulu
Read 20.38Dulu kapan?
Read 20.38Dulu pas rapat, yer
Read 20.38Ngomong apaansi, g jls bgt
Read 20.38Lo kemaren mau gue
kasih sogokan tutup mulut kan?
Read 20.39G ingat
Read 20.39Besok ketemu di
kafetaria farmasi. Gue mau
nepatin sogokan
Read 20.42Astagah, Yeri bahkan sudah lupa tentang sogokannya. Yeri misuh-misuh dalam hati, kenapa harus di cafetaria farmasi?
Menepati sogokan? Sudah seperti janji saja yang harus ditepati.
"Lo udah berapa lama, Yer, kenal sama Bian?"
Fix banget ni anak budak cinta Bian.
"Ah, Bian? Heum.... Dari kelas 10 sma deh kalo ga salah. Dulu dia ngebully gue, eh sekarang malah jd temen."
"Bully?" Tatapan Nancy seolah tak percaya dengan perkataan teman sekamarnya itu.
"Iya, kaya anak bandal pada umumnya sih."
Jawaban Yeri tadi cuma diikuti dengan anggukan dari Nancy. Nancy kembali berkutat dengan tugasnya yang membuat Yeri mual-mual, padahal cuma melihat sekilas.
"Sanggup banget sih kalian anak farmasi ngerjain tugas kaya begituan."
"Hahaha, ga gitu susah kok."
"Anyway, waktu awal orientasi kampus kalian ada tugas dari fakultas ya?" Rasa penasaran seorang Yerika sepertinya sudah menggebu-gebu. Ia masih mempertanyakan kelakuan ayah Hanbin di hari mereka pertama bertemu.
"Ah, itu. Ada. Lomba main-main gitu sih, ngerjain game yang berhubungan sama farmasi." Jawaban dari Nancy membuat Yeri mengangguk tanda mengerti.
"Yang menang dapat apa?"
"Cuma dapat buku doang sih, sama selebaran tips dari kating cara ngadepin dosen sekaligus sifatnya."
"Terus, yang menang siapa, Nens?"
Tanpa mengalihkan pandangan dari buku tugasnya Nancy menjawab, "Gue."
Jadi karena ini Hanbin dipukul ayahnya? Hal yang sepele begini? Ga waras.
"Bukunya yang mana, Nens kalo boleh tau?"
"Itu yang ada di dalam kotak." Yeri mengikuti arahan Nancy dan beranjak mengambil kotak tersebut.
Yeri menaruh kotak itu di atas meja belajarnya, kemudian matanya meneliti isi kotak berwarna biru muda itu. Dikeluarkannya satu persatu benda yang ada di dalam kotak. Sebuah buku dengan cover maroon bertuliskan 'Farmasi Rumah Sakit' menjadi objek pertama dan satu satunya yang berdimensi tebal di situ.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙮 𝙇𝙞𝙩𝙩𝙡𝙚 𝙎𝙤𝙘𝙞𝙚𝙩𝙮
Novela Juvenil❝Gak semua orang akan ngejatuhin elo, tapi pasti ada orang yang ga pengen lo lebih dari dia.❞ Handimas dan Yeri harus menghadapi kenyataan bahwa kisah mereka yang tak sepenuhnya manis itu harus diterpa cobaan pahit. Bittersweet, sebutan cliche yang...