23. Awal retakan

13 5 6
                                    

"Jina ? Kamu okay hmm ? Maafin kakak telat kesini." Ucap Haechan yang memang buru-buru untuk bisa sampai kesini.

"It's okay kak, aku gapapa. Kakak Kenapa kesini ?" Tanya Jina

"Kakak khawatir, kamu sakit dan kamu sendirian." Ujar Haechan lembut

"But kak, pacar kakak ulang tahun, apa dia gak sedih ditinggalin kakak kaya gitu."

Seketika Haechan mematung, Haera memang tidak pernah menuntut sama dia, bahkan dia sadar kalau dia sudah banyak berbohong sama kekasihnya itu.

"Kakak tau, tapi kamu juga penting kamu demam dan disini gak ada siapa-siapa, it's ok urusan kakak biar nanti kakak yang urus, udah makan ?" Tanya Haechan mengalihkan pembicaraan

"Belum, tapi aku gak laper." Jawab jina

"Makan dulu sekarang." Haechan gak mau kalah.

Jina akhirnya mengangguk mengiyakan perintah Haechan.

"Pinter, kakak ambil dulu nasi nya."

Jina mematung sendiri, pikirannya kalut, dia menyesal telah menghubungi Haechan, andai dia tidak melakukan itu pasti sekarang Haechan bersama dengan pacarnya.

Jina semakin merasa bersalah, karena harus hadir di tengah-tengah kisah mereka.
Jina tau apa yang dia lakukan saat ini menyakiti wanita itu.

Jina tak yakin kalau dia akan baik-baik aja di posisi ini, Jina tau andai jika dia ada diposisi wanita itu sungguh itu akan menyakitkan.
Membayangkan nya saja Jina gak sanggup.

Tak terasa dia meneteskan air matanya "maafin aku kak, maafin Jina."

Gak lama Haechan pun masuk dengan sepiring makanan di tangan nya, tapi dia kaget ngeliat Jina yang Udah nangis.

"Kok nangis, kenapa nangis ? Ada yang sakit ? Pusing ? Atau kenapa ?" Tanya Haechan khwatir.

Jina menggelaleng "bukan, aku gapapa kak."

Haechan betul-betul khawatir "kalau kamu gapapa gak mungkin kamu nangis"

"Aku cuma takut kak."

"Takut kenapa ?" Tanya Haechan lembut

"Maafin aku karena aku udah hadir di hubungan kakak." Kata Jina dengan penuh rasa bersalah

"It's ok ini bukan salah kamu, semua udah harus terjadi dan kakak juga gak bisa hentiin ini Jina." Jawab Haechan

"Padahal kakak bisa aja nolak kan ? Kakak tau kan kalau kak Jeno tau soal ini aku gimana kak ?"

Fyi, jadi jina ini adalah adik nya Jeno, tapi gak sekandung alias Taeyong ngadopsi dia waktu jina umur 7th, saat itu emang jina gak tinggal bareng sama Jeno karena jina tinggal di rumah nenek nya, tapi Jeno sayang banget kok sama jina dia udah anggep jina kaya adek kandungnya sendiri.

"Kakak tau na, tapi Satu hal yang gak bisa kakak bantah, perintah ayah. Itu satu hal tersulit buat kakak sekarang" kata Haechan

"Tapi kalaupun kaya gini kakak maupun aku pasti bakalan ngerasa bersalah banget, apalagi sama pacar kakak, aku tau betul gimana nanti perasaan dia"

Haechan semakin menunduk karena apa yang dikatakan Jina semua benar, Haechan beneran gak mau ngelakuin ini, tapi satu hal yang Haechan gak bisa tinggalkan, adalah Jina, anggaplah sekarang dia serakah, karena Haechan gak mau melepaskan keduanya.

"Kakak juga tau ini salah, tapi kakak gak bisa berbuat apa-apa, kakak harus secepatnya untuk jujur sama dia, kalau kamu adalah calon istri kakak."

Rasanya Jina gak sanggup harus ngeliat bagaimana ekspresi pacarnya ketika semua itu harus diungkapkan.

Sorry HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang