KUNTILANAK

35 8 5
                                    

Hai aku dian. Aku berusia 22 tahun pergi berlibur ke daerah terpencil di desa Tempursari Lumajang. Karena akhir semester telah usai, aku merencanakan liburan sendiri dengan tujuan ingin menenangkan pikiran. Aku menemukan tempat tujuan untuk berlibur karena melihat daerah air terjun didekat hutan didaerah Tempursari Lumajang. Keesokan harinya, aku bergegas menuju tempat tersebut malam harinya. Tepatnya hari Kamis 22 Agustus 2019. Aku menaiki bus dari terminal osowilangun menuju terminal didaerah Lumajang. Malam itu aku merasakan ada yang menjanggal didaerah Tersebut. Keadaan sepi, sunyi dan hanya menyisakan seorang nenek sendiri. Nenek tersebut terlihat diam tak bergerak. Aku menghiraukan hal tersebut. sekitar pukul 23.00 WIB, bus pun datang dan aku segera menaiki bus tersebut. Dalam kaca nenek tersebut terlihat seolah olah menyuruhku untuk turun dengan raut wajah ketakutan. Sontak aku kebingungan akan hal tersebut. Akan tetapi aku tetap menghiraukan nenek tersebut dan tidak turun karena aku berpikir jika menunggu bus lainnya aku akan tidur di terminal karena terlalu lama menunggu bus. Ketika bus berangkat aku merasa ada yang janggal pada penumpang bus tersebut.
Dian :"Kok aneh ya mereka semua pada diem, tuturku dalam hati".
Aku tidak mempermasalahkan hal tersebut. Disaat ada seorang anak kecil yang terus menangis. Akupun menghampiri anak tersebut. Dian :"Kenapa dek, tuturku dengan nada rendah".
Adek :"kak segera pergi dari sini, bus ini berhantu. Kakak jangan teriak nanti mereka marah".
Aku pun seketika merinding dan melihat keadaan penumpang sekitar. Benar juga, wajah mereka seketika berubah menjadi hantu penasaran. Ada yang matanya hilang, kepalanya hilang dan ada yang bermuka rata. Sontak aku pun kaget dan langsung menutup matanya. Akupun lanjut berbicara dengan anak tersebut. Dian :"Dek sudah berapa lama kamu disini".
Adek tersebut bilang: "3 hari kak, kalau kakak ingin keluar dari bus ini, kakak harus memotong tangan kakak dan memberikannya kepada sopir bus ini. kemarin ada yang masuk ke bus ini kak dan dia memotong tangannya untuk diserahkan ke bus tersebut sebagai bayarannya. Aku kaget dan tidak kuat ingin sekali dia berteriak karena ketakutan melihat wajah mereka.
Dian: "Kenapa harus memotong tangan dek untuk keluar dari tempat ini".
Adek pun menjawab. "Karena mereka butuh tumbal kak". dian bertanya kembali" tidk ada cara lain dek". "tidak kak".
Akupun tidak ingin terus menerus berada di bus berhantu tersebut. Aku tidak mau tangannya dipotong. Aku memiliki rencana menunggu terminal selanjutnya untuk bergegas pergi keluar dari bus berhantu tersebut dengan berlari sekencang kencangnya.  Sesampainya di terminal selanjutnya perkiraan pukul 01.00 WIB. Akhirnya bus tersebut berhenti dan Dian bergegas berlari terbirit birit menuju hutan didaerah dekat terminal tersebut. Sesampainya di hutan, aku menemukan lentera dan dia senang sekali karena ditempatnya tersebut gelap gulita. Akupun tersesat di hutan tersebut entah harus kemana. Aku terus berlari dan keadaan sekitar sunyi sekali. Tak lama kemudian aku menemukan rumah dari kejauhan terlihat rusuh dan tak berpenghuni. Akupun menuju tempat tersebut untuk meminta pertolongan. Sesampainya disana akupun bertemu dengan penjaga rumah tersebut yang memiliki paras cantik sekali dengan senyum yang indah. Aku pun dipersilahkan masuk untuk berlindung dari kejaran hantu hantu bus tersebut. Sesampainya didalam rumah, banyak sekali makanan dan minuman segar yang telah dibuat oleh wanita misterius tersebut. Wanita misterius:"kenapa dek kok seperti dikejar hantu begitu. Kamu darimana kok seperti ketakutan begitu".
Dian:" enggak mbak. Saya hanya tersesat.
Dalam hatiku "kok aneh ya, ada rumah di tengah hutan belantara yang gelap dan sepi gini".
Aku tidak berani menanyakan hal tersebut ke wanita itu. Wanita itu mempersilahkanku untuk minum dan makan sambari tidur sehari di rumah tersebut. Aku pun makan dengan lahap dan minum tanpa memikirkan bahwa ada hal yang menjanggal ditempat tersebut. Setelah makan wanita Tersebut pergi ke dapur untuk membersihkan makanan sisa tersebut. Akupun dipersilahkan untuk bersih bersih badan dan tidur dirumah tersebut. Akupun tertidur dengan nyenyak. Tepatnya pukul 03.00 WIB aku terbangun dan melihat keluar kamar dan melihat wanita tersebut menyisir rambutnya didepan kaca sambil menyanyikan lagu Nina Bobo. Sontak aku kaget dan penasaran siapa wanita tersebut. Tak lama kemudian aku melihat bahwa kaki wanita tersebut tidak menyentuh tanah dan terlihat seperti melayang. Akupun menutup mulutnya dan berkemas kemas untuk pergi dari kamar tersebut. Setelah berkemas kemas akupun keluar dari kamar tersebut dan segera berpamitan dengan wanita tersebut.
Dian :"mbak saya pamit mau pulang ya makasih atas makanan dan tempat tidurnya".
Akupun keluar sambil ketakutan. Wanita tersebut menjawab Dian :"kamu mau pulang atau sudah tau. Hihihihihi suara rintihan kuntilanak.
Kuntilanak bagian 2: Semua menjadi sunyi ketika aku menatap wajah wanita berhantu tersebut. Setelah tau bahwa wanita tersebut adalah hantu, aku bergegas pergi dari rumah tersebut dan wanita Tersebut tiba tiba berada dihadapanku dengan rambut tersurai kedepan. Seketika rambut tersebut terbuka dan wajah wanita Tersebut putih pucat dengan mata hitam dipenuhi darah berwarna hitam. Sambil menatap ku dengan wajah menyeramkan nya wanita tersebut berkata: "kau mau pulang atau sudah tahu. Hihihihihi". Sontak akupun menerobos wanita tersebut dan lari direrimbunan hutan tersebut sambil membawa lentera yang dibawanya. Kuntilanak tersebut terus mengikuti ku dengan suara rintihan tertawa nya tersebut. Seketika akupun jatuh karena tersandung akar pepohonan. Seketika aku segera bangun dan tiba tiba kaki ku ditarik oleh kuntilanak tersebut hingga terseret jauh dari tempat dia berlari. Aku tak berdaya dan dia menendang nendang tangan dari kuntilanak yang telah menariknya tersebut. Dian :"Pergi kamu, jangan tarik kakiku".
Kuntilanak tersebut tiba tiba hilang dan aku sesegera mungkin berlari menjauhi tempat tersebut. Sesampainya diperjalanan, aku bertemu dengan pasar malam ditengah hutan belantara.
Dian: "Apalagi ini, apa ini pasar setan?. Tapi mereka tampak seperti orang orang biasa. Apa aku harus meminta pertolongan ke mereka?. Sepertinya aku harus meminta pertolongan".
Akupun bertanya kepada seseorang yang ada dipasar malam tersebut. Dian: "Permisi, pak saya tersesat. Saya mau tanya, cara keluar dari hutan ini bagaimana ya".
Dengan muka datar dan pucat bapak paruh Bayah tersebut bilang dengan nada serak. Bapak paruh baya:"Tidak ada jalan keluar dari hutan ini secara sembarangan. Ada satu cara keluar dari hutan ini.
Dian:"apa pak?".
Bapak paruh baya:"kamu harus bermain petak umpat dengan kuntilanak penunggu tempat ini. Cara memanggil nya yaitu tutup mata sambil duduk dan wajah ditutup menyentuh lutut sambil menghitung satu sampai sepuluh dan setelah itu panggil kuntilanak tersebut seperti ini. Kuntilanak Kulo ingin main petak umpet ambek Kulo. Setelah itu nyanyikan lagu Lingsir wengi. Bawa Keris ini untuk melawan kuntilanak tersebut dengan menancapkan nya ke kepala kuntilanak itu".
Akupun sedikit membantah karena takut bertemu kuntilanak itu lagi. Setelah berfikir jernih dan mengumpulkan mental. Akhirnya akupun mau melakukan hal tersebut. Dan aku melakukan nya dipasar malam tersebut. Seketika bapak paruh baya tersebut menghilangkan dan semua orang yang ada dipasar malam tersebut ikut menghilang. Akupun tidak memikirkan hal tersebut karena dia ingin segera pulang kerumah. Setelah menghitung akupun mencari kuntilanak tersebut sambil menyanyikan lagu Lingsir wengi. Tak diduga duga kuntilanak tersebut tiba tiba datang dengan keadaan merangkak dan terbang menujuku. Sontak aku ketakutan menutup matanya tersebut. Tiba tiba setelah aku membuka matanya, aku kaget karena kuntilanak tersebut berada tepat 2 cm didepan wajahnya. Aku berteriak dan kuntilanak tersebut mencekik ku dengan keras sambil berkata :"Kowe kudu ngaleh teko kene".
Akupun mengeluarkan Keris tersebut dan menancapkan Keris itu dikepala kuntilanak tersebut. Kuntilanak tersebut teriak kesakitan dan pergi dengan posisi kayang. Aku sedikit lebih lega meski banyak darah yang keluar dari lehernya karena kuku dari tangan kuntilanak tersebut. Aku keluar dari pasar malam tersebut, dan seketika aku menemukan jalan raya dan ada satu mobil menghampiri ku dan aku meminta tumpangan ke sopir tersebut.
Dian: "Alhamdulillah aku bisa keluar dari hutan setan itu. Makasih ya pak udah mau kasih tumpangan ke saya". Bapak itupun menoleh dengan wajah seram dan langsung menjatuhkan mobilnya tersebut ke jurang bersama denganku.
Kuntilanak bagian 3 :Brakkkk....mobil itupun jatuh ke jurang dan mulai terbakar direrimbunan hutan. Saat kejadian itu asap mulai mengepul ke atas. Keadaan sepi dan hanya menyisakan suara api yang terbakar. Bunyi burung hantu yang terus menggema dikegelapan malam. Kakek:"Nak nak, kamu tidak apa, nak nak ?. Aku pingsan dan banyak sekali luka dibagian kaki dan tangannya. Sesampainya dirumah orang misterius itu akupun terbangun dan merasa nyeri diseluruh tubuhnya. Dian: "Dimana ini, apa yang terjadi?. Mengapa aku bisa ada disini?". Ditempat tersebut sudah tersedia minuman yang hangat. Tak lama dianpun mengecek keadaan sekitar dan mencoba keluar kamar.kakek: "Sudah bangun nak?. Aku kaget karena ada kakek kakek dengan kulit keriput dan baju yang sedikit lusuh. Dian:"Em iya kek. Saya dimana ya. Kakek"tenang, kamu aman sekarang. Kamu ada dirumah saya. Tadi kamu mengalami kecelakaan dan mobil yang kamu tumpangi terbakar. Saya segera menolongmu dan membawamu kerumah kakek. Dian:"terimakasih banyak kek sudah menolongku.
Kakek:"iya sama sama. Asalmu darimana, kenapa kamu bisa ada dihutan ini, tidak ada yang aneh kan dengan perjalanan mu kesini". Akupun terdiam dan sedikit merinding.
Dian: "Kenapa kakek ini bisa tau tentang keanehan perjalanku. Ujar Dian dalam hati.
Kakek:" sudah tidak perlu takut saya tau kok apa yang kamu omongin. Dian :"kakek kok bisa tau saya ngomong dalam hati, kakek sakti ya. Kakek"hehehe. Saya penunggu tempat ini udah lama sekali jadi saya tau pendatang yang datang kesini pasti mengalami kejanggalan ketika kesini. Kamu bertemu dengan seorang wanita cantik kan di hutan sana. Aku terdiam dan merinding bukan main. Dian:"kakek kok bisa tau. Iya kek saya dikejar oleh kuntilanak di hutan sana, saya mencoba untuk mengusir dia dan saya berhasil setelah itu ada mobil yang melintas kek saya meminta Tebengan ke mobil itu tiba tiba mobil itu menjatuhkan diri ke jurang. Yang saya lihat sopir dari mobil tersebut seram banget kek. Kakek". Kakek :"Hehehe, iya memang benar. Ditempat ini semuanya tidak ada yang bisa dipercaya. Semua itu benar. Hutan ini sakral. Pria yang engkau tumpangi mobilnya, dia adalah penunggu dari tempat ini. Dia mati ketika menumpangi mobil itu dan mengalami kecelakaan. Arwahnya penasaran dan selalu membawa penumpangnya untuk jatuh ke jurang. Huntung saja kamu masih hidup. Tidak ada yang selamat sebelumnya oleh supir itu. Dan wanita yang kamu temui itu adalah ratu dari hutan ini. Dia bernama Anjani. Dia dulunya wanita cantik jelita tapi sayang kecantikannya itu membuat dia terobsesi untuk awet muda. Dia membunuh warga sekitarnya untuk darahnya diusap ke wajahnya agar tidak keriput dan tampil muda. Insiden itu akhirnya diketahui oleh warga karena merasa warganya hilang satu persatu. Dan akhirnya dia dibunuh dengan cara dibakar hidup hidup dan mayatnya diarak arak hingga ditusuk tusuk seluruh bagian tubuhnya. Dia tidak terima dan dendam kepada warganya tersebut. Dia akhirnya gentayangan dan membunuh mereka semua hingga akhirnya warga tersebut mati penasaran. Kamu sudah bertemu dengan pasar setan?. Nah itu adalah tempat rumah warga dulunya. Pasar itu tidak bisa menghilang. Tapi orang orangnya yang menghilang".
Aku merinding mendengar cerita tersebut dan bertanya ke kakek tersebut.
Dian:"lalu bagaimana caranya saya untuk pulang dari hutan gaib ini kek. Kakek menyambung hal itu. Besok saya antarkan.
Kakek:" Sekarang kamu tidur dulu". Akupun pergi untuk tidur dan aku bermimpi kakek tersebut bertarung dengan kuntilanak itu. Tiba tiba aku terbangun dan mendengar suara teriakan kuntilanak tersebut. Akupun keluar untuk menemui kakek. Dan kakek tersebut membawa cangkul dan pergi untuk menemui kuntilanak tersebut.
Kakek:"Siapa yang berani memasuki wilayahku ini". Wajah kakek menjadi seram dan tatapannya tajam .kakek keluar dan akupun jatuh pingsan. Keesokan harinya aku dibangunkan oleh kakek tersebut dan mengajaknya untuk pulang. Ayo nak pulang. Dian:"loh kakek kok masih hidup. Bukannya semalem melawan kuntilanak itu. Kakek pun menjawab:" Sudah tidak usah dipikirkan, kuntilanak itu tidak berani menganggumu lagi". Aku diantarkan pulang oleh kakek menuju hutan itu. Dan perjalanan sangat jauh. Sesampainya diujung jalan kakek berpesan: "nak kamu lewat jalur G ya karena jalur C dan D itu jurang dan lembah. Kalau kau kenapa kenapa bawa ini. Ini jimat untuk kamu. Kakek berpesan untuk jangan pergi sendirian lagi dan kamu harus menjadi kuat kedepannya. Jangan tinggalkan sholat dan selalu mengucap salam ketika masuk ke hutan. Jangan berbicara kotor hargai sesama makhluk Allah. Saya cuman bisa mengantar sampai disini. Dian:"terimakasih bapak telah memberikan tumpangan dan makanannya.
Kakek:"iya nak sama sama. Dian berjalan dengan pelan menuju jalan G dan ketika Dian menoleh ke arah kakek tersebut, kakek itupun menghilang entah kemana. Aku mengabaikan hal itu dan aku terus berjalan menuju jalan G .kabut mulai menutupi jalan dan Dian tidak bisa melihat sama sekali. Tiba tiba aku terjatuh ke jurang di jalan G tersebut dan sempat berpegangan pada akar pohon. Aku melihat keatas dan diatas ada kakek dan kuntilanak itu menggunakan pakaian perkawinan. Ternyata mereka adalah suami istri. Aku tak kuasa menahan dirinya dan akhirnya akupun terjatuh ke jurang. Kakek:"akhirnya kita mendapat satu tumbal lagi untuk dijadikan anak kita. Kuntilanak itu tertawa dengan rintihan seram diwajahnya.
Kuntilanak bagian 4: Catatan terakhir:
Aku tau aku salah. seharusnya aku gaberangkat sendiri. Seharusnya aku tidak kesana. Dan seharusnya aku tidak menaiki bus itu. Yang aku inginkan hanyalah pulang kembali kerumah memakai piamaku dan meminum segelas teh hangat bersama keluarga ku. Apa yang aku lakukan. Kenapa aku malah terjebak dalam alam aneh ini. Kenapa aku tidak menuruti ajakan nenek yang ada di terminal itu untuk tidak menaiki bus itu. Apa aku salah ?. Aku gagal mencapai keinginanku. Apa aku harus menelpon polisi. Apa yang terjadi setelah aku Jatuh itu. Apa aku sudah terlanjur mati ?. Sepertinya iya. Aku sudah mati. Lantas apa yang harusnya aku lakukan sekarang. Apa aku harus bertemu kuntilanak dan kakek itu. Apa salah ku sampai mereka ingin sekali membunuh ku. Apa aku salah ?. Apa aku jahat ?. Apa takdirku sudah ditentukan hari ini. Aku harus bertemu orang tuaku. Sepertinya tidak. Mereka pasti akan menangis dan depresi. Lantas aku harus kemana. Aku gaingin kembali ke mereka(kuntilanak & kakek). Aku ingin sekali pergi dari tempat ini. Tapi aku sudah arwah. Aku sudah mati. Apa aku harus sedih. Aku bingung. Aku bisa melihat diriku sendiri saat ini didepanku. Kenapa aku yang didepanku tidak sadarkan diri. Kenapa dia hanya diam saja. Kenapa dia terlihat pucat. Bangun bangunnnn... Aku tidak mau matii disini. Sepertinya aku harus... Ohhh yaaa. Aku harus membunuh kuntilanak dan kakek itu ?. Apa aku harus balas dendam. Yaaa aku harus BALAS DENDAM!!!!!......
Kuntilanak bagian 5: Rumornya, arwah yang memiliki dendam akan sulit untuk dikalahkan. Kata orang arwah yang memiliki dendam akan gentayangan dan mengganggu banyak orang. Dan pada saat itu arwah tersebut memiliki kekuatan supranatural yang datang karena efek dendam nya tersebut dan sangat kuat ketika dilawan.... Ingat episode sebelumnya. Dian memiliki dendam kepada kakek dan kuntilanak tersebut. Kala itu Dian sudah menjadi arwah. Dan penampilan nya sedikit berbeda. Dian tidak lagi memiliki raga dan karena dendamnya itu, aura Dian menjadi jahat dan menyeramkan. Wajahnya penuh dengan retakan dan matanya hitam pekat dengan tatapan kejam. Pada saat itu Dian dipenuhi amarah dan asap hitam menyelimutinya. Tak lama kemudian Dian bangkit sambil melihat raganya pucat tak bergerak, Dian pergi meninggalkan raganya lalu kembali menuju kuntilanak dan kakek itu. Sesampainya di rumah kuntilanak itu didekat pasar setan. Dian menatap rumah itu dengan tajam sambil berteriak "keluar kamu". Dengan nada serak basah. Pada saat itu suasana gelap dan sunyi. Hanya suara burung hantu yang bersuara direrimbunnya hutan itu. Kuntilanak itu keluar dengan badan tingginya sambil tertawa hihihihihi. Kuntilanak: "Kemarilah anakku, sini tinggal sama ibu,hihihihi". Dian: "diam kamu, akan ku bakar dan kubawa kamu ke neraka". Kuntilanak itupun berhenti tertawa dan tidak bergerak sedikitpun sambil menatap arwah Dian dengan kejamnya. Tiba tiba kakek datang dan menawarkan diri untuk mengambil tubuhnya untuk dimakan oleh kuntilanak itu. Kakek :"jika kamu marah dan ingin melawannya, makan arwahku agar kamu semakin kuat". Tak banyak kata kata, kuntilanak itupun memakan arwah kakek dengan gigi taringnya yang tajam dan berlendir. Tiba tiba tubuh kuntilanak itu terbang keatas pepohonan dan baju dari kuntilanak itu berubah menjadi merah yang menandakan semakin kuatnya kuntilanak itu dan marahnya kuntilanak itu. Sontak arwah Dian menatap kuntilanak itu dengan tajam. Kuntilanak itu menghampiri Dian dengan terbang sambil melontarkan kukunya yang tajam. Dan Dian langsung mencekik kuntilanak itu sambil mengangkat kuntilanak itu keatas. Kuntilanak itu tertekan dan mulai menyerang dengan kukunya itu dan mengenai Dian hingga Dian berdarah hitam. Alhasil leher kuntilanak itu lepas dari genggaman tangan Dian karena Dian teralih pada wajahnya yang terkena cakaran kuntilanak itu. Tak menunggu lama kuntilanak itu menyeret kaki Dian dan membawanya terbang menuju ranting tajam dan melemparnya ke ranting tersebut. Alhasil dianpun tertancap ranting itu. Dian kaget mengapa dia tidak bisa tembus. Kuntilanak itu menjelaskan "hihihihi, kamu arwah manusia tidak sama dengan arwah iblis. Tempat ini adalah hutan arwah dari bangsa jin bukan hutan dari bangsa manusia. Apapun yang mengenaimu ditempat ini akan sama seperti yang mengenaimu didunia manusia. Jika kamu tertancap, kamu akan merasakan seperti rasanya tertancap. Hihihihihi". Dian mulai mengeluarkan darah hitam dari dalam mulutnya yang menandakan bahwa dirinya terluka. Dian sejenak terdiam. saat dia menutup matanya dian bertemu nenek yang ada di terminal bus ketika Dian berangkat menaiki bus tersebut. Nenek itu berkata :"kau terluka nak, kau tak apa. Mungkin kalung ini bisa membuatmu sembuh dan nenek sudah memberikan segalanya pada kalung itu nak, kamu jaga baik baik ya". Saat Dian masih terdiam dan tertancap di ranting tersebut, kuntilanak itu terbang menuju Dian seperti ingin membunuh dian. Dian langsung tersadar dan tiba tiba dian mendapat kekuatan entah darimana datangnya. dianpun Langsung menancapkan tangannya ke perut kuntilanak itu dan kuntilanak itu terbakar pada seluruh tubuhnya. Dian menatapnya dan berkata: "terbakarlah dineraka". Dan seketika kuntilanak itu menjadi abu. Dian "hahaha. (Terdiam). Apa aku berhasil?. Lalu aku harus kemana?. Arwahku tidak bisa masuk ke akhirat. Apa aku harus menjaga tempat ini ?. Tidak tidak aku gamau disini. Apa aku harus mencari seseorang?. Sepertinya iya, aku harus mencari seseorang untuk bisa ke akhirat. Aku akan mencari dan menunggu seseorang tersesat dihutan ini. Kuntilanak bagian 6: Sejak kejadian itu, arwah Dian menjadi ratu di hutan tersebut setelah membunuh kuntilanak tersebut. Dan dari abad ke abad tradisi untuk menjadikan seorang ratu dari hutan tersebut masih di lestarikan. Arwah yang berhasil mengalahkan ratu hutan tersebut akan dijadikan ratu selanjutnya dan akan ada persembahan berupa tarian Jawa yang diiringi oleh lantunan gamelan yang mengiringi perayaan tersebut. Ketika acara berlangsung. Para hantu dihutan tersebut mencari tumbal yang akan dijadikan sesembahan sebagai budak/anak dari ratu tersebut.
Hantu butoijo:"ndoro, ada sekumpulan manusia yang akan memasuki wilayah hutan ini sebentar lagi".
Arwah Dian:" bunuh mereka untuk dijadikan tumbal budakku, dan sisakan satu orang untuk ku hidup hidup".
Hantu butoijo:"baik ndoro akan kami laksanakan". Di waktu yang berbeda yaitu waktu didunia manusia terdapat sekumpulan orang menggunakan mobil tua memasuki hutan tersebut. Didalam mobil tersebut terdapat 4 orang, 2 diantaranya perempuan. Sekumpulan orang itu bernama Fauzi, Erwin ,Dewi dan Dina. Mereka ingin melakukan penelitian riset di salah satu kampung tak jauh dari tempat hutan itu berada. Fauzi:"rek, engkok nek wes totok Ngon e jaga sikap Yo, ojok sampek onok seng bertingkah aneh aneh. Erwin:"takut banget sih lu zi ah gaasik deh lu.
Dewi dan Dina:"Iyo gaasik Kon iku. Kene iku wes pegel ambek penelitian iki, wes garai utekku mumet. Ayolah kita bersenang-senang dulu ojok terlalu serius".
Fauzi:"haduh, kalian iki, kene iki Ng daerah seng jarang dijumpai uwong dan daerah e iku sakral rek akeh arwah gentayangan. Lagian kene iku tamu Ng kene.
Erwin:"bodo amat, masih percaya aja lu gitu gitu wkwkwkwk".
Dina:"iyo lapose percoyo ngunuan. Mereka berempat ini adalah mahasiswa dari universitas yang tidak disebutkan namanya. Tidak berjalan lama, mereka tiba dihutan tersebut dan kabut menyelimuti mobil mereka. Fauzi yang menyetir tidak bisa melihat dengan jelas apa yang sedang berada didepannya. Seketika ada kucing hitam lewat didepan mobil Fauzi dan Fauzi tidak bisa menghindari nya Alhasil kucing itu tertabrak. Brakkkk.....
Dewi:"kenopo zi.
Fauzi:"koyok e aku nabrak kucing". Erwin:"cobak zi lu cek keluar".
Fauzi keluar dari mobil dan mengecek keadaan kucing tersebut. Kucing itu mati dan banyak bersimpah darah disekelilingnya. Fauzi bingung kucing itu harus diapakan, Fauzi berniat ingin menguburnya. Erwin keluar mobil:"gimana zi, mati ya kucingnya. Udah biarin aja Ayuk lanjut berangkat".
Fauzi:"ngawor AE, ayo dikubur sek. Pamali ditinggal dewean gadikubur". Erwin:"Halah lu percaya aja gitu gitu. Liat nih". Erwin menendang kucing itu hingga ketepi jalan. Erwin:" Udah ayok berangkat".
Fauzi yang melihat kejadian itu merasa bersalah dan mereka kembali ke mobil. Dina:"yaopo zi kucing e ?". Fauzi:"Erwin iki Lo ngawor, kucing e wes mati Yo ditendang. Karep e OPO". Dina:"wes gausah dipikir e ayok lanjut jalan". Merekapun melanjutkan perjalanan menuju kampung tersebut. Tepat pukul 00.30 malam mereka tak kunjung sampai ke kampung tersebut dan hanya berputar putar di hutan tersebut. Erwin:" kok gak sampek sampek ini. Bener kan zi petanya, jangan bilang lu lupa Ama jalannya. Fauzi:"bener kok iki dalan e aku gak lali, tapi kok aneh Yo Ket mau muter muter AE Ng dalan iki". Seketika mereka mendengar suara gamelan dari kejauhan. Dewi:"eh Kon krungu gak suara iku, koyok suara gamelan".
Dina:"Iyo aku krungu, emang onok ta manetenan jam samene". Erwin:"mungkin itu setan kali lagi nikahan wkwkwk ".
Fauzi:"win, ojok ngomong sembarangan. Aku Yo krungu rek tapi sopo, Opo kampung e wes cedek Yo. Wes dilanjut sek ae. Suara gamelan itu semakin lama semakin kencang. Saking kencangnya mereka seperti merasakan suara gamelan itu berada di samping mereka. Tiba tiba Dina terdiam dan mengikuti lantunan gamelan itu sambil menari nari dengan tatapan mata yang tajam dan dingin.
Dewi:"eh Din Kon kenopo, he rek deloken Dina ikilo kenopo arek iki". Fauzi:"he Din sadar Din, Din sadar. Sontak satu mobil panik bukan main pada saat itu. Tiba tiba Dina terdiam dan membuka pintu mobil dan langsung lari menuju hutan. Sontak mereka mengejar dan mengikuti Dina pergi.
Erwin:"eh Dina mau kemana lu". Fauzi:"he ayo dikejar ojok meneng ae, Dina,Dina". Mereka semua panik dan mengejar Dina kecuali Dewi yang ada didalam mobil. Dina menghilang entah kemana. Dia berlari kencang hingga tak terlihat lagi oleh mereka. Didalam mobil, Dewi merasa ketakutan dan seluruh tubuhnya bergetar. Fauzi dan erwin tiba tiba berpisah karena kabut menyelimuti nya. Erwin yang terus berlari dikegelapan malam tak kuasa untuk mengejar Dina. Dan dia berhenti disebuah pohon beringin besar sambil ngos ngosan karena kecapekan. Di tempat lain, Fauzi yang berlari mencari Dina tiba tiba kembali ke tempat mobil mereka berada. Sontak Fauzi kaget dan kembali ke mobil melihat Dewi ketakutan didalam mobil. Fauzi"awakmu gaopo ta wi, sek sek. Iki ombe en banyu putih onok Ng dasbor mobil mau. Dewi gemetar dan terdiam setelah minumnya habis. Sorotan matanya tidak berpaling dari arah hutan itu. Dewi berbicara dengan nada ketakutan.
Dewi:"eh zi, Erwin Endi awakmu kok gak mbalik ambek de e".
Fauzi:" Iyo aku mau berpencar ambek de e gara gara kabut dadi kepencar". Erwin yang berada di pohon beringin itu pergi kembali ke mobil. Pada saat itu Erwin merasa kecapekan dan bahunya terasa berat. Sesampainya Erwin di dekat mobil dan muncul dari kegelapan hutan itu. Seketika Dewi menutup matanya setelah melihat Erwin dan seperti melihat sesuatu. Fauzi heran disitu. Sesampainya didalam mobil Erwin ngomong "elu dari mana aja sih zi gue kehilangan elu, tau enggak kalau gue kesini seperti bawa semen berat banget badan gue".
Fauzi:"iyo sepurane to aku Yo Moro moro pisah Karo awakmu gara gara kabut gaketok ketutup kabut awakmu".
Erwin:"eh Dewi elu kenapa dah ketakutan gitu ngeliat gue". Dewi:"gapapa".
Erwin:"oh yaudah. Gimana ini Dina kagak ketemu. Panik gue.
Fauzi:"sabar kita pikir dulu matang matang, besok pagi kita lanjut cari Dina. Kita bermalam dihutan ini aja dulu. Kita bermalam di mobil ini. Hari semakin malam mereka bertiga tertidur pulas sekali. Tiba tiba Erwin terbangun karena kebelet untuk buang air kecil.
Erwin:"astaga pakek kebelet kencing segala. Mana berat banget lagi badan gue. Ah gakuat gue, gue pipis aja dah". Erwin keluar dari mobil dan pipis di kegelapan hutan itu lagi. Ketika dirinya kencing, Erwin melihat keadaan sekitar. Kegelapan alam liar, pohon tinggi disekeliling dan pada satu titik Erwin melihat sosok makhluk hijau besar dan banyak darah disekitar mulutnya. Erwin berteriak ketakutan dan pergi menuju mobil. Tapi saat ingin menuju mobil makhluk itu langsung berlari mengejar Erwin. Karena kalah kecepatan Erwin perut Erwin di genggam dan diangkat ke atas. Lalu makhluk itu memakan kepala Erwin hidup hidup dan merobeknya hingga kepalanya terlepas dari badannya. Erwin mati oleh makhluk misterius tersebut. Keesokan harinya Fauzi terbangun dan keluar dari mobil. Mata Fauzi masih kabur melihat sinar matahari yang cerah. Setelah dia mengusap matanya tiba tiba dia melihat Erwin yang tergeletak dijalan dengan kepala terputus. Sontak Fauzi kaget dan syok melihat Erwin yang tergeletak dijalan. Fauzipun langsung bergegas masuk ke mobil. Disisi lain dewi terbangun karena melihat Fauzi yang tegang. Dewi tanya, Dewi:"kenopo awakmu zi kok koyok uwong mari dikejar setan ngunu". Fauzi terdiam dan membuat Dewi heran. Dewi bertanya lagi kepada Fauzi.
Dewi:"onok opo zi, kok meneng ae, cerito o, aku dadi kawatir ngene iki". Fauzipun ngomong.
Fauzi:"Dewi ayo ngaleh teko kene". Melihat Fauzi seperti itu Dewi bertanya tanya. Dewipun menekan Fauzi untuk bercerita. Dewi"aku gak gelem ngaleh nek awakmu dorong cerito".
Fauzi:"Iyo aku tak cerito, aku mau metu teko mobil Tangi turu, terus delok Erwin mati Ng pinggir dalan dan gaonok ndas e". Dewipun panik dan kaget karena hal itu. Dewi:"haaa...ojok guyonan, ayo zi serius.
Fauzi:"Iyo serius,deloken Ng mburi mobil". Dewi pun melihat kebelakang mobil dan benar saja Erwin mati tanpa kepala tergeletak di jalan. Dewi:"astagfirullah". Dewi kaget dan langsung syok disitu. Dewi menangis sejadi jadinya.
Dewi:"ero ngunu kene gausah penelitian Ng kampung iku zi". Dewi pun menyalahkan Fauzi sambil menghidupkan mobilnya. Akan tetapi mobilnya tidak bisa dihidupkan. Dewi:"ayo zi ngaleh teko hutan iki, Ngon iki berbahaya zi".
Fauzi:"mobil e gaiso dinyalakno wi". Dewi"yaopo iki zi wes ayo kene ngaleh mlayu AE. Pokok e ayo ngaleh teko kene aku gak gelem Ng kene". Fauzi pun menuruti perkataan Dewi. Setelah lama mereka pergi menjauhi mobil tersebut sambil berlari. Fauzi memegang tangan Dewi sambil berlari menjauhi hutan tersebut. Tak lama dari berlari mereka kecapekan dan berhenti sejenak. Dewi dan Fauzi syok disitu karena kejadian tersebut. Tak lama dari itu, dewi pun bercerita yang sebenarnya soal kejadian semalam ketika mereka duduk dipinggir pohon untuk beristirahat. Dewi:"zi aku ape cerito, soal kejadian semalam.
Fauzi:"cerito OPO, cerito o ojok di sembunyikan.
Dewi:"Aku gak wani soal e hantu iku menatapku sangat tajam seperti ingin membunuhku. Fauzi"hantu ?.coba jelasno, aku sek gorong faham. Oiyo aku lali nek awakmu indigo. Dewi awakmu mambengi delok OPO cobak jujur o".
Dewi:" mambengi zi sakdurung e Dina nari nari iku aku delok sekelibet putih mlebu Ng awake Dina, totok Kono Moro moro Dina nari nari zi. Maringunu Dina meneng sekelibet putih iku metu teko awake Dina. Maringunu sekelibet putih iku mau metu teko mobil dan berubah wujud dadi makhluk werno ijo tinggi gede wajah e koyok barong natap aku dengan tatapan tajam seru. Maringunu Dina sadar dan delok makhluk iku mlayu Ng hutan Ng seberang dalan. Dina penasaran dan langsung metu teko mobil ape meloki makhluk iku. Aku wes sempet nyegah Dina. Tapi Dina mekso ngeculno tanganku koyok nyakar tanganku ngunu. Aku kesakitan akhir e tak culno. De e meloki makhluk iku. Fauzi:"yaallah, kok isok dadi ngene se. Seharus e aku gak ngejak Kon Kabeh merene. koyok e kematian Erwin gara gara makhluk iku sisan". Fauzi merinding disitu dan mengajak Dewi untuk bergegas pergi dari tempat itu. Mereka berlari dan tidak menemukan ujung dari hutan itu. Saking jauhnya mereka berlari mereka tak sadar bahwa matahari mulai tenggelam dan kegelapan malam itupun muncul kembali. Dewi dan Fauzi hampir menyerah disitu. Lalu diujung jalan tersebut mereka melihat ada banyak cahaya dan seperti ada keramaian disana. Mereka langsung bergegas kesana untuk meminta pertolongan. Sesampainya didekat tempat tersebut Dewi langsung menarik Fauzi karena dia adalah seorang indigo dia mengetahui bahwa tempat tersebut bukanlah keramaian manusia. Akan tetapi keramaian para hantu. Fauzi:"Lapo wi kok narik tanganku. Iku Lo onok uwong akeh ayo Jalok pertolongan".
Dewi:"ojok zi iku duduk menungso. Iku setan. Tempat iku pasar setan zi". Fauzipun gapercaya disitu. Fauzi tetap berlari dan Dewi mengejar Fauzi disitu. Ketika Fauzi memasuki tempat tersebut Fauzi langsung berbicara kepada arwah hantu tersebut.
Fauzi:"pak mau tanya, jalan untuk keluar dari hutan ini lewat mana ya pak". arwah itu hanya terdiam dan Dewi akhirnya dapat mengejar Fauzi. Dewi pun mengajak Fauzi untuk pergi. Akan tetapi Fauzi tidak mau untuk pergi dari tempat tersebut. Seketika Dewi melihat sosok wanita dengan aura hitam gelap seperti penuh dengan kebencian. Wajahnya cantik tapi penuh dengan retakan dan matanya hitam. Arwah tersebut menghampiri Fauzi dan Dewi. Dewi disitu ketakutan dan berteriak dengan berkata pergi pergi dari sini. Aku tidak menganggumu, jangan ganggu kami". Seketika arwah tersebut mencekik Fauzi. Fauzi yang tidak tau apa apa disitu merasa kesakitan karena tidak dapat melihat arwah kuat tersebut. Arwah wanita itu hanya bisa dilihat oleh manusia yang memiliki keistimewaan dapat melihat sosok setan bahkan aura terkuat sekalipun yaitu (indigo) dan arwah dipasar setan tersebut dapat dilihat oleh mata telanjang karena mereka adalah penunjuk jalan bagi mereka yang tersesat. Yang bisa melihat arwah Dian dan butoijo tersebut hanyalah Dewi disitu karena Dewi adalah seorang indigo. Kembali ke cerita. Fauzi merasa kesakitan hingga mengeluarkan darah. Saat itu Dewi memohon terhadap wanita itu untuk tidak membunuh Fauzi. Akan tetapi Fauzi tetap dicekik hingga akhirnya Fauzi mati ditempat itu. Dewipun menangis ditempat tersebut. Dan arwah Dian menatap Dewi dengan tatapan tajam. Seketika arwah Dian berubah menjadi wanita cantik seperti saat dirinya menjadi manusia. Matanya berubah menjadi seperti mata manusia, kulitnya kembali menjadi putih mulus dan retakan diwajahnya mulai menghilang. Dewi yang melihat kejadian itu melihat aura Dian menjadi putih baik. arwah Dianpun mulai berkomunikasi dengan Dewi. Arwah Dian"apakah kamu marah denganku, aku membunuh teman temanmu hanya sebuah ritual dari tradisi hutan ini. Dan aku mati karena arwah ratu sebelumku juga membunuhku karena ritual tradisi dari hutan ini. Karena dendam aku membunuh ratu itu dan aku telah membakar nya. Selanjutnya akulah ratu dihutan ini. Temanmu yang bernama Dina itu telah mati kemarin oleh pesuruhku yaitu butoijo. Dia dimakan olehnya. Dan sekarang hanya tersisa engkau seorang.
Dewi:"jangan bunuh saya. Saya tidak ingin mati disini".
Arwah Dian:"aku tidak akan membunuhmu. Karena aku sudah merencanakan semua ini. Aku menyisakanmu hanya untuk Memberitahu kepadamu tentang tempat mayatku berada. Dewi:"tapi mengapa harus membunuh teman temanku,apa salah mereka".
Arwah Dian:"itu adalah keseharusan atas ritual hutan ini". Aku akan membebaskan mu jika kamu mau membawa mayatku untuk dikuburkan.
Dewi:"aku akan melaksanakan perintahmu, beritahu aku dimana tempat mayatmu berada".
Arwah Dian:"ayo ikut aku. Aku akan memberitahu nya". Pada saat itu arwah Dian mengantarkan Dewi kepada mayat Dian. Dan Dewi menguburkan mayat tersebut di tempat itu. Setelah mayat itu dikubur arwah Dianpun berterimakasih kepadanya dan pergi menghilang dari Dewi. Dewi yang tinggal dia seorang disana pergi meninggalkan mayat Dian dan seketika hutan itupun memberikan jalan kepada Dewi sebagai petunjuk keluar dari tempat tersebut. Ketika Dewi berjalan menyusuri hutan itu dengan keadaan kecapekan. Dewi pun di tusuk oleh cakaran arwah Dian dari belakang. Dan dewipun mati seketika ditempat itu. Pada saat itu arwah Dian ditemani oleh butoijo. Butoijo"ratu, akhirnya rencana mu itu sudah terselesaikan. Mayatmu telah terkubur dan kau bisa hidup damai disini".
Arwah Dian:"hahahaha.... akhirnya kekuatan ku semakin bertambah dan rencana ku telah selesai". Dian memiliki rencana tersembunyi yaitu haus akan kekuatan. Arwah Dian menjadi penguasa dari hutan tersebut dan hutan tersebut dirahasiakan tempatnya. Tamat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kuntilanakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang