blind

808 43 4
                                    








Seorang pemuda berkulit putih susu lagi lagi menghela nafas lelah. Ia menutup wajahnya menggunakan sebuah map berwarna hitam dengan logo universitas terkemuka Korea.

"Nilai mu kenapa bisa meluncur drastis begini" kata Nanon melihat lelaki lain yang tengah asik dengan ponselnya.

Tak ada jawaban membuat lelaki berparas tampan itu menggeram lalu merebut paksa benda yang sudah mengambil perhatian seorang Ohm pawat.

"Aku sedang berbicara denganmu, bukan pada tembok, tolong di jawab!" dumalnya sekali lagi.

"Aku tidak tahu, akhir akhir ini banyak Materi kuliah yang sulit dipahami" jawabnya acuh tak acuh.

"Itulah fungsinya belajar, bagaimana kau bisa paham jika setiap hari saja kau tidak berhenti mengurusi game mu yang tidak bermutu itu" si lelaki lebih tua mendudukkan dirinya pada kursi meja belajar milik sang murid.

"Sudahlah sir, nanti aku akan belajar lagipula jam tutor mu telah habis, silakan pulang kalau ingin tetap disini tolong jangan ganggu aku" ucapan pawat membuat Nanon gondok bukan main. Rasanya ingin sekali melempar asbak pada kepala si tampan yang tak tahu diri itu.

Nanon mengusak rambutnya frustasi "demi Tuhan Suho, kapan nilaimu akan ada perubahan jika kau belajar saja masih stuck di situ" erangnya.

"Kapan-kapan" jawab pawat ngawur sembari mengangkat bahunya pelan. Dan kembali fokus pada game di ponselnya.

Lelaki yang tengah tengkurap di atas ranjang empuknya terkekeh kecil melihat reaksi jengkel tutornya.

Ohm Pawat chittsawangdee seorang mahasiswa cerdas dan aktif di sebuah universitas terkemuka mendadak mendapat nilai yang begitu buruk, dalam semester nilai kuliah nya terjun mencapai titik rendah dalam sejarah belajarnya, pemuda yang awalnya memiliki semangat tinggi akan Pendidikan kini menjadi orang nomor satu yang membantah jika disuruh untuk pergi ke kampus, ia saja hadir jika ada kuis maupun ulangan harian yang tidak bisa dilakukan nanti itupun dengan ogah-ogahan.

Sebagai anak dari pemilik yayasan kampus sang ayah pun dibuat geleng geleng mendengar anaknya yang menjadi urakan dan tak terkendali itu. Tentu saja beliau amat jengkel melihat perubahan anaknya. Dan Nanon Korapat kirdpan sebagai dosen muda yang satu tahun belakangan ini mengajar di kampus tempat Ohm belajar mau tak mau harus memberi pengajaran di luar jam kerja atas permintaan tuan chittsawangdee.

"Jika nilai mu tidak ada perubahan saat ujian nanti, aku menyerah untuk menutor mu" ajaib, Ohm seketika langsung bangun dari rebahanya dan menghampiri Nanon yang menatapnya sembari menyangga kepalanya dengan satu tangan.

"Mana bisa begitu! Sir tidak mendengarkan kata ayahku dulu bahwa kau akan mengajariku hingga nilaiku kembali seperti semula!" Sungutnya.

"Lalu kau mau bagaimana lagi, tiga bulan belajar denganku bukannya ada peningkatan malah nilaimu semakin anjlok saja, lebih baiknya kau tidak usah kuliah kerja sana daripada menjadi beban keluarga" balas Nanon dengan savage nya, Ohm menekuk wajahnya tak suka.

Lalu Seringai kecil tercetak jelas di wajah bak malaikat itu, pemuda bersurai hitam dengan pucuk rambut berwarna abu-abu itu lalu tersenyum manis. Nanon enggan memberinya ekspresi.

"Baiklah jika nanti aku mendapat nilai tertinggi di mata kuliah saem, kau harus mengabulkan permintaanku" Ohm membuat negosiasi.

Nanon menatap lelaki berstelan kaos abu-abu gelap dipadukan dengan celana pendek berwarna cream itu, raut nya seakan berkata 'apa lagi ini'

"Perbaiki nilaimu dulu baru ku kasih apa yang kau mau" ucap Nanon dan pergi begitu saja dari kamar lelaki tampan tersebut.

"Tepati janjimu ya sir, ku pastikan nilai ku yang terbaik untuk selanjutnya!" Teriak Ohm.

OHMNON STORY'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang