01 - Dia Lily Flowers

40 4 0
                                    

[Unknown]

"Ayo-ayo cepat masuk, gerbangnya mau ditutup." Satpam berperut buncit itu berteriak geram sembari mengayun-ayunkan tongkatnya. Matanya menatapku nyalang saat melihatku masih saja berjalan santai bahkan ketika upacara bendera di dalam sana sudah dimulai.

Dan aku tidak peduli.

"Hey! bagus sekali kamu berjalan santai seperti itu," teriaknya lagi. Kali ini wajahnya sangat tidak enak dipandang. Kumis panjangnya mencuat ke atas dan hidungnya kembang-kempis tidak keruan.

Aku berhenti melangkah. Tertegun di depan gerbang sekolah seperti orang linglung. Tidak peduli pada pak satpam disampingku yang terus merecokiku. Sesuatu berkecamuk aneh di dalam diriku. Apa yang aku harapkan lagi? Seharusnya aku tidak berangkat saja 'kan? Apa yang dilakukan se-

Badanku tiba-tiba terhuyung ke depan. Kukira satpam itu mendorongku karena saking kesalnya melihatku terlampau santai. Aku hampir saja mengumpat keras sebelum mendapati seorang perempuan berpakaian aneh. Kukira dia orang gila, pasalnya banyak atribut aneh yang menempel dibadannya. Aku bergidik ngeri sebelum mataku beralih ke papan nama yang dikalungkan di lehernya yang tertulis nama, kelas, dan moto hidup besar-besar. Ahaha I see, ini tahun ajaran baru. Dan artinya perempuan berpakaian serba aneh ini pasti salah satu murid baru yang sedang dipelonco.

"M-maaf," ucapnya gugup tanpa menoleh kearahku. Pandangan matanya gusar mengarah ke halaman sekolah yang sedang upacara.

Dasar murid baru. Aku menghela napas, lalu berkata, "Kalau takut dihukum, ya udah gak usah ikut, gampang." Perempuan itu menoleh.

"Enak sekali bicarmu. Kamu gak usah ngajarin yang gak bener." Bukan perempuan itu yang membalas, melainkan Pak Satpam yang cerewet. "Sudah mbak masuk saja."

"Kamu..." Satpam itu menunjuk mukaku dengan tongkatnya. "Push-up 100 kali."

Beberapa jam kemudian aku baru menyadari siapa perempuan berpakaian aneh ini. Dialah orang yang selama ini aku cari, Lily Flowers.

***

Terlukis sesosok perempuan berambut hitam legam. Tidak ada wajahnya,maksudku wajahnya sengaja dibuat corat-coret berwarna dan malah membuatnya terkesan menyeramkan. Warna muka perempuan itu sewarna dengan latar belakangnya yang bergambar bunga-bunga, terlalu banyak bunga. Dan bulan sabit berwarna putih menggantung di bagian kanan atasnya. 

Aku jadi penasaran apa maksudnya. Apa karena dia tidak pandai menggambar muka orang, jadi mukanya dibiarkan corat
-coret? Lagian lukisan ini juga tetkesan asal-asalan. Jelek.

Aku menatap lukisan itu sekali lagi dengan perasaan dongkol. Seakan lukisan yang gak ada mukanya itu sedang meledekku. Aneh 'kan? Tapi, entahlah.

Aku jadi penasaran apa maksudnya. Apa karena dia tidak bisa menggambar muka orang? Dan sejak kapan dia suka melukis?

Kalau kalian penasaran dan bertanya-tanya dari mana dan milik siapa lukisan jelek ini, biar kuceritakan bagaimana dan seberapa sulitnya mendapatkan lukisan jelek ini.

Jadi, saat itu jam olahraga, aku melihatnya berdiri di depan bendera tak jauh dari teman kelasku yang sedang bermain basket. Maksudku perempuan yang menabrakku di gerbang sekolah pagi tadi. Kalau yang kutebak sih sepertinya dia sedang dihukum kakak kelas yang berlagak sok berkuasa.

Awalnya aku yang sedang mendribbel basket tidak peduli-peduli amat dengan kegiatan ospek-ospekan. Dan boom, tiba-tiba aku seperti teringat sesuatu. Seluruh tubuhku mendadak membeku. Ada yang terlintas di benakku. Tanganku yang sedang mendribbel bola mengendur seketika dan bolannya lepas menggelinding begitu saja.

After This Fairy TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang