𖤘 ˖ Langit Kelabu

134 18 10
                                    

Alunkan; Tulus - Langit Abu Abu.

ᨓᨓ

Di dalam ruang temaram. Gue duduk termenung berteman kan rasa kecewa. Ditambah alunan lagu bertemakan patah hati, semakin lengkap sudah hari galau gue.

Kemarin, suasana hati gue masih cerah. Secerah senyuman gadis yang gue idamkan. Kita bertemu mengisi waktu luang bersama. Mengukir kenangan tak terlupakan. Tapi, sepertinya hanya gue merasa kenangan itu sangat berarti.

Hari ini, tepatnya sore tadi. Kita kembali bertemu. Dengan maksud yang berbeda. Jika kemarin di isi canda tawa. Air mata dan emosi jadi pengisi hari ini.

Dara

Ga, lo dimana? Please banget gue mau ketemu.
Ditempat biasa ya, gue tunggu.

Di tempat bagaimana awal kita berjumpa. Dulu, gue jadikan tempat ini sebagai tempat paling di suka. Lain untuk sekarang, sejak dia mengisi kenangan tempat ini dengan kisah si Tuan. Jari lentiknya tak berhenti menari sebab gelisah. Derai air matanya basahi pipi.

"Gue gak tau kenapa jadi gini. Beberapa hari lalu gak ada masalah. Sekarang berubah."

Lagi, dia ceritakan ke gue. Cara si Tuan memberi luka padanya. Dara sebut gue lebih baik dibanding dia. Dara sebut gue lebih perhatian dibanding dia. Dara bandingkan gue dengan si Tuan yang terlihat tak ada apa-apanya.

Senang? Jelas. Gue merasa paling unggul. Merasa lebih baik dibanding lalat itu. Dari ceritanya gue buat kesimpulan kalau si Tuan bukanlah pria yang baik-baik. Bisa dibilang pria brengsek.

Tapi semua itu tak berguna, kalau Dara tetap memilih bersamanya.

Walau tak pernah si Tuan beri sapaan kalau bukan Dara yang memulai. Kabar pun jarang diberinya. Buat Dara gelisah berpikir hal yang tidak-tidak. Perlahan terjebak dalam ruang lara.

Tapi lo masih mempertahankannya.

"Udah kesekian kalinya lo datang dan sedih karena dia. Kenapa gak coba lo lepas?"

"Gue sayang sama dia, Raga."

"Sayang tapi saling nyakitin, buat apa?"

Kalau si egois menguasai gue. Sudah dari lama gue alihkan hatinya cuma buat gue. Tak peduli dia mau atau tidak, gue berusaha biar dia mau ukir sejarah baru bersama gue. Namun, bahagianya dengan si pembuat luka. Meski akhir pilihannya buat pihak lain terluka.

"Bicara baik-baik sama dia. Selesaikan semua kesalahpahaman yang ada. Kalau keadaan semakin buruk. Perlahan kamu lepasin dia. Daripada memelihara luka."

ᨓᨓ

Gue dengar kabar dia bahagia. Buih-buih masalahnya telah sirna. Kini luka-lukanya mulai reda. Lalu dia pergi kembali dengannya.

Dia datang ke gue ketika patah. Lalu pergi kala harinya kembali indah. Dia datang ke gue ketika rapuh. Lalu pergi kala dia sudah tak butuh.

Lo tahu, gue merasa di permainkan.

Terasa sakit menikam relung hati. Bukan perihal kepergiannya. Tapi dengan siapa dia bersama setelah gue. Sekarang hari gue macam langit kelabu. Tanpa ada lagi kabar singkat darinya.

11 Juni

Ra, lagi apa?
Jalan yuk gue bosen nih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᖗ。 Aksara AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang