𖤘 ˖ Dialog Lengang Malam

138 24 25
                                    

Tok!

Tok!

Malam tenangnya kembali terganggu. Tak sekali dua kali bunyi ketukan pada jendalanya mengganggunya. Sudah dipastikan siapa pelakunya. Tak salah lagi, si pemuda menyebalkan.

Dengan paksa Renata bangkit dari rebahnya. Di buka tirai jendela dengan keras. Seorang pemuda menggunakan hoodie dan celana selutut berdiri dibalik jendela. Ia asik menertawakan raut wajah Renata yang kesal.

"Ngapain sih, Dra?! Gak kapok di marahin bapak gue?"

Renata membuka jendela tak bertralis dan duduk di daun jendela. Tak ada jeranya pemuda ini. Padahal sudah berulang kali ia dapat semprot dari si Tuan besar karena tindakannya.

"Mau ngajak lo main, drive night lah."

"Stress ya lo? Gue masih banyak tugas, terus besok kelas pagi. Ya lo pinter pasti tugas udah beres semua. Lah gue?"

"Udah kalem, nanti gue kasih contekan."

Rendra mengulurkan tangannya 'tuk membantu Renata keluar melewati jendela. Namun gadis itu menggeleng kuat. Bayangan amukan sang ayah buatnya takut. Uang jajan nya pasti akan menjadi korban.

"Lo gak liat itu ada CCTV? Lo mau besok kepala lo gak ada?"

Tak heran dengan keberadaan kamera pengintai yang tertempel manis mengarah ke jendela. Itu yang sang ayah lakukan agar tak lagi kejadian putrinya yang tiba-tiba di culik pemuda nekat ini.

"CCTV nya gak nyala. Percaya sama gue."

"Ogah percaya sama lo. Musyrik."

"Bapak lo yang bilang itu cuma bohongan. Udah ayo cepet."

Sebenarnya Renata sangat ingin menyusuri lengang malam dingin bersama pemuda ini. Tapi ia lebih takut sang ayah akan marah besar.

Melihat keraguan, Rendra berusaha menyakinkan. "Bapak lo gak akan marah, percaya sama gue."

"Kalau bapak gue marah terus uang jajan gue di potong, lo mesti tanggung jawab."

Diam sejenak sampai pilihan akhir gadis itu menyetujui. Renata kembali ke kamar 'tuk mengambil hoodie. Di luar Rendra bersorak ria dalam diam sembari mengirim sebuah pesan kepada seseorang.

Pak, makasih banyak udah mau diajak kerja sama. Doa in ya Pak pdkt-an nya lancar, hehe

Rendra terkekeh tak bisa sembunyikan bahagianya sembari melihat teman chatting nya yang sedang online.

Bapak Calon Mertua

Bawa aja Dra, gak usah di balikin anaknya suka nyusahin. Bercanda, jaga anak bapak ya Dra, pokoknya bapak tunggu kabar bahagianya👍

Anjay dapet lampu hijau guys!

Rendra terkejut bukan main. Bibirnya tak bisa menahan senyuman. Jantungnya berdegup kencang pipinya kini perlahan bersemu merah. Siapapun tolong pegang Rendra, bisa-bisa ia terbang ke awang-awang sampai lupa kembali ke bumi.

Sudah dapat restu dari Tuan besar. Kini tinggal dapat jawaban dari putrinya.

"Kenapa lo, Dra? Senyum-senyum sendiri."

Rendra menggeleng pelan sembari menonaktifkan ponselnya. "Gak apa-apa. Tadi habis chattan sama bapaknya gebetan."

"Widih, siapa tuh? Gercep juga lo sampe udah bisa chattan sama bapaknya," goda Renata sembari melompat dari jendela yang di bantu Rendra. Rendra hanya tersenyum sembari menggandeng tangan Renata membawa ke mobilnya.

ᖗ。 Aksara AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang