thats happen

251 25 2
                                    

Ceklek....

Pintu rumah terbuka, menampilkan Jay yg masih lengkap dengan setelan jas kerja miliknya. Jam telah menunjukkan pukul 7 malam. Sementara pria tampan itu telah berjanji pada Heeseung untuk pulang jam 5 sore.

Jay mengedarkan pandangan nya pada ruang tamu. Heeseung tidak ada disana. Lalu, di ruang tengah, hasilnya sama. Terakhir, Jay pergi ke dapur. Dan ya! Menemukan Heeseung tengah berkutat dengan berbagai jenis bahan masakan.

Jay berusaha mengubah raut wajahnya. Ia tersenyum, lalu menghampiri lelaki manis itu.

"Membuat apa hari ini?" tanya Jay.

Seperti biasa, memeluk yg lebih kecil dari belakang. Sesekali mengendus harum vanilla di perpotongan leher sang Submissive.

"Sudah pulang?"
Heeseung membalikkan badannya. Menatap Jay dengan sedikit raut kecewa.

Jujur, sebenarnya dia sangat kecewa karena tak bisa menikmati waktu bersama. Tapi ia berusaha mengontrol perasaannya. Sudah cukup menjadi anak manja bersama kedua orang tuanya. Jangan juga menjadi pasangan manja untuk suaminya.

Jay menggenggam tangan lentik itu. Di kecupnya punggung tangan si manis.

"Maaf kan aku hm?"

"Kenapa? Aku tidak marah kok" jawabnya.

"Maaf karena membuatmu menunggu"

Heeseung akhirnya tersenyum simpul. Dia membantu Jay melepaskan jas kerja yg suaminya kenakan. Tak lupa juga membantu melepas dasi yg sedari pagi masih rapih bertengger di leher Jay.

"Iya, aku tidak apa apa. Lain kali jangan begitu ya, bilang saja kau tidak tau jam berapa akan pulang. Aku juga tidak akan marah" ujar Heeseung yg masih melipat jas milik Jay.

Langkah selanjutnya membuat Heeseung membulat kan matanya. Jay tiba tiba memeluknya. Sangat erat, hingga dirinya sedikit sesak.

"Yeobo, jangan terlalu erat. Aku tidak akan menghilang" suara Heeseung terpendam akibat pelukan Jay.

"Pada akhirnya kau juga akan hilang sayang" sahutnya.

"Apa maksud mu?"

"Tidak, lupakan"

Jay melepas pelukannya. Membiarkan Heeseung menyiapkan beberapa makanan di atas meja makan.

Sekedar info, Heeseung sedikit demi sedikit sudah bisa memasak. Walau hanya masakan sederhana, setidaknya ia bisa memasak.

Ya, seperti sekarang. Heeseung hanya memasak satu menu. Ia baru saja belajar memasak samgyetang. Walaupun bisa di bilang cukup sederhana, tapi Heeseung lumayan kewalahan hanya untuk memasak dua porsi samgyetang.

"Duduklah, aku akan menaruh jas mu dulu" Heeseung pergi ke kamar, dia berniat meletakkan jas kebanggaan suaminya.

Jay hanya diam, dia duduk di salah satu kursi. Sebelumnya, ia sempat mengambil kimchi dari dalam kulkas. Dan menyiapkan air putih juga.

"Ah, kimchi kesukaan ya? Aku ingin belajar membuat yg seperti itu" Ucap Heeseung yg baru saja kembali.

Ia mengambil posisi duduk di hadapan Jay.

"Tidak perlu, aku bisa minta di buatkan kapanpun pada eomma" tolak Jay.

"Itu merepotkan tau. Lebih baik aku belajar dari eomma, dan mempraktikkan nya sendiri" sahut Heeseung dengan sedikit kesal.

"Ara, belajarlah dengan eomma. Lalu buatkan aku kimchi yg enak" Final Jay disertai kekehan.

Heeseung hanya tersenyum sampai menunjukkan gigi putihnya yg amat rapih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Destiny•jayseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang