Prolog

524 89 25
                                    

Ayanokouji Kiyotaka melupakan segalanya. Tentang seorang gadis kecil yang selalu tersenyum meski binar matanya meredup. Tentang ia dan percakapan kecilnya bersama sang gadis yang selalu menjadi tempatnya berteduh. Dan tentang bagaimana penampilan si gadis yang keindahannya bagai sapuan swastamita.

"Terkadang, kau harus melihat dunia dalam pandangan yang berbeda. Ada banyak warna yang belum pernah kita lihat."

Serentetan mimpi yang tak asing selalu hadir kala ia terlelap. Namun Ayanokouji tak pernah menganggap hal itu penting. Karena setiap kali ia terbangun dari delusi tidurnya ... maka ia akan melupakan segalanya, lagi.

"Kiyo-kun, berjanjilah padaku kalau kau tak akan melupakanku, ya!"

"Aku tak akan."

Si gadis tak berkata lagi. Ia hanya tersenyum lembut. Senyuman yang tulus—untuk pertama kalinya. Ayanokouji sangat ingin melihat senyuman itu lagi, tapi putaran takdir berjalan ke arah yang berbeda. Membuatnya melupakan senyum penuh warna itu.

"Suatu hari nanti, ayo pergi melihat kembang api bersama!"

Seberapa keras pun Ayanokouji mencoba mengingat, hanya ada pandangan samar yang tak dapat ia tembus. Visual senyuman sang gadis tak luntur, tapi sebagian wajahnya buram begitupun sekelilingnya. Membuat Ayanokouji tak dapat melihat dengan jelas figur gadis itu.

"Aku khawatir karena kau temanku!"

Teman. Istilah yang tak pernah ada dalam benak Ayanokouji. Baginya manusia hanyalah alat. Alat untuk membuatnya berdiri diatas kemenangan. Ayanokouji tak peduli pada yang lain, baginya hanya ada dirinya sendiri.

Tapi, mengapa perkataan gadis itu selalu bercokol dalam benaknya?

Ah, namun sekarang tidak lagi. Kini untaian kalimat itu hanya bagai angin lalu. Karena segala sesuatu tentang gadis itu telah terlupakan dalam dirinya. Lenyap, begitu saja.

Meski begitu, kenangan tentangnya selalu hadir dalam bentuk bunga tidur kala Ayanokouji tertidur.

Dimulai dari—

—sebuah pertemuan.

"Halo! Senang bertemu denganmu!"

"Ayanokouji ... Kiyotaka."

"Uwah, namamu cukup panjang juga ternyata. Kupanggil Kiyo saja, ya!"

"Terserah."

"Hehe, makasih!"

Percakapan kecil awal pertemuan keduanya.

Nama.

"... ah, maaf belum memperkenalkan diri. Jadi, namaku ...—"

Siapa namanya? Ayanokouji menginginkan jawaban atas pertanyaan itu.

Suara.

"... persahabatan dan kenangan! Itu adalah bahasa bunga lilac, Kiyo-kun."

"Begitu."

Suara sang gadis yang selalu dipenuhi keceriaan tak lagi di ingat Ayanokouji. Seperti apa suaranya ...?

"Maaf ...."

Ah, mengapa gadis itu meminta maaf? Entahlah, Ayanokouji tak mengetahui alasannya.

Seandainya dulu Ayanokouji tahu akan melupakannya, maka ia akan menikmati setiap waktunya bersama dia. Detik, menit, jam, berapa lama pun waktu berlalu, Ayanokouji tak peduli.

Haha. Pada akhirnya itu semua hanya pengandaian. Waktu tak dapat diputar ulang. Semuanya akan terus berjalan. Bukankah sistem dunia memang begitu, kawan?

Namun, terkadang sang penguasa kembali memainkan takdir. Seolah makhluk yang hidup di bawah naungan langit adalah para bonekanya. Hei, saksikanlah, sebuah kisah baru akan tercipta sekali lagi. Meski ujungnya tak ada yang tahu akan jadi bagaimana. Maka, pada hari dimana ia menjejakan kakinya di sekolah baru, Ayanokouji melihatnya.

Seorang perempuan.

Ia berlari setelah turun dari sebuah mobil hitam mewah yang mengantarnya ke sekolah. Melangkah melewati Ayanokouji yang menatapnya lamat. Manik biru langitnya berkilauan dalam balutan cahaya mentari pagi. Rambut biru safir panjangnya tergerai, bergerak ke kanan-kiri kala ia berlari. Sungguh, surai sehalus sutranya begitu gemilang memantulkan cahaya. Menciptakan sosoknya bagai sang dewi aninditha.

Lalu, ketika keduanya berpapasan, si gadis menoleh. Manik Ayanokouji bertubrukan dengan sepasang netra indah gadis itu. Kemudian, ia pun tersenyum. Ayanokouji tersentak. Sejenak ia merasakan debaran aneh dalam dirinya. Membawa serta perasaan asing yang merembes masuk ke benak si pemuda.

Ayanokouji terus menatap punggung mungil sang gadis hingga ia menghilang di antara kerumunan siswa. Sungguh, Ayanokouji merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya. Sebuah rasa tak asing yang entah apa artinya.




























❝ Halo, semesta? Salah satu makhluk ciptaan sang penguasa ingin bertanya, siapa gerangan gadis nirmala yang telah mengambil atensinya? ❞

❝ Halo, semesta? Salah satu makhluk ciptaan sang penguasa ingin bertanya, siapa gerangan gadis nirmala yang telah mengambil atensinya? ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|| A-Kinna | 595 kata||
| 16-7-2021

Minerva [Ayanokouji Kiyotaka x OC] - On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang