Crazy plan

1 0 0
                                    

Akalanka menatap tajam ke arah Ibu nya yang kini dengan santai memakai cincin berlian di hadapannya. Sudah 10 menit mereka berdua duduk di sebuah ruangan perhiasan milik Ibu nya.

Acara makan malam tadi berlangsung dengan suasana tegang. Apalagi dengan di tambah kehadiran keluarga Bianca. Rasanya Akalanka ingin memuntahkan seluruh isi perut nya.

Dan di tambah pembahasan mereka tadi. Benar-benar membuat Akalanka ingin memusnahkan mereka dalam sekali tembakan.

Vivian—Ibu nya—dengan seenaknya jidat menjodohkannya dengan gadis Gila itu, Bianca. Huh! Akalanka lebih baik mati muda daripada menyiksa diri dengan menikahi gadis itu. No. Big no!

"Mah! Aku gak mau di jodohin sama dia!" Akalanka jelas menolak. Dihati nya masih ada Aneska. Akalanka bukan tipe pria jika ditinggal wanita nya dia akan mencari wanita lain. Dia akan bertahan dengan satu wanita.

Vivian berdecak. "Kau harus mau! Mama sudah putus kan itu." Ucapnya tegas.

"Lagi pula, Bianca gadis yang cantik berpendidikan dan juga sopan." Lanjut Vivian sambil memilih gelang mana yang cocok dengan baju nya.

Dasar ibu-ibu rempong.

Akalanka menggerutu. Iyah benar Bianca gadis yang cantik. Sangat malahan. Berpendidikan? Ya Akalanka akui Bianca memang pintar. Namun Sopan? Hah! Sopan dalam artian apa? Memeluk lelaki yang bukan muhrimnya itu kan yang dinamakan sopan? Masuk ruangan orang tanpa mengetuk itukah sopan?

"Turuti keinginan Mama jika kau masih ingin melihat Mama mu hidup Aka!" Titah Vivian sambil menyimpan kotak perhiasan besar nya dengan kasar.

Akalanka menghela nafas panjang. "Oke! Aka mau dijodohin sama Bianca," ucap nya pelan.

"Tapi—" Vivian mengangkat sebelah alis nya.

"Aku mau pendekatan dulu. Gak mau langsung nikah gitu aja. Aku mau mengenal Bianca lebih dekat." Ucap Akalanka. Yah ini yang terbaik. Aishh bukan yang terbaik, Malah memperburuk. Tapi setidaknya Akalanka punya waktu untuk menyingkirkan wanita itu.

"Berapa?" Akalanka menatap Vivian penuh tanya.

"Berapa lama?" Vivian memperjelas.

Akalanka nampak berfikir. Matanya bergerak ke atas dan ke bawa. Kebiasaan nya ketika memikirkan sesuatu.

"Aku gak tau. Lagi pula aku baru lulus SMA, Masih mau kuliah dan kerja."

"Oke."

Dan Selesai.

Tak ada percakapan lagi. Akalanka sibuk dengan ponsel nya dan Vivian sibuk dengan puluhan kotak perhiasan.

••••

Sorry kalo part yang ini pendek. Emang sengaja buat di pendekin aja biar penasaran sama part selanjutnya.

Dear : BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang