Chapter 12

1.4K 89 17
                                    

Maura terbangun saat mendengar bahwa pesawat akan segera mendarat. Maura tidak bisa menjelaskan betapa bahagia nya bisa kembali pulang, ia tidak sabar memberikan kejutan kepada orang rumah dan juga para sahabatnya nanti. Maura mulai bersiap-siap sampai akhirnya pesawat sudah mendarat dengan selamat. Maura keluar dari dalam pesawat lalu mengambil beberapa kopernya.

Maura membawa dua koper besar yang cukup membuatnya kesulitan, Maura menghirup udara kota Jakarta yang sudah lama ia tinggalkan. Tidak banyak yang berubah dari kota tercinta nya ini kemudian Maura mencari Taksi untuk mengantarkan nya menuju rumahnya. Setelah mendapatkan Taksi Maura duduk dengan nyaman seraya membuka jendela menikmati udara Kota Jakarta. Meski cukup terik tetapi tidak membuat Maura menutup kaca jendela mobilnya.

Maura masih menikmati suasana kota Jakarta yang selalu Maura rindukan. Ia benar benar tidak sabar untuk segera sampai dan memberi kejutan kepada orang rumah, entah bagaimana reaksi mereka saat tahu Maura sudah berada di sini dan tidak memberi tahu mereka kepulangan nya. Bukan nya Maura tidak ingin memberi tahu bahwa sejak ia akan lulus kuliah Maura sudah mencoba menghubungi mereka tetapi mereka tidak bisa di hubungi membuat Maura sedih dan juga cemas karena takut terjadi apa-apa kepada mereka.

Satu jam menempuh perjalanan menuju ke rumahnya akhirnya Maura sudah sampai di rumah nya yang selalu ia rindukan. Maura segera turun dan mengambil kopernya kemudian ia masuk memencet Bel rumahnya tetapi tidak ada satupun yang datang."Kemana mereka? Apa mereka tidak ada di rumah?"

Maura bingung kenapa tidak ada satupun yang membuka gerbang rumahnya meski kedua orang tua nya pergi keluar tetapi masih ada satpam dan para pembantu yang akan membuka gerbang tetapi sekarang kemana mereka? Maura masih saja menekan Bel terus menerus.

"Permisi, apa ada orang di dalam? Bisa kalian buka gerbangnya." teriak Maura karena sudah cukup lama ia berada disini. Maura juga lelah dan ingin segera beristirahat di ranjang empuknya. Ia mencoba mengintip tetapi tidak ada siapa-siapa di dalam sana membuat Maura semakin heran kemudian Maura semakin berteriak membuat beberapa orang yang lewat memandang Maura dengan aneh.

"Ini aku Maura! Buka gerbangnya." pekik Maura tetapi tidak ada sahutan sampai akhirnya seseorang membuka gerbang itu membuat Maura lega tetapi dahi nya mengernyit melihat orang yang membuka gerbang itu karena Maura tidak mengenalnya.

"Cari siapa Nona? Maaf tadi saya sedang makan." ujar pria berseragam satpam itu.

"Kau pegawai baru disini?" pria itu menganggukkan kepala nya."Oke, Mami dan Papi ada di dalam?" tanya Maura tetapi sebelum satpam itu menjawab Maura sudah lebih dulu masuk ke dalam dan meminta satpam itu membawa koper kopernya. Maura hendak memasuki rumahnya tetapi satpam itu langsung menahan nya. Maura menaikan alisnya saat pria itu menahan nya untuk masuk ke rumahnya.

"Maaf Nona, anda sebenarnya siapa? Bos meminta saya tidak boleh mengizinkan siapapun masuk ke rumah ini tanpa seizin bos saya." jelas Satpam itu.

"Aku anak dari pemilik rumah ini. Aku Maura Aldavino, kau satpam baru jadi kau tidak mengenalku."

"Maaf Nona tetapi ini bukan rumah anda lagi karena Pak Aldavino sudah menjual rumah ini kepada bos saya." jelasnya membuat Maura terbelalak.

"Apa! Jangan bercanda. Itu tidak mungkin. Papi tidak akan menjual rumah ini." Maura tidak percaya. Menjual rumah? Tidak mungkin!

"Saya berkata sebenarnya Nona, anda bisa tanyakan kepada orang tua anda sendiri bahwa rumah ini sekarang bukan milik anda lagi. Bos saya sudah membeli nya." Maura tetap tidak percaya dan ia ingin menerobos masuk tetapi Satpam itu segera mencegahnya dan menyerat Maura ke luar. Maura jelas meronta tidak mau keluar dari rumah itu tetapi apa daya tenaga Maura tidak sekuat pria itu.

"Maaf Nona saya harus melakukan tindakan kasar karena anda ingin menerobos masuk kedalam." ucap Satpam itu lalu menutup gerbang dan menguncinya. Maura berteriak menyuruh orang itu membuka gerbangnya.

"Hei! Buka, aku tidak percaya Papi Ku menjual rumah ini. Rumah ini sangat berharga untuk kami dan Papi tidak mungkin menjualnya." Maura berkata dengan mata memerah. Ada apa ini? Kenapa bisa rumah ini di jual? Papi dan Maminya kemana sebenarnya? Maura memutuskan untuk menginap di dalam hotel untuk sementara, hari ini ia memutuskan untuk beristirahat karena ia cukup lelah hari ini dan Maura akan mencari tahu keberadaan  nya besok.

Di tempat lain seorang pria sedang menerima panggilan dari seseorang yang melaporkan bahwa ada seorang gadis yang ingin menerobos masuk ke dalam rumahnya."Dia berkata bahwa dia adalah Maura Aldavino pemilik rumah ini sebelum nya Tuan." jelas Satpam di sebrang sana.

"Baiklah, kalau dia datang kembali kau tahu apa yang harus kau lakukan." ujar pria itu kemudian mereka memutuskan sambungan. Pria itu menatap jalanan kota dari jendela kantornya yang memang berdinding kaca. Pria itu meminum Vodka nya dengan wajah dingin nya.

"Maura, rupa nya kau sudah kembali. Sepertinya kau belum tahu apa yang terjadi dengan keluargamu. Sangat menarik." ucap pria itu tersenyum miring dan meminum Vodka nya lagi kemudian seseorang mengetuk pintu menunjukkan seorang wanita masuk.

"Maaf Pak Arka, sebentar lagi anda akan ada rapat. Mohon bersiap-siap." ujar gadis itu kepada Arka. Arka menatap gadis itu sejenak.

"Baiklah, terima kasih Tiara, kau bisa kembali." balas Arka dan Tiara pun keluar dari ruangan nya. Tiara, Arka mempekerjakan Tiara di perusahan ini karena semenjak diri nya menjabat salah satu orang terpenting di perusahaan Hartomo Grup Arka yakin bahwa Tiara mampu menjadi sekertaris nya dan terbukti Tiara memang kompeten.

Sedang kan Tiara setelah ia keluar dari ruangan Arka, Tiara duduk seraya memikirkan sesuatu hal yang menganggu pikirannya. Sosok Arka yang sangat berbeda dari Arka 6 tahun yang lalu, Tiara tahu kenapa Arka bisa berubah menjadi lebih dingin tak tersentuh itu semua karena kematian kedua orang tua Arka.

Besoknya Maura mulai mencari keberadaan Mami dan Papi nya tetapi ia bingung harus memulai dari mana mencari mereka karena tidak ada petunjuk sekalipun. Tetapi tiba tiba saja Maura mengingat perusahan Papi nya dan mungkin ia akan mendapat informasi di sana. Setelah itu Maura segera pergi menuju perusahan nya, beberapa menit di perjalanan akhirnya Maura sampai di sana. Tanpa pikir panjang Maura langsung masuk dan bertanya kepada resepsionis yang sudah berganti.

"Saya ingin bertemu Pak Tommy Aldavino. Apa dia ada di ruangan nya sekarang." tanya Maura membuat resepsionis itu mengernyit.

"Maaf disini tidak ada nama itu." Maura terkejut mendengarnya dan Maura menjelaskan bahwa nama itu adalah nama pemilik perusahan ini dan dirinya adalah anaknya tetapi Maura malah di di tawakan oleh beberapa orang di sana.

"Tidak mungkin! Papi saya pemilik perusahaan ini, bagaimana bisa kau tidak tahu nama pemilik perusahan ini."

"Maaf, sepertinya anda masih belum tahu bahwa perusahaan ini sudah berpindah tangan. Bos saya sekarang yang memiliki perusahaan ini." penjelasan wanita itu membuat Maura mematung. Ada apa semua ini? Kenapa rumah dan perusahan nya bukan milik Papi nya lagi?

"Bisakah aku bertemu dengan pemilik perusahan yang sekarang? Aku ingin bertanya kepada nya." pinta Maura tetapi wanita itu menolaknya karena harus ada perjanjian terlebih dahulu untuk bertemu bos mereka. Maura bersikeras meminta untuk bertemu tetapi mereka tetap menolak. Maura pergi dengan kesedihan yang mendalam mendengar kenyataan ini, rumah dan perusahan Papi nya sudah menjadi milik orang lain, apa karena ini mereka semakin mengirim uang sedikit?

Maura mencoba menahan air mata nya yang akan jatuh sebab kenyataan ini memukul telak dirinya. Maura ingin tahu kenapa bisa mereka kehilangan semua ini sebab ia tahu Papi nya tidak akan mudah menyerahkan rumah dan perusahan yang Papa nya bangun dari nol. Maura memutuskan untuk pulang tetapi tiba tiba saja getaran di ponselnya membuat Maura terkejut dan lebih terkejutnya lagi siapa yang menelfon nya.

Papi.

***

Selamat pagi.

Gimana part ini?

tinggalin jejak kalian ya guys 💋

Vote komen dan follow ya. ❤

25.06.2021.
09.00 wib

Yang Terdalam (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang