Jadi di tempat tinggalku. Ada sebuah pemukiman kumuh.
Tau nggak?
Pemukiman yang orang-orangnya memakai kamar mandi secara bersama-sama. Dan hawanya sangat dingin saat musim dingin. Kadang kala, keran airnya tidak mengalir.Di pemukiman kumuh itu,ada seorang ibu dan putrinya yang tinggal di sebush kamar mungil tanpa jendela. Sang ibu adalah seorang pekerja keras dan putrinya seorang yang baik hati. Mereka hidup pas-pasan. Tetapi berusaha sebaik mungkin menjalaninya.
Tapi sayangnya, sang putri menderita polio. Sehingga salah satu kakinya tidak tumbuh sempurna.
Ibu itu merasa sedih setiap kali memandang putrinya karena kalau saja dia mampu memberi putringa vaksin polio, maka hal ini tidak akan terjadi.
Sang ibu selalu menyalahkan dirinya mengatakan bahwa kebodohannyalah yang menghancurkan kehidupan putrinya. Maka dia selalu bekerja sekeras mungkin. Agar mereka berdua hidup dengan layak.
Tapi......
Yang namanya tragedi memang tak pernah berakhir dengan indah, bukan?Ketika ibunya berangkat berkerja subuh-subuh, dia menjadi korban tabrak lari.
Dokter di rumah sakit mengusahakan yang terbaik untuk menyelamatkan nya. Namun kondisinya tidak juga membaik. Mereka memutuskan bahwa tidak ada lagi harapan untuknya. Jadi mereka memanggil putrinya, keluarga satu-satunya.
"Maafkan aku,sayang. Maafkan ibu...."
Sang ibu menggunakan kekuatan terakhirnya untuk menyerahkan sebuah amplop kepada putrinya, lalu berkata
"Saat kau merasa sedih dan tertekan, dan ketika sudah tidak ada lagi harapan, bukalah amplop ini" Dan sang ibu meninggal.
Dunia bisa jadi tempat yang keras dan dingin. Bagi seseorang yang tidak memiliki apa-apa, terutama gadis cacat yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Putrinya benar-benar putus asa setelah beberapa tahun hidup seperti itu. Dia melihat tidak ada lagi harapan. Sehingga dia menangis dan terus menangis dalam keputusasaannya.
Dia menemukan amplop itu dan membukanya.
Dan keluarlah sebuah surat yang bertulisan tangan dari ibunya.
Sebuah kata...
÷÷÷
maaf gaje wkwkwkwkwk