the first night

733 74 7
                                    

Lee Heeseung. Kini ia tengah terduduk di sofa kamarnya. Ralat, bukan kamarnya. Ini adalah kamar hotel, tempat dimana ia baru saja menikah dengan seorang pria yg tidak begitu ia kenal.

Sebut saja ini sebagai perjodohan. Heeseung tak menolaknya, orang tuanya lebih penting dari apapun. Ia tau, apa yg dipilih oleh orang tuanya adalah yg terbaik.

Ia hanya akan menjalani harinya bersama pria tampan nan kaya. Terlihat sempurna, namun. Heeseung merasa sedikit gelisah.

Sedikit takut, karena ini adalah malam pertama mereka. Otaknya bahkan sudah memikirkan ini selama resepsi berlangsung tadi.

Tidak bisa disebut mesum, Heeseung hanya takut. Hidupnya ini selalu bergantung kepada orang tuanya. Dan sekarang, ia harus tinggal dengan pria yg belum lama ia kenal.

Heeseung masih duduk melamun di sofa. Piyama putih polos telah terpasang rapi pada dirinya. Sedikit tidak nyaman karena benar benar tipis. Tapi Heeseung tak menghiraukan nya. Sungguh rasa gugup kini tengah menyelimuti dirinya.

Ceklek...

Pintu kamar mandi terbuka, menampakkan sosok pria dengan bathrobe putih di tubuhnya. Park Jongseong, sebut saja Jay. Park Jay. Ia berjalan mendekat pada Heeseung.

Membuat sang empu kalang kabut dalam hatinya. Sungguh, Jay menatap nya dengan tatapan intens. Jantung Heeseung berdegup kencang. Ia tak akan waras jika terus di perhatikan seperti itu.

"Ada apa?" Tanya Jay.

Ia menatap Heeseung dengan tatapan bertanya. Kenapa lelaki manis ini terlihat gugup. Apa ada yg salah?

"Bukan apa-apa"

"Lalu?"

"Apa?"

Jay menghela nafasnya, sulit menjelaskan bahwa ia bukan lagi orang asing Dimata Heeseung.

"Aku suamimu sekarang kan?"

"Ya, k-kau suamiku"

Diam sebentar Heeseung memikirkan apa yg harus ia lakukan sebagai pasangan yg baik. Astaga...

Heeseung langsung berdiri dari duduknya. Menatap Jay dengan mata berbinar. Ia tau apa yg dinginkan suaminya.

"Aku akan keluar"

Heeseung hendak berjalan cepat, namun tidak. Setelah tangan Jay menghentikan langkahnya.

"Apa? Kau benar benar tidak paham?"

"Kau ingin aku keluar kan?karena kau ingin memakai baju. Bukankah begitu?"

Lagi lagi, Jay kembali menghela nafas nya. Heeseung sungguh tak menyadari apa yg dibutuhkan dirinya sekarang.

Jay mendekati Heeseung, memeluk nya dari belakang. Mengendus perpotongan leher Heeseung dengan lihai.

"Sshh..."

Heeseung menggeliat, aneh rasanya. Sesuatu yg membuatnya ketakutan setengah mati seakan akan datang sebentar lagi.

Jay berhenti tepat di telinga kanan Heeseung.

"Kau ingin aku mati kedinginan hm?"

Heeseung lantas menggeleng. Sudah, ia sudah mengerti apa keinginan suaminya itu sekarang. Piyama, suaminya ini membutuhkan piyama untuk tidur.

Heeseung segera berlari ke arah lemari kamar hotel. Membuka dan mencarinya secara terburu-buru. Setelah akhirnya ia menemukan piyama putih yg sedikit berbeda dengan miliknya.

"Ini kan?"

Jay tersenyum simpul. Langsung mengambil piyama itu dan mengganti baju didepan Heeseung. Sungguh, tepat di depan mata Heeseung.

Our Destiny•jayseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang